Al & El || 52

30 5 0
                                    

Misi kakak-kakak

udah pada sahur belom?
Yang hari pertama kagak bisa ikut puasa siapa cunggg!!!

Selamat membacaa😇💚
Jangan lupa tinggalin jejak kalian yaw🐾📌

                          ***

Rintik hujan mulai berjatuhan, ketenangan dalam kegelapan mulai berdatangan, Seorang pria yang kini sedang duduk di teras apartemenya itu menyeruput kopi yang ia buat tadi sebelum duduk di teras, sembari menunggu adzan berkumandang.

Darrel Alvaro Devandi, seorang pria yang katanya sudah di nyatakan meninggal oleh dokter namun nyatanya dia masih hidup dan tinggal di Australia dengan Uncle dan Bibi nya di sana. Dia memikirkan bagaimana jalan seterusnya jika ia terus menerus membohongi publik bahwa dirinya itu meninggal. disisi lain ia juga percaya akan kata pepatah yang mengatakan bahwa serapat-rapatnya kita menyembunyikan bangkai, pasti kecium juga bau nya.

Dengan di temani kopi, ia berfokuskan kepada laptop yang layarnya terus menyala, jarinya berusaha mengetikan serangkaian kalimat-kalimat yang nantinya akan ia buat sebagai dokumen. Kini ia akan berusaha memulainya dari nol, ia akan melamar pekerjaan di sebuah restoran yang berada di sekitaran jakarta. Jadi dirinya ada uang pemasukan, dompet serta handphone nya kan berada di kamarnya saat ia kecelakaan bulan lalu.

Handphone sekarang yang ia pegang ini memang miliknya, namun ini di belikan oleh uncle nya saat di Australia. apartemen ini memang miliknya yang sedari dulu tidak pernah di tempati, jadi taulah keadaan apartemenya sekarang? Walaupun bersih kinclong namun bahan makanan pun tidak ada sama sekali, bagaimana ia akan makan? Uncle nya sih sudah berpesan jika tidak ada bahan makanan untuk makan tinggal bilang saja, agar nanti dirinya mengirimkan sejumlah uang untuk berbelanja kebutuhanya selama rahasia itu belom terbongkar. Namun dirinya tidak ingin merepotkan banyak orang, apalagi dari bulan lalu yang mengurusnya adalah unclenya dan yang membiayai nya adalah uncle nya.

"Selesai,"gumamnya saat berkas yang ia rangkai sudah jadi, ia akan menyamar kan identitasnya dari semua orang, ia kini akan berfokuskan kepada pekerjaanya sekarang, jika di terima.

"Perfect, tinggal besok gue ngelamarnya.."ujar Darrel lagi

Ia tersenyum melihat itu, dirinya akan memulai dari nol, itu yang ia inginkan dari dulu.. memulainya dari nol agar ia juga merasakan bagaimana susahnya berjuang, tidak langsung mendapatkan harta yang gelimang itu tanpa berjuang.

Saat suara adzan berkumandang, Darrel langsung bangkit dari teras dan membawa kopi dengan laptopnya masuk ke dalam apartemennya, dirinya menaruh laptop dan kopinya di meja ruang tengah. Sekarang ia akan membersihkan tubuhnya untuk melaksanakan shalat maghrib, masuk ke kamar untuk mengambil wudhu nya dan mengambil sajadahnya. Dirinya menggunakan koko putih dan sarung hitam di baluti peci hitam yang bertengger apik di kepalanya.

"Allahu akbar..."

Darrel menunaikan shalat Maghrib nya dengan khusyuk, setelah 10 menit kemudian Darrel menyelesaikan shalatnya

"Assalamualaikum warohmatullah,"
"Assalamualaikum warohmatullah,"

Kini ia duduk bersila, kedua tanganya ia tengadahkan dan mulutnya memanjatkan puji syukur atas kesehatan yang Allah berikan kepadanya. Ia kini sedang memikirkan bagaimana kondisi momynya saat ini, karena ia juga belum dapet info dari uncle nya mengenai kabar momynya itu.

"Ya Allah semoga besok hamba di terima menjadi pelayan caffe ataupun montir pun tidak apa ya Allah.. asal pekerjaan halal itu bisa hamba dapatkan."

"Ya Allah, hamba mohon kepada-Mu... berikanlah kesehatan dalam diri momy hamba-Mu ini ya Allah.."

Sekelebat bayang momynya yang tersenyum itu membuat Darrel ikut tersenyum manis kepada bayangan momy nya.

"Jaga diri baik-baik"

Tidak tau dirinya ini mimpi atau nyata, tapi wujud momy Zerin memang terpancar di hadapanya, ia maju kedepan ingin memeluk momynya.. namun saat itu juga bayangan momy nya hilang membuat Darrel tersungkur dengan wajah yang menubruk lantai, tak elite sekalieh...

"Sialan!"desis nya sembari membenarkan posisi duduknya

"Eh atsghfirullah, mau jadi alim gue.."

Dia segera bangkit dan membereskan sajadahnya ke tempat semula, ia tak melepaskan pecinya dan beralih mengambil Al Qur'an yang berada di atas nakas, dan duduk di ranjangnya. Lantas dengan suara merdunya ia melantunkan ayat-ayat suci Al Qur'an itu dengan fasik, dan tajwid yang benar. Begini-begini ia juga diajarkan tentang membaca Al Qur'an yang bener dan di ajarkan tajwid yang bener.

Setelah 20 menitan ia tadarus, akhirnya memilih menutup Al Qur'an nya dan ditaruh di atas nakas.

Ia merebahkan tubuhnya diatas kasur king size nya dengan kedua tanganya yang menjadi bantalan, matanya terarah ke atas tepat pada atap kamar yang berwarna putih hitam.

"Seandainya gue balik, lo udah ada tunangan belom ya Al? Atau udah punya suami?"

"Eumm gue harap lo masih setia sama kejombloan lo, biar gue bisa ngelamar lo cepet-cepet terus gue bawa ke KUA biar cepet sah nya."gumam Darrel sembari tersenyum ke arah atap

"Gue nyoba nge hacker bisa gak ya? Dulu kan pernah di ajarin Rio buat ngehacker.. nyoba ntar deh,"

                         ***

Sesuai dengan perkataanya tadi malam, ia akan mendaftar sebagai pelayan caffe. Dirinya menggunakan kemeja putih di bawahnya memakai jins hitam dan sepatu pantoffel, dirinya memakai topi masker dan juga kacamata agar tidak di ketahuan.

Sudah 5 caffe yang ia datangin dan menolaknya, beralasan sudah penuh keryawan dan tidak membutuhkan keryawan lagi. Akhh sungguh pusing sekali dirinya ini, jam sudah menunjukan 12 : 04 dan dari tadi pagi dirinya belum sarapan sama sekali. Saat di depan sebuah bengkel yang terbilang besar tidakn kecil juga tdak, jadi sedeng lakh ya. Tiba-tiba dirinya merasakan pusing yang teramat dalam di kepalanya, perlahan matanya kabur dan penglihatanya pun sekarang sudah tertutup. Ia hanya mendengar suara gaduh dari arah bengkel.

****

15 menit sudah berlalu, namun Darrel belum juga sadar dari pingsanya. Orang-orang di sekitarnya yang membantunya itu panik.

"Bagaimana pak? Sepertinya pria ini belum juga sadarkan diri,"ucap seorang pria yang bisa di panggil Bimo

"Sabar Bim,"

Tak lama kemudian, mata indah milik Darrel terbuka secara perlahan, dan tanganya memegangi kepalanya yang terasa berdenyut kencang.

"G-gue dimana?"tanya nya pada dirinya sendiri dengan gagap

"Mas nya di rumah pak Darsono,"ucap Bimo

"Pak Darsono?"tanya Darrel bingung

"Iya, apakah kamu belum makan nak?"tanya Pak Darsono

"Eum belum pak,"jawab Darrel mengalihkan pandanganya pada sosok pria baruh baya yang berada di sampingnya

"Pantas saja kamu pingsan, pasti pusing kan?"tanya Pak Darsono yang diangguki cepat oleh Darrel.

"Saya sudah siapkan ini untuk kamu, di makan ya.."ujar pak Darsono sambil memberikan satu piring nasi goreng yang masi anget.

"Makasih pak.."ujar Darrel yang di tanggapi senyuman oleh pak Darsono

"Bimo kamu jaga dia disini, bapak mau keluar.."ujar pak Darsono pada Bimo selaku karyawanya di bengkel miliknya

"Siap pak!"



AL & EL [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang