Halo guyss!
Happy Reading!!
***
Alfi hari ini sedang bersiap untuk persiapan perpindahan tugas, ia disuruh membantu para dokter dan suster yang sedang kewalahan di kota Ciamis.
Ia di tugaskan ke kota Ciamis dengan beberapa dokter dan suster yang berada di RSAJ atas perintah Geraldo sang pemilik rumah sakit, ini sungguh dadakan. Karna memang di sana sedang ada gempa dan katanya kekurangan dokter dan suster untuk berjaga-jaga jika ada gempa dan tanah longsor susulan agar dokter yang sudah bertugas disana juga tak kewalahan seperti sekarang.
"Gue titip El,"ucap Alfi.. karna El sudah menjadi tanggung jawabnya, eee ralat namun tanggung jawab para dokter dan suster disini.
"Idih.. tenang aja kali, gak akan ada yang ngembat Al!"gurau Sinta
"Apaan sih Sin, maksudnya itu ah udah lakh terserah lo aja Sin.."ucap Alfi lelah
"Awokawok, becanda gile!"ujar Sinta terlanjur tertawa karena melihat ekspresi kesal dari wajah Alfi
"Tenang Al.. kalo ada apa-apa sama Darrel, lo yang pertama kali gue hububgin dah ahahahahha!"ucap Sinta sembari tak bisa meredakan tawanya karna wajah Alfi semakin kusut saat mendengar penuturan Sinta tadi
"Terserah Sin, terserah!"ucap Alfi
"Gue duluan bye! Udah di tunggu juga,"Alfi melambaikan tanganya dan memberi salam sebelum benar-benar pergi dari sana.
"Huh! Dasar, bucin akut.. katanya si dulu gak suka dan gak mau di deketin, tapi sekarang apa? malah takut kehilangan kan.. huh!"gumam Sinta saat pandanganya tak melihat bayangan atau badan Alfi
Alfi serta kawan-kawan menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh pihak rumah sakit, dan kini mobil mereka sedang jalan menuju kota yang akan dituju nya kali ini. Sudah dua kali Alfi di pindah-pindahkan seperti ini, saat pertama kali di pindah kan tugas pada saat koas dan sekarang juga bisa begini.. kirain cuman pas koas saja.
"Dokter Devi apakah disana sudah lengkap peralatanya?"tanya salah satu dokter laki-laki kepada dokter yang duduk tak jauh dari Alfi
"Tenang saja, dari sini sudah menyiapkan semua yang dibutuhkan kita untuk persiapan kedepanya besok jika ada sesuatu yang tak terduga disana,"jawab dokter Devi
Disini yang paling tua adalah dokter Devi sendiri, dan yang termuda adalah Alfi dan dokter Ferdy.
"Ee dokter Alfi sudah berpengalaman bukan?"tanya dokter Renald yang tadi bertanya kepada dokter Devi
"Tidak usah meragukan kemampuanya Renald, dia termasuk sarjana yang keluar dengan nilai di atas rata-rata. Jadi tidak usah di ragukan,"bukan Alfi yang menjawab namun dokter Devi lakh yang menjawabnya, Alfi yang di pandang dokter Devi pun hanya tersenyum.
Terlihat jika ada raut tidak suka pada wajah Ferdy, karena ia juga termasuk dalam data sarjana yang unggul juga namun mengapa hanya Alfi saja yang di banggakan? Kenapa ia tidak? Sungguh tidak adil!!.
"Tunggu saja pembalasanku dokter Alfi,"ucap nya dalam hati sembari tersenyum miring
"Dokter Renald sudah berapa lama bekerja tugas di RSAJ dok?"tanya Alfi basa-basi
"Sudah sekitar 20 tahunan sepertinya, saya lupa!"ucap dokter Renald
"Rumah sakit Adikta jaya ini sudah lama berdiri jadi tak heran jika banyak yang mengenal siapa pemilik rumah sakit ini, dari jaman saya kecil sampai sekarang.. dulu sih ya memang cuman klinik biasa namun sekarang sudah di perluaskan dan di tambah juga fasilitas yang ada di sini,"ujar dokter Devi
"Berarti udah lama ya dok,"ucap Alfi yang di jawab anggukan oleh dokter Devi
Sekitar 2 jam lebih kini rombongan dari RSAJ sudah sampai di kota yang mereka tuju, benar saja.. disana sudah terdapat banyak korban yang sedang mengungsi di lapangan terbuka yang sangat luas dan jauh dari tempat saat kejadian tanah longsor, banyak tentara yang berjaga juga dengan polisi dan para dokter / suster yang berlalu lalang membawa dan mengobati para korban.
"Kita berpencar seperti yang sudah kita rencanakan yang sudah-sudah,"ucap dokter Devi selaku dokter yang tertua disini dan dokter Renald yang menyetujui nya.
"Baik/siap!!"ucap semuanya dan mereka langsung berpencar
***
Adzan maghrib sudah berkumandang sejak 5 menit yang lalu, kini mereka semua sedang melakukan shalat berjama'ah di lapangan terbuka.
Setelah shalat berjama'ah selesai, mereka membuabarkan diri dan berjalan ke arah tenda masing-masing yang sudah di siapkan. Alfi berjalan menuju tenda yang sudah banyak korban yang terluka akibat tanah longsor.
"Ibu.. apa yang ibu rasakan di bagian badan ibu saat ini?"tanya Alfi pada korban
"Sakit semua dok, pas keluar dari rumah yang bakal roboh.. kaki saya ketimpaan kayu dari atas,"
"Baiklah saya akan cek ya bu,"ucap Alfi sembaru mengecek keadaan korban, dan ternyata benar dugaanya! Kaki sang ibu mengalami patah tulang dan ini hanya sementara alhamdulillah.
"Akibat ketimpaan kayu,tulang di kaki ibu patah tapi alhamdulillah nya hanya sementara ibu... ibu hanya tidak perlu berjalan-jalan terlebih dahulu, jika ingin berjalan-jalan menggukan kursi roda."ucap Alfi yang diangguki sang ibu
"Makasi dok,"
Alfi mengangguk dan izin pamit untuk memeriksa korban lainya, "haii adek!!"sapa Alfi
"Halo kakak cantik,"ucap adik kecil yang kini duduk di atas brankar bernama Citra, umur nya memasuki 8 tahun ini.
"Nama adek siapa?"tanya Alfi
"Citra kakak cantik,"jawab Citra
"Oalah, kenalin nama kakak Alfi bisa di panggil kak Al..."ujar Alfi memperkenalkan diri
"Aku panggilnya kakak cantik aja boleh?"tanya Citra
"Boleh kok sayang,"ucap Alfi dengan tersenyum
"Kakak periksa dulu mau gak?"tanya Alfi
"Jangan di cucus pakek jarum ya kaka cantik,"ucap Citra dengan lirih
"Nggak sayang,"Alfi mengusap lembut kepala Citra agar dia merasa tenang
"Yaudah boleh kakak cantik,"ucap Citra dengan semangat dan senyumanya yang merekah
Alfi tersenyum dan mulai memeriksa Citra,alhamdulillah nya Citra cuman mengalami ketakutan saja... tidak ada luka di badanya. Mungkin pas kejadian dia sedang berada di lapangan terbuka jadi hanya merasakan goncangan yang sangat dahsyat membuatnya menjadi takut.
"Ee keluarga Citra ada di mana?"tanya Alfi
"Itu,"tunjuk Citra pada nenek Wasilah yang sedang duduk anteng di tikar
"Citra punya abang, besarnya juga kayak kakak cantik, dia... udah meninggal ketimpa pohon besar hiks! Abang baik sa-sama citra hiks! Citra sayang abang.."
Alfi menghamburkan pelukanya ke arah Citra yang kini sudah menangis sesenggukan. "Nama abang Citra siapa?"
"Abang Darrel Alvino hiks!"jawab Citra yang berada di dalam pelukan Alfi
"Yaudah Citra diem ya.. ssttt kasian abang Darrel disana yang udah tenang, ntar gara-gara tangisan Citra malah bang Darrel disana nggak tenang gimana?"Alfi mengusap belakang punggung Citra, mungkin dengan cara ini Citra bisa tenang.
"Hiks! Iya kak.."ucap Citra yang masih dengan sesenggukanya, tanganya mengusap air mata yang terus mengalir di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL & EL [End]
Fiksi Umum⚠️FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ [Bijak dalam berkomentar dan hargai karya penulisnya,follow sebelum membaca] *** "Dia punya cara tersendiri buat ngebahagiain lo,"ucap gadis yang kini berada di ambang pintu ruangan Al "Ya kalo di...