Kemarin malam. Kayla benar-benar merealisasikan ucapanya, ia menginap di rumah Senja sembari melakukan face call dengan Bianca. Kedua sahabatnya itu mengajukan banyak pertanyaan kepadanya, sudah seperti detektif saja. Interogasi itu berlangsung hingga pukul sebelas malam. Meski begitu, Senja tidak mengingkari janjinya untuk mendengarkan siaran perdana sang kekasih. Di saat kedua sahabatnya mengoceh, Senja sibuk dengan dunianya. Menangkap suara merdu milik Bumi.
Ah, mengingat akan hal itu. Senja jadi rindu.
Berhubung ini hari Minggu dan tidak ada jadwal kuliah. Senja memutuskan untuk mendatangi rumah pria itu. Jarum jam berada di angka 8. Masih terlalu pagi untuk bertamu, tapi tak apa. Toh, Senja juga sudah biasa datang tanpa tahu waktu.
"Assalamualaikum...." Ucapnya sambil membuka pintu rumah Bumi dan masuk begitu saja.
Terdengar sayup-sayup suara dari arah dapur. Senja pun membawa langkahnya ke sana. Ada mama yang sedang berkutat dengan pisau dan beberapa bahan makanan. Senja mendekat, "pagi Ma!"
"eh, pagi sayang. Kok Mama gak denger suara kamu pas datang?".
"Tadi aku langsung masuk, hehehe".
Mama mangut-mangut, lalu kembali mengiris bawang yang tadi sempat tertunda. "Bumi masih tidur tuh".
"Emang tadi malem pulang jam berapa dia ma?".
"Jam delapan udah di rumah. Cuma temen temennya pada main. Nge-game lah mereka sampe jam berapa mama juga gak tau".
"Loh, berarti yang lain pada nginep disini?"
Mama mengangguk, "iya, masih pada tidur tuh di kamar Bumi".
"Ooh, yaudah. Senja bantu Mama masak aja".
"boleh...." Ucap Mama sambil tersenyum. "Bumi nakal enggak?" Pertanyaan dari Mama membuat Senja menghentikan gerakan tangannya yang sedang membalik tempe di atas penggorengan.
"Gimana Ma?".
Mama menoleh, seutas senyum terbit di bibirnya. "Kalo Bumi nakal dan ngelewatin batas, bilang sama Mama ya".
Senja mengangguk kaku. Meski sebenarnya masih tak paham akan maksud perkataan Mama. "Nanti semisal kalian berdua udah siap. Bilang Mama juga. Biar Mama yang nyari WO nya".
Blush. Pipi Senja menghangat. Sekarang ia mengerti arah pembicaraan ini. Dan... Tunggu dulu berarti Mama Ratna tau kalau Senja dan Bumi sudah resmi berpacaran?
"Gak usah malu. Mama juga pernah muda".
Ah! Mendengar Mama berbicara seperti ini Senja jadi semakin salah tingkah. Ini pasti kerjaan Bumi! Bilang apa saja dia sama Mama Ratna? Huh! Senja harap Bumi tidak berbicara hal yang aneh-aneh.
Melihat Senja yang menunduk malu, Mama hanya tersenyum. Lalu membawa tangannya untuk mengelus Surai gadis itu. "Mama bangunin si kembar dulu ya"
Selepas kepergian Mama. Senja menangkup kedua pipinya. Malu banget. Kenapa rasanya jadi aneh setelah Mama mengetahui status dirinya dengan anak sulungnya. Senja menepuk-nepuk pipinya pelan dan kembali fokus pada tugasnya.
Namun tak lama dari itu. Senja tersentak kaget saat merasakan berat di punggung kanannya. Seseorang menaruh kepalanya diantara ceruk leher gadis itu. Tidak lain dan tidak bukan Bumi lah pelakunya.
Senja menggerakkan bahunya, bermaksud agar Bumi menyingkir dari sana. "Awas ih!"
Bukannya menjauh. Bumi malah semakin menenggelamkan kepalanya. Tangannya melingkari pinggang Senja. Bahaya!
"Wangi banget sih" gumam lelaki itu.
Senja masih terus berusaha menyingkirkan tangan yang melilit pinggangnya. Bumi benar-benar tak tahu tempat. "Lepas, nanti ada Mama".
KAMU SEDANG MEMBACA
Swastamita Yang Membumi
Teen FictionEnd. First Senja Bumi🤗 Aku tidak menginginkan amorfati, aku hanya memerlukan jatukrama yang amerta. Kita adalah fatamorgana yang terlalu aksa disebut jatukrama. Cover by Pinterest.