28. Mas Arsen Milik Saya

9.5K 540 27
                                    


"Semalam … kenapa mas Arsen bohong?"

"Semalam Mas nggak ada meeting sama kaprodi. Mas makan malam sama Cheryl, kan?"

Wajah Arsen menegang begitu Jingga selesai melontarkan pertanyaan. Jelas lelaki itu terkejut karena ternyata Jingga mengetahui kebohongannya. Namun, lebih dari itu sekarang Arsen takut. Rasa takut itu datang dan serasa sanggup menggulungnya. Ia takut Jingga akan kecewa padanya.

"Mara … saya bisa jelasin semuanya," ucap Arsen dengan nada panik.

"Kalo gitu jelasin, Mas," pinta Jingga.

Gadis itu berusaha menutupi rasa kecewanya dan tetap berbesar hati mau mendengar penjelasan Arsen.
Namun, sebelum Arsen kembali bicara, Jingga sudah mendahuluinya.

"Tapi, sebelumnya aku mau cerita sama Mas Arsen. Aku nggak tau Mas Arsen udah dengar atau belum soal aku dan Cheryl. Sebenarnya, aku nggak pernah punya masalah sama Cheryl. Tapi, dia selalu aja cari ribut sama aku. Dia selalu menganggap kalo aku ini saingannya. Pastinya dalam beberapa kesempatan aku juga bales perbuatan dia. Mas mungkin nggak tau, tapi aku orangnya nggak suka dan nggak mau ditindas. Jadi, aku mau minta maaf sama Mas kalo semisal selama ini tindakan aku udah bikin Cheryl ngerasa terganggu. Selama ini sikap aku juga mungkin sangat jauh berbeda dari yang Mas bayangin. Mas mungkin juga tersi–"

"Kenapa kamu harus minta maaf sama saya?" sela Arsen dengan nada bicara yang sungguh tak enak untuk didengar.

Ragu-ragu Jingga menatap Arsen. Ia meneguk ludahnya kasar kala menyadari raut wajah Arsen yang teramat kelam.

"Saya pikir Mas Arsen punya hubungan yang serius sama Cheryl jadi …."

Jingga tak mampu menyelesaikan kalimatnya karena sudah dihadiahi sorot mata tajam bak belati bermata dua oleh suaminya itu.
Seketika bulu kuduk Jingga berdiri semua. Sungguh Arsen yang kini ada di depannya benar-benar menyeramkan. Padahal, Arsen tak sedikitpun bermaksud menakut-nakutinya. Detik ini, Arsen hanya sedang mengekspresikan apa yang ia rasakan setelah mendengar tutur kata Jingga. Ia tak suka ketika gadis yang ia cintai malah mengira dirinya punya hubungan spesial dengan gadis lain.

"Saya emang dekat dengan Cheryl, tapi saya nggak punya hubungan apa-apa dengan dia selain kenyataan kalo anak itu adalah adik dari sahabat
saya," papar Arsen dengan nada tegas.

"Adik? Sahabat?" beo Jingga.

"Iya. Cheryl adik sahabat saya, Rion. Dari dulu anak itu emang sering gangguin saya. Tapi, saya nggak pernah tertarik sama dia. Dan soal semalam saya minta maaf, Mara."

Arsen meraih kedua tangan Jingga dan menggenggamnya dengan lembut. Sejenak, berhasil menghantarkan kehangatan hingga relung hatinya.

"Saya minta maaf karena sudah berbohong sama kamu. Saya sadar harusnya saya bicara jujur sama kamu. Saya takut bikin kamu kecewa karena tau saya malah makan malam sama perempuan lain sementara kamu udah capek-capek masak buat saya," jelas Arsen dengan penyesalan yang begitu kental.

"Semalam saya nggak bisa menolak karena Rion juga ikut. Saya nggak enak nolak ajakan mereka berdua," imbuh Arsen.

Bibir Jingga langsung mengerucut sebal.

"Mas Arsen bohong karena nggak mau bikin saya kecewa? Tapi, lihat? Sekarang justru yang bikin saya kecewa adalah kebohongan Mas Arsen," tandas Jingga.

"Iya. Saya tau," gumam Arsen.

"Maafin saya, Mara. Saya harus apa supaya kamu mau memaafkan saya?" tanya Arsen putus asa.

Jingga tidak tahu dari mana munculnya ide yang kini ada di kepalanya. Namun, sedikitpun gadis itu tak ambil pusing. Karena sekarang yang Jingga inginkan hanya bukti bahwa Arsen memang serius dengan pernikahan mereka. Jingga sudah memikirkannya dengan sangat matang. Ia pun setuju untuk serius menjalani pernikahan mereka karena Jingga yakin pernikahannya dan Arsen terjadi atas campur tangan Tuhan. Lebih dari itu Jingga juga ingin bahagia. Jadi, Jingga harus tegas.

After We Got MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang