Al & El || 49

22 5 0
                                    

Kini seorang lelaki dengan tubuh tegapnya sedang duduk di kasur king size nya yang sedang di periksa oleh dokter pribadinya.

"Tuan sudah di perbolehkan pulang ke indonesia, karena kondisi fisik nya sudah stabil, dan bekas jahitan juga sudah mengering."ucap sang dokter

"Beneran dok?!"tanya lelaki itu dengan antusias

"Iya,"jawab sang dokter dengan tersenyum ramah

Sag dokter beralih pada uncle Erthan yang berdiri di sampaing sang dokter, "dia sudah bisa di bolehkan pulang dan ingat! Obatnya di konsumsi sesuai anjuran yang tertulis.."ujar sang dokter pada unclr Erthan

"Baik dok, terimakasih atas kehadiranya untuk memeriksa ponakan saya.."ucap uncle Erthan seraya tersenyum tipis kepada sang dokter

"Baik, kalau begitu saya pamit.. permisi,"ujar sang dokter lalu pergi dari ruang kamar milik lelaki yang di periksanya

"Terimakasih dok.."ucap uncle Erthan

"Sama-sama,"

Lelaki tersebut memandang wajah sang uncle dan tersenyum senang kepada uncle nya, tatapan hangat yang di berikan uncle Erthan membuat lelaki itu selalu tersenyum. Lelaki tersebut sungguh bersyukur sekali mendapatkan uncle sebaik uncle Erthan, ia sungguh-sungguh berterimakasih pada uncle nya yang merawatnya dari awal ia ke Australia sampai 3 bulan yang sudah di lalui, kini ia sudah sembuh total berkat uncle nya, dari perawatan dan pengoperasian pun uncle nya yang membayarkanya. Uncle Erthan dan bibi Zoe memang sungguh baik kepada semua orang, mereka tak memandang derajat orang yang di bantunya. Mengapa bibi Zoe tak ikut merawatnya karena memang ia di tempatkan khusus untuk dirinya tinggal dan uncle Erthan pun akan datang jika ia membutuhkanya, bibi Zoe ke sini hanya untuk membawakan makanan atau enggak membawa anak ke 3 nya untuk di titipkan ke dia.

Sang uncle tersenyum hangat melihat itu,"kamu boleh pulang boy,"ujar uncle Erthan

"Iya uncle,"jawab lelaki itu

"Boy, uncle boleh mintak sesuatu sama kamu nggak?"tanya uncle Erthan pada lelaki yang di sebut ponakanya

"Boleh dong uncle, mau apa?"tanya lelaki itu dengan tatapan serius nya

"Uncle gak yakin Zevora bisa nerima kamu lagi nanti, karena sudah 3 bulan lebih kamu meninggalkan mereka, pasti sudah ada pengganti kamu.."

"Kalo kamu udah gak jadi anggota di Zevora seenggaknya kamu pantau terus perkembangan Zevora di tangan generasi selanjutnya,"ucap uncle Erthan dengan tanganya yang di tepukan kepada pundak ponakanya.

"Siap uncle, aku akan terus mantau keadaan Zevora selalu.."ucap lelaki itu

"Baiklah,kamu mau berangkat kapan?"tanya uncle Erthan

"Mungkin malam ini uncle,"jawab lelaki tersebut

"Gak besok aja?"tanya uncle Erthan

"Ini juga udah malem boy,"lanjut uncle Erthan yang mengkhawatirkan keadaan sang ponakan

"Gak usah khawatir uncle, aku kan udah gede.."ucap lelaki itu dengan sedikit kekehan di mulutnya, matanya menyipit kala ia terkekeh dan itu sangat manis dan bertambah gantenggg

"Iya tapi kamu baru baikan boy,"ucap uncle Erthan

"No uncle! Aku bakal balik malam ini juga!"dasar emangnya keras kepala gimana sih? Ya kek gini ni, susah di atur dan suka maunya menang sendiri.

Dengan helaan nafas panjang, Erthan pun akhirnya mengalah, mau sekeras apapun dia menasehati pasti ponakanya itu akan selalu menentangnya, karena emang dasarnya keras kepala ponakanya yang satu ini, "Yasudah, uncle pesankan tiket pesawat yang lounching malam ini."ucap uncle Erthan

"Suwun, makasih, hatur thank you unclee..."lelaki itu menjumput tangan milik uncle nya dan menciumnya berkali-kali.

"Iya, yaudah nanti bibi Zoe bakal ke sini buat bantuin kamu packing,"ujar uncle Erthan

"Uncle pamit dulu, assalamualaikum!"ucap uncle Erthan, lalu dengan sekejap ia menghilang dari pandangan lelaki itu.

                           ***
Pagi yang sangattt cerah ini membawa kebahagiaan tersendiri bagi perempuan yang menyandang sebagai seorang dokter, dia adalah Alfi yang kini sedang berjalan-jalan di taman kota, ia berniat untuk ke mall terdekat hanya membeli keperluan bulanan nya yang mulai menipis.

Bruk!

"Aww!"

"Maaf,"lelaki itu membantu Alfi yang ia tabrak untuk berdiri

"Mbak gak papa?"tanya laki-laki itu dengan melihat kondisi Alfi

"Gapapa, lain kali hati-hati!"ucap Alfi dengan membersihkan rok nya dan telapak tanganya yang sempat ia gunakan untuk menopang tubuhnya agar tidak terjungkal.

"Sekali lagi saya minta maaf, dan saya permisi assalamualaikum.."

Tunggu! Suara itu? Suara yang sudah lama sekali ia tak dengar.. suara nya mirip sekali dengan Darrel, postur tubuh dan tinggi badanya juga sama persis, ia tak melihat muka nya karena dia menggunakan kacamata hitam, masker hitam dan topi hitam.

"El?"tanya Alfi hampir tak di dengar orang

"Tunggu!!"teriak Alfi berusaha untuk mengejar laki-laki itu, namun ia kalah cepat.. karena laki-laki itu sudah menghilang dari pandangan dan kerumunan dari padatnya orang-orang di taman kota ini.

"Hufttt.. "helaan nafas terdengar, itu sepertinya suara Alfi yang mungkin sedang mengatur nafasnya karena terlalu capek mengejar laki-laki tersebut.

"Itu beneran El bukan sih?"tanya Alfi pada dirinya sendiri

Ahhh sudah lakh, pikir pusing bener dah... mending ia melanjutkan acara berjalanya untuk sampai pada tujuan utamanya yaitu mall.

Sesampainya di mall, ia membeli kebutuhan bulanan yang sempat ia catat di selembar kertas yang menjulang panjang, aihh rumitt sekali.

"Shampo, sabun, cuci muka, lulur, dll.."dan masih banyak lagi kebutuhan yang ia perlukan untuk di kamar mandi.

Setelah selesai dengan urusan keperluan untuk mandi, ia berjalan untuk membeli sayur-sayuran yang sempat ibu titipkan padanya. Dari mulai bayam, cesim, koll, dll. Bumbu dapur ia berinisiatif untuk membelikannya karena mungkin di rumah sudah habis, mungkin ibu nya lupa.

Setelah selesai dengan keperluan dapur, ia kini berjalan menuju tempat dimana banyak cemilan yang berjejer rapih di sana, ia mengambil banyak-banyak untuk kebutuhan nya di rumah agar tidak bolak-balik, ia juga membeli susu kotak rasa coklat satu dus untuk ia konsumsi sendiri.

Ia kini beralih pada mesin kasir yang pastinya antrianya banyak dan panjang, tak hanya itu.. ibu-ibu pasti akan mendahului remaja dan anak dewasa sepertinya ini. Sudah banyak orang yang seperti itu disini jadi Alfi tak mengherankanya. Lama ia menunggu akhirnya kini giliranya untuk menghitung total belanjaan yang ia beli.

"Totalnya 895.000 mbak,"ucap sang kasir

Alfi memberikan 9 lembar ratusan uang kepada sang kasir, "kembalianya ambil mbak,"ucap Alfi

Ia menenteng 1 plastik kresek dan 1 dus yang berisi susu kotaknya. Jika ia tahu akan serumit ini, ia akan menggunakan motor tadinya... huftttt.

Tin!
Tin!

"Minggir woe!!"teriak pengendara motor yang baru saja mengklaksonkan motornya

"Sabar bisa ?!"tanya Alfi dengan ngegas, ia berbalik menatap sang pengendara motor.

"Loh kak Al?"tanya pengendara itu kikuk

"Apa?!"tanya Alfi ngagas

Zaki menyengir dan membuka helm full face nya itu, "Hehe kirain siapa kak, mau bonceng gak?"tawar Zaki yang kasian melihat Alfi membopong berat-berat seperti itu

"Boleh, bantuin nih.."ucap Alfi dengan menyodorkan satu dus yang ia bawa, Zaki menerimanya dan membawa dus tersebut ke depan.

"Naik kak!"titah Zaki

Untungnya Alfi memakai lejiing dan rok, kalau tidak mungkin ia lebih meilih jalan kaki daripada harus bonceng Zaki kalo auratnya kelihatan.

"Jalan.."ucap Alfi yang diangguki Zaki

AL & EL [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang