Aku terlelap dalam perjalanan pulang untuk mengurangi pusing di kepalaku. Ketika Bang Ical berhenti di stasiun pengisian bahan bakar, aku terbangun dan melihatnya baru saja selesai membayar. "Kamu sudah bangun, Bhiy?" tanya Bang Ical yang baru saja duduk di kursi pengemudi dan melihatku membuka mata.
"Iya Bang," jawabku lirih.
"Masih pusing?" tanyanya sembari melajukan kendaraannya lagi. Kemudian dia menepikan mobilnya di depan deretan ruko yang sudah tutup.
"Sudah nggak kok," jawabku lagi. "Makasih banyak bang sudah mengantarku ke rumah sakit dan mengantarku pulang."
Bang Ical memegang tangan kananku dengan tangan kirinya, kemudian meremas jari-jariku gemas. "Kenapa harus berterima kasih, sebentar lagi kamu akan menjadi istriku, sudah seharusnya aku merawatmu dengan baik," kata Bang Ical. "Aku malah yang salah sudah membuatmu sakit dan lupa makan seperti ini, bahkan aku tidak tahu sebelumnya jika kamu punya masalah kesehatan dengan lambungmu," protes Bang Ical.
"Maaf Bang, selama aku denganmu, lambungku jarang sakit jadi Bang Ical nggak tahu," ucapku.
"Iya tidak apa-apa, yang penting kamu cepat sembuh dan jangan sampai kumat lagi," ujar Bang Ical.
"Kamu bisa tidur lagi, aku akan membangunkanmu kalau sudah sampai di depan kos," kata Bang Ical dan dia mengambil jasnya yang disampirkan pada jok tempat duduknya. Dia menyelimutiku dengan jas itu agar tidak kedinginan.
Aku mencoba untuk memejamkan mata, tetapi belum dapat terlelap. Aku merasakan Bang Ical menata jasnya agar bisa menyelimutiku dengan tepat. Lalu dia mencium keningku. Aku masih saja menutup mata, meskipun aku bisa merasakan bahwa Bang Ical tengah menatapku saat ini dan belum ingin beranjak dari tempat itu.
Tidak lama kemudian, aku dapat merasakan Bang Ical mencium bibirku dengan lekat. Kedua tangannya berada pada masing-masing pundakku. Lalu dia mulai mencumbuiku wajahku dan turun pada leher jenjangku. Salah satu tangannya mulai merabai payudaraku dan tangan yang lainnya memegang erat pinggulku. Aku belum membuka mata dan masih mencoba merasakan apa yang akan terjadi. Apakah dia akan menodaiku? Pikir batinku. Tapi, aku adalah calon istrinya. Dia telah melamarku dan sebentar lagi kami akan bertunangan. Mengapa aku harus keberatan untuk merasakan puncak kenikmatan bersamanya?.
Tapi bukannya ini salah? Kami belum menikah dan tidak seharusnya melakukan hal seperti ini. Apalagi ini di tempat umum. Batinku terus bergejolak. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, hal yang menyakitkan beberapa jam yang lalu yang kudengar secara langsung dari gosip dua wanita di toilet hotel itu. Apakah ini yang mereka sebut dengan taruhan itu? Meniduriku sebelum kami menikah dan Bang Ical akan merayakan kemenangannya bertaruh dengan Surya dan Dio?.
Bang Ical masih melanjutkan kegiatannya meraba tubuhku dan dia juga telah menyingkirkan jasnya yang semula menyelimuti tubuhku. Saat dia mulai memagut bibirku, aku mencoba bergerak. Namun, dia telah mencengkeram tubuhku dengan erat dan posisiku sungguh sangat sempit di jok penumpang ini. Bang Ical semakin aktif memagut bibirku meskipun aku tidak membalasnya. Tiba-tiba kenangan buruk yang terjadi di ranjang hotel itu, antara aku dan Baskara muncul kembali. Karena itu, aku membenci kegiatan seksual yang telah membuat Baskara hadir dalam kehidupanku dengan cara yang tidak baik-baik saja. Bagaimana aku menyesali hal itu sampai saat ini, sampai aku kesulitan untuk menyembuhkan luka yang kualami atas kejadian itu. Semuanya menyeruak dalam kepalaku, bayangan demi bayangan muncul dan hilang begitu saja. Membuatku seketika membuka mataku dan memberiku tenaga yang sangat kuat untuk mendorong Bang Ical kebelakang, hingga tangan kanannya terbentur kaca mobil.
"Nggak bisa Bang... aku tidak bisa melakukan ini," ucapku panik dengan suara yang parau. "Jangan Bang, aku mohon jangan."
"Bang... aku mohon jangan," ucapku lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Prisoner Of Your Heart
RomansaDi suatu pagi, Abhiya terbangun dengan menemukan sesosok lelaki yang tertidur pulas di sampingnya. Sebuah pengalaman malam pertama yang benar-benar tidak diinginkannya. Membuat seseorang yang biasa saja dari masa lalunya hadir untuk menawan hati Abh...