Seorang wanita dengan wajah pucat pasi itu mulai melemah, tak lama dirinya terjatuh dengan darah yang keluar dari hidungnya.
Beberapa menit kemudian terdengar suara dobrakan pintu, tak butuh waktu lama seseorang dari luar untuk mendobrak pintu kamar mandi ini.
Dengan wajah gelish, panik, serta pucat lelaki itu menghampiri seorang wanita yang pingsan itu.
Mengangkat tubuh wanita itu dengan cepat, rumah sakit adalah tujuannya.
Sesampainya di rumah sakit lelaki itu turun tergesa dengan dibantu sopirnya, sedikit berlari memasuki rumah sakit membuat para perawat menghampiri dirinya.
"Mohon maaf anda tidak diperkenankan memasuki ruangan ini, bisa ditunggu di ruang tunggu sebelah sana" sopan perawat perempuan itu pada lelaki di hadapnnya.
Lelaki itu mengangguk, namun dirinya tak kunjung pergi dari tempat itu saat perawat sudah masuk kembali ke dalam ruangan UGD.
Air mata laki-laki itu lolos begitu saja, dadanya bergemuruh hebat. Sangat sesak,
Ya Allah sembuhkan istri hamba.
Lelaki itu membatin.Setelah ebih dari 2 jam laki-laki itu menunggu istrinya, pintu ruangan itu terbuka menampilkan seseorang dengan pakaian serba putih.
"Bagaimana dok?" tanya lelaki itu.
Dokter itu menghela napas sebentar, "Istri anda mengalami kekurangan cairan apalagi istri anda mempunyai darah rendah, stres berlebih juga Nyonya Alesha alami. Istri anda juga mengalami kekurangan pasokan oksigen, jadi saya sarankan nyonya Alesha menginap kurang lebih 1 minggu"
Lelaki itu mengangguk paham, "Terimakasih dok, pindahkan saja ke ruang inap"
"Baik, silakan apabila ingin melihat keadaan istri anda tuan Aksa"
Dengan cepat Aksa memasuki ruangan itu, air matanya kembali lolos saat melihat keadaan istrinya sekarang.
Tangan istrinya kembali di infus, ada selang oksigen yang digunakan untuk menormalkan pernapasan wanita itu. Mata yang masih tertutup rapat juga tangan yang dibalut perban, dirinya semakin merasa bersalah sekarang.
"Sakit banget, hm?" tanya lelaki itu dengan terisak.
Tangannya terulur untuk mengecup tangan tak berdaya milik istrinya, "Kenapa kamu ngelakuin hal kayak gini? pastit sakit kan kena kaca?"
"Udah tau punya darah rendah malah mainan kaca, kan jadinya kamu harus nerima darah dari orang lain" lanjut lelaki itu menatap tangan milik istrinya yang di balut perban, bahkan dirinya bisa melihat darah yang tembus.
Setelah menatap istrinya cukup lama, lelaki itu harus keluar ruangan karena sang istri harus segera dipindahkan ke ruang inap rumah sakit ini.
Aksa mengekori para perawat juga istrinya, setelah sampai di ruang inap lelaki itu mengabari sang Ayah.
"Assalamu'alaikum pah" ujar Aksa lirih.
"Wa'alaikumussalam, kenapa nak?" balas papanya sedikit panik.
Lelaki itu mengehela napas, "Alesha masuk rumah sakit, tolong papa sama mama ke sini buat ngeliat kondisi Alesha!" pinta Aksa.
"Iya nak" ujar papa Aksa menuruti anaknya dan tetap tenang karena tak mau memperkeruh suasana putranya.
"Makasih pah, tolong Ale juga dibawa kesini ya buat ngeliat kondisi mommynya"
"Iya, nanti cucu oppa dibawa. Tenangin diri kamu oke, jangan panik! papa tutup dulu, Wassalamu'alaikum" ucap lelaki paruh baya disana menutup sambungan telepon.Aksa menghela napas, dirinya sangat kecewa pada diri sendiri sekarang. Mengingat keadaan istrinya saat di kamar mandi membuat dirinya ingin menangis sekencang mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA
Romance"Jogja memang istimewa, like you Asa" But why Asa?" "Aksa Sayang Alesha" . . . . . "Sayang, tenang hm" "Ada aku sekarang, kamu udah berhasil buat keluar sayang" "Peluk aku erat, keluarin semua air matanya!" "Kamu hebat Asa" "A-ku hiks ca-p-ek hiks"...