♡ALESHA MARAH?♡

347 15 0
                                    

Tepat satu minggu setelah Alesha pulang dari rumah sakit, kini dirinya sudah diperkenankan melepas perban yang membalut tangan kirinya.

Luka di tangan wanita itu juga sudah mulai mengering, tetapi terkadang sang suami bergidik ngeri melihat luka pada tangan istrinya.

Saat ini, mereka berdua tengah berada di taman belakang mansion Alesha bersama Alga juga Lily. Sedangkan sang putra sedang dibawa orangtua Aksa untuk mengikuti perjalanan bisnis papa Aksa, tepatnya ke Singapura dan Thailand.

"Kapan?" tanya Aksa pada pasangan di depannya.

Alga menoleh, "Sabtu malam minggu besok, gue harap kalian datang"

"Iya, tolong hadiri acara pertunangan kami karena ayah Lily juga menerima lamaran Alga kemarin" imbuh Lily dengan menatap Alesha dengan tatapan penuh harapan.

Sementara Alesha mengalihkan pandangan menuju air mancur di samping tempat duduk mereka, dirinya sudah mencoba untuk menerima Lily namun rasa takutnya semakin besar.

Melihat reaksi sang kakak masih sama, Alga mengusap tangan wanita blasteran di sampingnya. Lelaki itu kecewa dengan sang kakak, namun dirinya juga tak bisa memaksa walaupun dirinya juga sudah berjuang.

Sedangkan Aksa, dirinya mencoba mengusap punggung istrinya. Lelaki itu tau perasaan istrinya yang takut apabila Lily sama saja dengan Sania, juga wanita cantik itu sangat takut apabila adik Lily berusaha merusak hubungan mereka berdua.

Alesha juga benci kepada Sania yang sudah berani masuk ke dalam keluarganya, menjadi partner seks sang ayah membuat dirinya sangat muak.

Wanita cantik itu menatap wanita blasteran di depannya, "Kalau tunangan gue bakal dateng dan gue izinin"

Balasan Alesha membuat semua orang lega, namun ucapan Alesha selanjutnya membuat Alga juga Lily sangat terkejut terutama wanita blasteran itu.

"Setelah gue ngeliat perjuangan kalian selama ini gue sedikit lega tentang lo, tetapi gue bakal ngizinin lo nikah sama adek gue kalau bisa jauhin bokap gue sama adek sialan lo itu" desak Alesha sembari menatap tajam wanita di depannya.

"Bisa kak, tetapi aku gak bisa janji" ujar Lily melirih yang membuat Alga berdiri lalu menatapnya tajam.

"Enggak, kamu gak usah bahayain diri kamu kayak gitu!" peringat Alga kepada pacarnya namun Lily hanya menggeleng.

"Kak Alesha bener, kalau aku bisa ngebuat Sania pergi, hidup kita akan aman. Karena ayah kamu pasti punya rencana buat misahin kita, kamu gak inget ucapan ayah sama kamu kemarin hah?" sentak Lily menggebu.

Alga menggelengkan kepalanya, dirinya tak memperdulikan ucapan wanita di sampingnya namun sekarang matanya menatap tajam sang kakak yang tak kalah menatap tajam dirinya tak lupa dengan mata yang memerah.

"Kak, lo gak bisa campurin ini sama bokap bisa gak?" bentak Alga muak kepada sikap keras kepala sang kakak.

"Lily sama adeknya itu beda kak! beda, lo gak bisa nyimpulin gitu aja. Kalau lo mau lihat gue bahagia, biarin gue nikahin Lily" lanjut Alga masih dengan nada tinggi.

Aksa yang melihat istrinya diam tak berhenti untuk mengusap tangan Alesha, dirinya tak mau ikut campur untuk urusan ini karena Alesha sudah memberitahu dirinya untuk menemaninya saja.

Wanita cantik itu terkekeh melihat sang adik membentak dirinya, "See? lo orang kedua setelah ayah yang bentak gue gegara dia!"

Mendengar balasan sang kakak, Alga mengusap wajahnya kasar. Dirinya tak bisa mengontrol emosinya.

"Sorry kak, gue kelepasan. Tolong kak, jangan ikut campur urusan gue sekarang. Biarin gue milih calon istri yang gue mau, lo tinggal support gue dari belakang"

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang