📍Mansion Aksa dan Alesha
08.49 WIB
Alga sedang berhadapan dengan sang kakak untuk membicarakan hal yang sangat serius, di ruangan pribadi milik Alesha mereka akan memberitahu satu sama lain.
"Foto yang lo lihat salah, dia Sania adik Lily" ungkap Alga.
Wanita cantik itu mengangguk, "Umur berapa?"
"16 tahun dan bokap emang bener lagi di Indonesia" balas lelaki berkulit langsat itu.
Hati wanita itu sangat sesak setelah mendengar fakta baru tentang sang ayah, "Ada masalah apa sama bunda?"
Lelaki itu menghela napas, "Perusahaan kehilangan beberapa saham, ayah kecanduan judi dan hal ini yang ngebuat bunda selingkuh sama musuh ayah sendiri"
Alga terdiam sebentar untuk menormalkan tubuhnya, "Setelah tau fakta bunda selingkuh secara terang-terangan ayah semakin liar, manfaatin kekuasaan untuk bersenang-senang"
Air mata Alesha mulai mengalir, "Kenapa mereka jadi kayak gitu, sialan?!"
Sang adik mengedikan bahunya acuh, dirinya juga tak tau pasti namun dirinya percaya hal ini percaya karena sifat egois orangtuanya yang tak bisa hilang.
"Terus gue harus apa sekarang? gue udah capek sama mereka kak, tolong biarin gue bahagiain Lily selagi gue bisa" ujar Alga melirih dengan menundukkan kepala.
Setelah menghapus air mata yang menurutnya tak berguna, wanita cantik itu langsung berdehem.
"Angkat kepala lo kalau bukan pecundang, gue paling gak suka sama laki-laki yang gak tegas buat perjuangin wanita yang dicinta" tegas Alesha yang membuat adiknya mengangkat kepalanya.
"Gue bener-bener serius kak, lo udah lihat gimana gue sekarang kan?" pinta lelaki itu dengan keseriusan yang terpatri.
Alesha menatap tajam sang adik saat mata mereka saling beradu, "Tanpa mikirin kebahagiaan lo sendiri?"
"Gua bahagia kalau Lily bener-bener jadi istri gue kak, cuma itu bahagia gue sekarang setelah ngeliat lo bahagia sama bang Aksa" balas Alga.
Wanita cantik itu berdecak, "Gue belum terlalu mengenal siapa itu Lily, yang gue tau cuma dia adek kelas aja. Apalagi ngeliat adeknya jadi pelacur, hati gue belum sepenuhnya percaya sama pilihan lo sendiri"
Di bawah meja, tangan lelaki itu mengepal sempurna. Dirinya belum berhasil untuk mendapatkan hati kakaknya dengan tulus, masih ada goresan yang harus dirinya perbaiki.
"Sania tinggal sama nyokap dan Lily tinggal sama bokap, mereka berdua emang beda sifat" terang Alga setelah terdiam sebentar.
Alesha menghela napas lalu terdiam sebentar, wanita itu benar-benar bingung untuk menyetujui atau tidak. Hati dan pikirannya berlainan.
"Gue setuju kalau tunangan, kalau ke jenjang yang lebih jauh gue belum setuju atau mungkin enggak setuju" balas Alesha lalu beranjak pergi dari ruangan itu.
Alga menatap kepergian kakaknya dengan tatapan sayu, dirinya bingung dengan ucapan sang kakak. Namun, tekadnya semakin besar untuk membuat Alesha bisa menerima pacarnya setelah menyetujui acara pertunangan.
Bukankah menuju pernikahan banyak rintangan?
¤¤¤¤¤
"Masuk" dingin Aksa saat mendengar ketokan pintu pada ruangan miliknya.
Ceklek
"DADIII" seru seorang anak kecil berlari ke arahnya tak lula disusul oleh seorang wanita yang masih lemah untuk berjalan kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA
Romance"Jogja memang istimewa, like you Asa" But why Asa?" "Aksa Sayang Alesha" . . . . . "Sayang, tenang hm" "Ada aku sekarang, kamu udah berhasil buat keluar sayang" "Peluk aku erat, keluarin semua air matanya!" "Kamu hebat Asa" "A-ku hiks ca-p-ek hiks"...