"Sayang, ini siapa? Kakak kamu, ya?" tanya Vira tampak begitu penasaran pada sosok Arsen.Tenggorokan Jingga mendadak tercekat dan otaknya jadi kosong. Ia baru ingat pada keberadaan Vira dan Bima. Seketika Jingga diserbu kebingungan mengenai sosok Arsen dan pertanyaan Vira.
Tak segera menjawab pertanyaan Vira, kini Jingga menatap Arsen penuh arti. Seakan-akan memohon bantuan Arsen untuk menjawab pertanyaan Vira karena dia benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Sementara Bima yang diam-diam memperhatikan gerak-gerik sahabatnya pun berdehem.
"Jadi, Pak Arsen ada hubungan apa sama Jingga? Kenapa semalam Pak Arsen ngotot banget mau jagain Jingga dan ngusir saya?" tanya Bima tanpa sungkan.
Jujur saja Bima masih kesal karena semalam dosen yang akan mengampu salah satu mata kuliahnya di semester baru itu sudah seenak hati mengusirnya. Tanpa memberikan penjelasan apapun.
"Lho? Bim, kamu kenal?" tanya Vira.
Bima mengedikkan bahunya.
Sementara Arsen yang sudah berada di depan ketiga orang itu tampak masih tenang-tenang saja. Wajahnya datar seperti biasa meski tadi Bima sudah bicara dan berpotensi menyinggung dirinya.Arsen masih fokus pada Jingga yang kini sudah menundukkan wajah. Tangan gadis itu tengah memilin ujung selimutnya guna menetralkan gugup yang menyerang.
"Ekhm!"
Arsen berdehem pelan. Ia mencoba tersenyum pada Vira walau senyumnya sangatlah tipis.
Tangan Arsen terulur kepada Vira."Perkenalkan saya Arsen, salah satu dosen yang mengajar di kampus Jingga dan Bima sekaligus …." Arsen menahan ucapannya selama beberapa detik. Ekor matanya melirik Jingga yang masih menunduk.
"Sekaligus tunangan Jingga," imbuh Arsen. Nada bicaranya terdengar lugas.
"Apa? Tunangan?!" pekik Bima tidak percaya.
Reaksi yang tak jauh beda pun ditunjukkan oleh Vira. Wanita itu terlihat syok usai mendengar pengakuan Arsen.
"Saya Vira mamanya Bima," kata Vira.
Perhatian wanita itu beralih pada Jingga yang sejak tadi menatap Arsen.
"Jingga?" tegur Vira.
"Y-ya, Ma?" sahut Jingga gugup.
Bukan tanpa alasan Jingga begitu gugup di depan wanita itu. Apa lagi setelah Arsen mengaku sebagai tunangannya di depan Vira.
Jingga sangat tahu kalau selama ini di balik candaan Vira yang kadang memanggilnya 'calon mantu' sebenarnya juga terselip harapan wanita itu agar candaan tersebut jadi nyata. Namun, sekarang Vira justru harus mendengar fakta kalau ternyata ia sudah bertunangan."Mama nggak tau kalo kamu udah punya tunangan. Selamat, ya," ucap Vira dengan tulus, walau ada sorot kecewa di mata wanita itu.
"Ma-makasih, Ma," jawab Jingga.
"Terima kasih Tante sudah datang dan menjenguk Jingga," ucap Arsen.
"Nggak perlu berterima kasih. Saya udah menganggap Jingga sebagai anak saya sendiri," kata Vira.
"Saya juga sangat berterima kasih pada Bima karena kemarin sudah menjaga Jingga," lanjut Arsen seraya beralih menatap Bima.
Bima yang masih syok pun cuma bisa mengangguk kaku. Lelaki itu masih tenggelam dalam kubangan rasa tak percaya kalau ternyata sahabat yang selama ini sering ia ejek tidak laku malah sudah bertunangan. Dan, tunangan gadis itu adalah Arsenio Adhyastha Hendrawan, dosen killer di FEB.
"Em, yaudah. Kalo gitu Mama pamit dulu, ya. Mama masih ada janji sama klien," ujar Vira.
"Iya, Ma. Makasih udah datang," sahut Jingga.
KAMU SEDANG MEMBACA
After We Got Married
Romance"Menikahlah dengan saya, Jingga." Itu adalah kalimat paling tidak masuk akal yang pernah Jingga dengar dari orang yang juga tak pernah Jingga sangka. Tetapi, Jingga tidak bisa menolak dan tidak akan menolak karena yang sedang dia butuhkan memang seo...