Bab 7

1.1K 119 0
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu oleh semua murid SMA Mahardika akhirnya tiba. Di hari Sabtu yang cerah ini. SMA Mahardika memasuki usia ke-55 tahun. Serangkaian acara sudah dilakukan sedari pagi, mulai dari upacara pembukaan, sambutan kepala sekolah, ucapan serta doa dari jajaran komite dan para donatur pun tak terlewatkan. Setelah upacara selesai, acara pelepasan 55 balon pun dilaksanakan.

Sorak Sorai kegembiraan terdengar dipenjuru sekolah. Apalagi para murid yang notabene terbebas dadi jam pelajaran. Khusus untuk hari ini, sekolah tidak mengadakan proses belajar mengajar. Karena dari lagi sampai malam nanti akan diisi oleh serangkaian acara yang sudah disusun dari jauh-jauh hari.

Lapangan indoor dipakai sebagai tempat berlangsungnya lomba. Sedangkan dilapangan outdoor terdapat panggung besar yang dikelilingi oleh stand-stand bazar. Bazar itu terdiri dari berbagai makanan, minuman dan beberapa ada juga yang menjual aksesoris.

"Ini selesainya masih lama ya?" Tanya Senja yang sedari tadi selalu bersama Kayla.

"kenapa sih? Lo dari tadi gelisah banget. Bolak-balik lihatin hp mulu".

"Gue mau pulang duluan, Kay".

"Lah sih. Mau kemana Lo? Ini acara intinya belum mulai Nja" acara intinya yang dimaksud Kayla adalah pertunjukan musik yang akan menampilkan guest star dan beberapa perwakilan murid untuk meramaikan acara.

"Ada janji sama Raka".

"Tunggu acaranya mulai dulu lah. Sebentar lagi kayaknya".

"Gak bisa. Raka udah nunggu didepan dari 15 menit yang lalu".

"Hadeuh! Keras kepala banget!"

"Have fun ya. Gue doa'in semoga guest star nya Shawn Mendes" ucap Senja lalu berjalan meninggalkan Kayla yang sebelumnya ia beri kecupan jarak jauh.

"Udelmu Shawn Mendes"

Beberapa menit setelah Senja pergi, acara pun dimulai. Gemerlap lampu diatas panggung menyorot ke setiap penjuru. Suara dentuman musik hip-hop terdengar begitu kencang, membuat siapa saja tidak bisa menolak untuk menggerakkan tubuhnya. Hampir semua orang berkumpul di depan panggung, beberapa ada yang berdiri sisamling ada juga yang memilih melihat dari arah Koridor.

Ketika musik meredup, kedua MC masuk dan berdiri ditengah panggung. "Masih semangat!!!" Tanya mereka kompak.

"MASIHHHH".

"Mantaaap!!".

"Setelah tadi kita jedag-jedug asoy. Kali ini, bakal ada performa dari pentolan Mahardika nih. Yang katanya punya suara paling merdu, senyumnya secerah matahari. Ada yang tahu dia siapa??" Tanya sang MC.

Lalu terdengar jawaban yang begitu kompak meneriakkan satu nama.

"Yap betul. PLEASE WELCOME, BUMI!!".

Iya pria itu Bumi. Dia mendekat ke arah dua MC dengan membawa sebuah gitar di tangannya.

"Hai selamat malam" sapanya.

"AAAAA BUMI. GANTENG BANGET!!".

"YA ALLAH. JANGAN SENYUM MANEH BUMI!".

"BUMI I LOVE YOU".

Bumi tertawa begitu mendengar kalimat yang terakhir. Dia sempat menunjuk gadis yang berteriak seolah berkata, 'gue tandain lo' yang membuat si gadis menjerit histeris karena mendapat notice dari Bumi.

"Kalem-kalem. Buminya gak akan kemana-mana kok" ujar MC yang membuat Bumi terkekeh.

"Langsung aja deh ya, tanpa perlu basa-basi busuk. So, guys! This is Bumi"

"Thank you".

Lampu meredup, menyisakan satu cahaya terang menginari Bumi. Suara musik mulai terdengar. Jari jemari Bumi bergerak dengan lincah diatas senar gitar.

Swastamita Yang Membumi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang