♡AKSA MARAH♡

483 21 0
                                    

Tepat satu minggu setelah Alesha melahirkan, dirinya diperbolehkan untuk kembali ke rumah.

2 minggu awal saat sudah di rumah, orang tua Aksa masih setia menemani cucu serta menantunya.

Namun, Alesha yang merasa tak enak hati kepada mertuanya pun menyuruh mereka beristirahat kembali ke kediaman Mahendra.

Jadi, mertuanya hanya berkunjung beberapa kali dalam satu bulan. Mereka bahkan tak keberatan jika tinggal lebih lama lagi.

"Mas Aksa kamu ada pesen barang gak?" tanya Alesha pada suaminya yang tengah menimang Ale.

Aksa menggeleng, "Emang ada paket?"

"Heem, terus ini dari siapa?"

Aksa mengangkat bahunya, "Coba buka aja!"

"Nanti isinya bom gimana?"

"Meledak"

Wanita itu berdecak kesal, dirinya juga tau.

"Nih gendong, biar aku aja" pinta Aksa seakan tau pikiran sang istri.

Alesha mengambil alih Ale, kemudian Aksa mengambil cutter lalu mencoba membuka paket yang ada di depannya.

"Kertas?" heran Aksa

Alesha menyrengit, "Ada tulisannya gak?"
"Maaf, ini ada kartu atm bisa kamu belanjakan buat cucu Bunda dan kamu. Ayah yang sudah menyiapkan ini semua, tolong terima. Jika tidak mau, bisa disimpan baik-baik karena siapa tahu suatu saat membutuhkan bisa kamu pakai"

"Maaf kan Bunda juga Ayah, salam buat cucu kami. Kami selalu menyayangi kalian semua, sampaikan terimakasih kepada suamimu juga. Terimakasih telah menjaga putri kami, dan maaf untuk keluarga Mahendra"

"Maaf dan terimakasih, sampai jumpa"

Alesha hanya diam mendengarkan, ia tak tahu bagaimana meresponnya.

Namun, "Sampai jumpa?" lirih wanita itu namun masih bisa didengar sang suami.

"Salam perpisahan di surat, maybe"

Aksa yang ingin menyerahkan kartu tersebut langsung berhenti kala mendengar ucapan sang istri.

"Kamu simpen aja, sekali lagi yang aku butuhin hanya kehadiran mereka bukan uang" ujarnya lalu bergegas menuju taman yang berada di belakang rumah.

Alesha pov

Gue tau gue egois, tetapi apakah kalian tau bagaimana mereka dulu?

Bohong kalau kalian ngira gue dari keluarga cemara.

Memang gak gampang buat jadi seorang ibu, karena gue udah mulai ngerasain.

Gue iri sama ibu hamil lain waktu diperhantiin sama ibu kandung mereka, memang bener ada mama yang selalu ada di samping gue.

Tetap saja rasanya berbeda.

Senyum gue merekah saat Ale tersenyum menatap diri gue yang udah gak bisa nahan tangisan.

Pov end

Alesha terkekeh pelan, "Terimakasih nak, maaf ya mommy terlalu jujur sama kamu hm?"

Seolah tahu, Ale kembali tersenyum saat sang Ayah menemui mereka berdua.

"Don't cry babe" ujar Aksa lalu mengusap air mata milik sang istri.

"Kamu apain istri daddy hm?"

Ale kembali tersenyum, "Astaga anak mu daritadi senyum sendiri"

Alesha tertawa melihat ekspresi sang anak yang berubah menjadi datar, persis daddy nya.

"Mirip aku hm?"

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang