Al & El || 51

27 5 0
                                    

"Permisi, kedatangan saya kemari untuk melamar putri anda yang bernama Aleena Alfi pratama untuk saya jadikan pendamping saya sehidup semati, apakah bapak dan ibu menerimanya?"laki-laki yang menyandang sebagai ketua dari sebuah geng motor yang bernama Ryger, dia adalah Leo yang dengan beraninya melamar Alfi.

"Maaf sebelumnya, apa yang membuat kamu langsung melamar putri saya?"tanya papah Arfan pada Leo

"Karena ketulusan hati saya,"jawab Leo dengan tegas

"Bukan itu yang saya inginkan jawaban darimu, mending pulanglah.. karena dijamin anak saya tidak akan menerimamu,"ucap papah Arfan yang begitu menohok hati seorang Leo

"Kenapa tidak? Saya ganteng, saya banyak duit, saya juga kwtua geng dan bisa saja saya menjaga putri bapak,"

"Kami tidak butuh uang atau ketampanan mu, jika menjaga putri saya, saya juga bisa... dengan kamu menyandang sebagai ketua geng motor apakah saya bisa yakin jika putri saya akan selamat? Sedangkan jika saya fikir.. geng motor itu pastin banyak musuhnya. Saya takut jika putri saya akan menjadi sasaran sanderaan mereka, saya tidak mau itu terjadi!"jelas papah Arfan

"Ya, memang itu konsekuensinya om.. tapi apakah om tidak bisa melepaskan putri om untuk saya?"tanya Leo dengan pendirian teguhnya

"Nggak! Aku gamau sama dia pah, dia itu jahat!"ucap seorang gadis yang baru saja datang dari tangga, dia adalah Alfi. Ia mendengar dengan jelas bagaimana cara Leo melamarnya dan dengan sombongnya memamerkan kekayaan dan kegantenganya.

"Kenapa Al?gue cinta sama lo!"ucap Leo

"Lo bukan cinta ama gue, tapi obsesi!"ucap Alfi

"Lo udah gue tolak berkali-kali tapi lo tetep maksa, lo itu cuman penasaran dan merasa tertantang akan tolakan gue ini, jadi lo berusaha buat dapetin gue dengan alasan lo cinta gue? Gitu kan? Basi tau gak?!"

"Gue cinta sama lo Al, tulus dari hati gue.."

"Mending lo balik, gue udah ngusir lo secara halus.. jangan sampe gue panggil satpam buat ngusir lo dari sini!" Sepertinya Alfi sudah muak dengan perkataan-perkataan manis yang keluar dari mulut Leo, nyatanya apa? Saat dia sudah menyatakan perasaanya ke Alfi,Dia malah jalan dengan perempuan lain saat tidak bersama denganya. Ah sungguh cowok itu meresahkan... saat tidak ada Darrel, Leo selalu saja mencari kesempatan dalam kesempitan saat Alfi mempunyai luang waktu, Leo selalu mendatanginya saat di rumah sakit maupun Alfi berada. Leo selalu menembaknya secara terang-terangan namun ia selalu menolaknya, dengan berbagai alasan untuk menghibdari Leo. Mungkin sepemikiran Alfi itu, Leo hanya terobsesi.. karena di tolaknya berkalli-kali itu membuat Leo semakin tertantang untuk mendapatkanya.

Jangan mudah terpengaruh akan ucapan dan tingkah cowok, karena mungkin awalnya semanis permen karet saat pertama kali di masukan ke dalam mulut, namun lama-kelamaan pasti rasanya akan memudar dan akan di buang. Itulah ibarat cowok sekarang.

"Oke gue bakal kesini, sekarang emang lo bisa nolak gue tapi..."

"Lain kali lo gak akan bisa nolak lamaran gue ini Alfi.. HAHAHAH!" Dengan tawanya yang menggelegar, Leo turut berdiri dari kursi dan meninggalkann ruang tamu yang isinya hanya ada ibu papah dan Alfi saja. Ibu halimah di buat geleng-geleng akan tingkah laku anak muda zaman sekarang,

"Sudah kamu istirahat saja Al, pasti kamu capek iyakan?"tanya papah Arfan yang diangguki Alfi

Jujur saja Alfi lelah, ia libur untuk menenangkan dirinya menghantuinya seakan-akan masalah selalu menghantuinya, gak pengen ambil pusing tapi emang udah keambil pusing gimana dong?

"Serah lo akh! Capek gue.."gumam Alfi frustasi

Ia pun kini berjalan ke arah tujuan nya yaitu kamar, jadwalnya hari ini adalah untuk merebahkan dirinya bersantai di atas kasur king size nya yang empuk, uhhh sungguh tidak sabar sekali rupanya.

"Ouh iya gue lupa belom baca buku diary nya El,"gumamnya saat sudah sampai di kamarnya, baru saja ia akan menaruh badanya di atas kasur, ia teringat hal itu.

Ia bergerak untuk mengambil buku diary El yang ia taruh di laci meja, laci meja nya tak jauh darinya, hanya beberapa langkah saja sudah sampai. Kini ia mendudukan dirinya di atas kasur king size nya, menyenderkan kepala nya pada bahu ranjang. Ia mulai membuka satu persatu lembar yang ia yakini itu adalah tulisanya El, yaiyalah kan buku diarynya milik El.. gimana sih?! Banyak lembaran yang masih kosong, apa buku ini masih baru?

                            01                            

Dari sekian banyaknya bintang yang gue sukai tetep lo yang gue sayangi.

                                          #E

Alfi tersenyum melihat itu, ia mulai membuka lembaran barunya yang kedua.

                              02                          

Dari kecil gue punya banyak cita-cita, dari mulai jadi ironmen biar bisa jagain lo dari serangan di dunia, dari pemadam kebakaran, biar pas gue boncengan ama yang lain terus hati lo kebakaran bisa gue pademin dll.

Dan sampai sekarang cuman lo yang jadi tujuan utama gue hidup, cita-cita gue sekarang itu biar lo jadi pendamping hidup gue, di dunia maupun di akhirat.

                                        #E

Ternyata puitis sekali anak ini, pikir Alfi sembari tersenyum-senyum sendiri.

                              03                          

Wahh gue baru nyadar penyakit gue semakin lama semakin menjadi, apa ntar gue masih bisa idup kalo penyakit ini mulai parah? Tapi kalopun gue udah gaada, cinta gue cuman ke lo kok.. tenang aja, secantik apapun bidadari di surga lebih cantikan lo, dan pemenang hati gue itu lo...

Aleena Alfi Pratama📌

Nama lo udah terukir indah di hati gue, jadi tenang aja.. gak bakal ada yang gantiin itu semua kecuali cinta gue ke Allah.

"Kok terhura ya?.."gumam Alfi sambil mengusap air matanya yang menetes, ia pun tidak tau kapan air mata nya jatuh.

Alfi menutup buku diary mili El, di taruhnya di atas nakas. Ia bangun dari duduknya untuk mengambil cemilan di rak miliknya sendiri yang di belinya sudah lebih 5 bulan lalu, karena kata Alfi terlalu jauh jika ia harus  bolak-balik ke belakang, jadi yaudah ia beli saja rak khusus untuk menaruh cemilanya.

"Halooo assalamualaikum epribadeh..."salam seorang pria yang tak lain adalah Eros sang kakak sepupu Alfi.

"Waalaikumussalam,"jawab Alfi yang tengah duduk di tepi ranjang sembari memakan cemilanya yang baru saja ia ambil

"Woehh adekuh tersayang lagi ngapain nih!!" Eros berjalan mendekat ke arah Alfi dan duduk di samping Alfi

"Gak liat gue lagi ngapain?"tanya Alfi sinis

"Sinis bener lo lagi dapet?"tanya Eros

"Hm.."jawab Alfi yang sedang mengunyah cemilanya, Eros tiba-tiba menyomot cemilan milik Alfi yang masih banyak itu

"Ish apasih bang!"sentak Alfi

"Mintak elah.."ucap Eros dengan wajah murungnya

"Beli sendiri ngapa!"sewot Alfi

"Mintak aja ada ngapain beli?"tanya Eros jail sembari memeletkan lidahnya meledek Alfi

"Nih!"Alfi mengasihkan cemilannya dengan kasar kepada Eros.

"Ya Allah, gini amat punya ade..."Eros mengelus-elus dadanya sabar

Alfi bangkit dari duduknya, berjalan ke arah rak cemilanya dan mengambil salah satu dari banyaknya cemilan yang berjejer di sana.

"Lah itu masih banyak!!"teriak Eros emosi

"Berisik!!"sentak Alfi menatap tajam ke arah Eros

Tidak tau mengapa dirinya kali ini lebih sensitif dari biasanya, ya mungkin efek dari datang bulan mungkin kali yak jadi gini.

AL & EL [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang