Setelah Alesha berkata demikian, ia bergegas menemui sang suami.Dirinya hanya ingin bertanya apakah suaminya menginginkan mengantar dirinya pulang atau tidak, Alesha tak peduli dengan siswi yang berada di samping Aksa.
Mungkin rekan OSIS, pikir Alesha tetap mencoba berpikir positif.
"Sa, lo mau nganter gue pulang engga?" Ujar Alesha
"Aksa bareng gue,"sahut siswi di samping Aksa.
Alesha tak membalas ucapan siswi itu, matanya tetap fokus pada suaminya.
"Bisa pulang sendiri?" Balas Aksa dengan nada khasnya.
Aksa dapat melihat raut kecewa dari sang istri, namun ia benar-benar tidak bisa mengantar Alesha untuk pulang.
"Bisa. Sangat bisa bahkan, gue bukan cewek lemah yang bisanya cuma ngandelin cowok orang" ujar Alesha dengan tenang dan sedikit menyindir.
Dan benar saja, raut wajah wanita di depannya seketika memerah tak terima.
"Kita ada urusan, kalau lo bener cewek nya Aksa berarti lo udah dikasih tau. Tetapi, kayaknya lo belum tau. Jadi, gue ragu kalau kalian bener jadian" kilah wanita itu.
Alesha langsung menatap kecewa pada Aksa, ia langsung berpikir bahwa memang benar ucapan wanita di depannya yang ber name tag Susanti itu.
"Gue gak ngelarang buat lo ragu, kalau lo juga suka sama Aksa dan pengin lo jadiin pacar juga silahkan. Gue gak peduli!" timpal Alesha tak peduli.
Susah terkekeh, "Bodoh banget ya lo, lagian gak pantes lah Aksa sama cewek modelan kayak lo"
"Iya bener, gue cuma cewek bodoh"
Aksa hanya dia menyimak, ia tau disini ia salah. Tetapi egonya memilih untuk diam, berbeda dengan pikiran dan hatinya yang memiliki berpikir berlawanan.
Alesha langsung menatap Aksa yang sedang menatap ke arah lain "Gue kecewa sama lo, setidaknya lo hargai gue disini sebagai pasangan lo. Have fun ya, lo sama aja ternyata kayak Rizky"
"Lebih parah lagi"
deg
Aksa yang ingin menjelaskan kepada Alesha kalah cepat dengan gerakan istrinya yang sekarang sudah tidak ada di depannya sekarang, ia menjadi gelisah sekarang.
"Buat apa lo ngomong kayak gitu?" datar Aksa pada Susan.
"Gue suka sama lo dan lo tau itu" pekik wanita itu.
"Lo yang bodoh" tekan Aksa lalu masuk ke dalam mobilnya dengan perasaan campur aduk.
Susan menggeram marah, "Gue emang bodoh, dan kali ini gue yang menang" gumamnya.
Gue keterlaluan?
Tanyanya pada diri sendiri.◇◇◇◇◇
Setelah kejadian selepas pulang sekolah kemarin, tidak ada pembicaraan pada pasutri muda itu.
Aksa yang seolah tak peduli pada Alesha yang membuat wanita itu menunjukkan raut datarnya, Alesha hanya lelah.
Walaupun Aksa bersikap seolah tidak peduli, dirinya mempunyai perasaan yang amat menggerogoti hatinya. Aksa tak tahu, dirinya benar-benar bodoh dalam hal seperti ini.
Hari ini adalah hari terburuk kedua Alesha setelah kemarin, bukan masalah lelaki lagi untuk saat ini tetapi ada mata pelajaran yang teramat Alesha benci apalagi di jam pertama.
Masalahnya, Alesha bangun kesiangan dan pasti akan telat masuk sekolah.
Ya Tuhan, membayangkan saja Alesha tak mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA
Romance"Jogja memang istimewa, like you Asa" But why Asa?" "Aksa Sayang Alesha" . . . . . "Sayang, tenang hm" "Ada aku sekarang, kamu udah berhasil buat keluar sayang" "Peluk aku erat, keluarin semua air matanya!" "Kamu hebat Asa" "A-ku hiks ca-p-ek hiks"...