♡A LONG NIGHT ♡

1.3K 77 11
                                    

Apakah si sulung tidak boleh menunjukkan rasa lelahnya,
dia juga manusia yang butuh istirahat bukan?
,

.


.
.
.

Alesha yang tak sabaran langsung bertanya sekali lagi karena Aksa tak kunjung menjawab pertanyaan

"Woy! Jawab lah, jangan-jangan lo udah punya pacar ya?" Tudingnya

"Kalo iya kenapa?"

Astaga, bukan ini jawaban yang Alesha mau.

Alesha berusaha untuk menormalkan wajahnya, karena ia tak mau terlihat bahwa dia sudah jatuh hati terlebih dahulu dalam  hubungan ini.

"Putusin!" Tekan Alesha

Aksa hanya menatap datar Alesha dan membuat sang empu kesal tetapi tak lama Aksa tersenyum menggoda, hanya sebentar.

"Gak ada"

"Serius lo?" Tanya Alesha.

Aksa hanya berdehem sebagai balasan.

"Gue juga gak ada, jadi aman nih kan? Tapi cewek yang sering sama lo di sekolah?"

"Naksir"

"Tamu tidak akan masuk jika tuan rumah tidak membuka kan pintu. Untuk sekarang gue lagi di deketin sama mantan gue yang paling brengsek, lo pasti tau orangnya"

Aksa hanya berdehem dan mengangkat satu alis setelah mendengar kalimat terakhir yang dilontarkan Alesha seolah bertanya siapa.

"Besok lo bakal tau sendiri" Jawab Alesha yang paham dengan gelagat suaminya.

Keheningan pun terjadi, Alesha yang biasanya menyukai keheningan saat malam hari, kini terasa berbeda baginya.

Ia ingin bertukar cerita dengan suaminya, kalau bisa sih semuanya.

Entah kenapa ia merasa seperti itu, yang terpenting sekarang adalah ke intinya saja.

"Gue pengen ngomong serius sama lo!" Ucapnya dengan keseriusan.

Aksa yang mendengar itu hanya menuruti gadisnya "What?"

"Gue tau pernikahan ini karena perjodohan, tetapi gue mau kita sama-sama berjuang buat rumah tangga yang tak terencana ini!"

"Iya" singkat Aksa, karena memang ia hanya mau menikah sekali seumur hidup.

Setelah dirinya menjawab pertanyaan istrinya ia jadi teringat dengan suatu hal karena ini sangat penting dalam rumah tangga, "Jatah juga lancar kan?" Tenangnya

Astaga, Alesha sudah pastikan hal ini akan dibahas juga. Ia juga tidak mau egois disini, Aksa juga pasti akan memberi nafkah kepadanya. Bukan?

Alesha hanya menanggapi dengan senyuman karena sekarang kondisi wajahnya seperti kepiting rebus, merah sekali.

Alesha malu.

Namun ia mencoba untuk serius lagi, biarlah omongan dia itu. Sebenarnya ia ingin melakukan itu ketika sudah saling mencintai karena pasti rasanya akan berbeda.

"Gue harap kita gak main-main sama pernikahan ini, gue bakal jadi istri pada umumnya tetapi gue mau lo ngedukung pendidikan dan karir gue"

"Don't worry, kita bakal saling ngedukung. Lagian lo bisa kb juga" frontal Aksa sekali lagi tetapi ingat ia dalam kondisi wajah yang khas, datar dan nada bicara yang dingin

"Heh-, Astagfirullah mesum banget lo ya" Kesal Alesha

"Normal"

"Matamu" sentak Alesha

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang