Met membaca😇
***
"Woii Sat!"panggil Bimo
"Jangan panggil Sat setan!"sentak Satrio mendelik kepada Bimo yang tengah tertawa bersama lenggana yang kini sedang memperbaiki motor milik pelanggan.
"Terus apa dong?"tanya Bimo dengan tatapan polosnya
"Serah lo pada akh!"rajuk Satrio yang kini malah pergi meninggalkan pekerjaanya untuk ke belakang karena kesal dan entah mengapa ia menginjakan kakinya untuk melangkahkan ke arah belakang.
Dirinya memutuskan untuk mencuci muka saja daripada mengurusi anak setan seperti mereka. Setelah cuci muka, dirinya berganti menjadi pekaian biasa yang sebelumnya ia kenakan sebelum menggunakan pakaian montir.
"All gue cabut dulu, mumpung udah semua kerjaan gue.."ujar Satrio
"Oke hati-hati,"
Jam menunjukan pukul 05.28. dirinya beralih ke arah per Caffe an tempat dirinya bekerja, Satrio bekerja di sebuah Caffe terkenal di jakarta, sudah lebih dari seminggu mungkin dirinya bekerja disini, itupun karena pemilik caffe nya uncle nya. Mengapa uncle nya tau? Karena ada mata-mata yang selalu memperhatikan gerak gerik Darrel, dan juga Darrel menolak mentah-mentah pemberian uang dari uncle nya karena dirinya ingin mendapatkan uang tersebut dengan hasil jerih payahnya sendiri, agar tau bagaimana dulu kakek sembelum kakek dan sebelum kakeknya itu susahnya seperti apa sebelum kaya seperti sekarang. Alhasil uncle nya itu memberikan saran untuk bekerja sebagai manager di caffe milik nya namun Darrel menolaknya dan malah ingin menjadi pelayan biasa di caffe uncle nya. Dirinya bekerja saat sepulang dari bengkel.
"Pamika,"panggil Satrio kepada teman sesama pelayan
"Iya Sat?"tanya Pamika yang di panggil Satrio
"Jangan manggil gue Sat bisa? Rio aja kalo bisa kenapa sih?"sewot Satrio, Pamika hanya menggaruk tengkuknya yang gatal.
"Ada apa Rio?"tanya Pamika mengulangi nya lagi
"Itu si anu belum berangkat Pam?"tanya Satrio
"Anu siapa yo?"tanya Pamika bingung
"Anu itu loh, sapa sih akh!! Lupa gue.."gumam Satrio dengan berusaha memegang kepalanya agar ingat nama-nama teman teman nya
"Supri, Indah, Jinny, Hari, Dani.. siapa??"tanya Pamika dengan mengabsen satu-satu temanya
"Nah iya itu si Sapri kok kagak keliatan batang idungnye?"tanya Satrio
"Supri yo.."geram Pamika
"Iya itulah hahaha,"Satrio tertawa sedangkan Pamika melongo
"Pam, gue ke dalem dulu.."pamit Satrio
Merasa tak ada respon, Satrio menepukan tanganya di depan muka Pamika sehingga membuat gadis terswbut tersentak,"jangan ngelamun.."peringat Satrio
"E-eh iya.."
"Apalagi ngelamunin gue,"setelah mengucapkan kalimat tersebut, Satrio tertawa dan langsung kabur dari sana sebelum mendapat amukan dari Pamika.
"WOE PEDE BENER LO!" Nah kan, baru di bilangin. Pamika langsung berteriak namun saat menyadari sekitar, ia langsung mengatupkan mulutnya.
"Dasar Satrio gajelas,"gumam Pamika, kakinya melangkah untuk meninggalkan pantri belakang.
Kini tepatnya di ruang ganti, Darrel tengah mengganti pakaianya menjadi baju pelayan yang sudah disiapkan dari sini.
Selesai dengan ganti bajunya, ia beralih untuk mengambil pesanan milik pelangkan untuk ia antarkan ke meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL & EL [End]
Fiksi Umum⚠️FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ [Bijak dalam berkomentar dan hargai karya penulisnya,follow sebelum membaca] *** "Dia punya cara tersendiri buat ngebahagiain lo,"ucap gadis yang kini berada di ambang pintu ruangan Al "Ya kalo di...