Bab 39

1K 125 8
                                    

Pernah denger kalimat 'aku bahagia, lihat kamu bahagia walau gak sama aku' atau 'kalau pada akhirnya kamu harus pilih orang lain, aku gapapa'.

Bullshit!

Itu adalah kalimat-kalimat yang paling dibenci Senja.

Realistis saja, mana ada sih orang yang akan bahagia ketika melihat seseorang yang dicintainya hidup bahagia bersama orang lain? Jika pun ada, mungkin orang itu memiliki hati sebaik ibu Peri.

Lagipula cinta itu harusnya diperjuangkan bukan? Dan saling menjaga satu sama lain, jika sudah mendapatkan pantang untuk dilepaskan begitu saja. Maka, dalam kamus bahasa cinta Senja tidak ada yang namanya 'cinta itu tidak harus saling memiliki'.

Kalau Senja sih jelas bakal pertahanin orang yang dia cinta. Dia gak mau jadi cewe yang tegar di luar tapi lembek di dalam.

Di depan teman-temannya sih bilang 'its okay. Gue gapapa' tapi waktu lagi sendirian di dalam kamar, nangis sampe berjam-jam.

Bukan gue banget!

-BUMIIIII!
-DIMANA
-WOIIII!  

Juga jangan heran jika Senja selalu menanyakan keberadaan pria itu. Bukannya posesif, tapi ingat, pelakor ada dimana-mana Shay!

Meskipun Senja percaya pada Bumi. Tapi namanya manusia, pasti ada khilafnya. Apalagi kalau sudah diganggu oleh bisikan setan-setan yang terkutuk. Jadi sebisa mungkin, Senja selalu menjaga kabar dengan Bumi dan memantau dari jauh meskipun ia tidak berada di dekatnya.

•planettttt♡.
-way woy way woy.
-gak sopan.

-maap, hehehe.
-dimana?

•planettttt♡
-lagi ngumpul sama anak-anak nih. Di rumah Jenandra.

Mendapat balasan dari pria itu. Membuat Senja lega bukan main.

-okay!
-have fun yaa. Kalo bisa nanti kirim pap!

•planettttt♡.
-kangen ya? 

Senja menggigit bibir bawahnya, melihat foto yang pria itu kirimkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senja menggigit bibir bawahnya, melihat foto yang pria itu kirimkan. Ganteng banget!

-ganteeeenggggg!
-pacar siapa sih

•planettttt♡.
-jennie blackpink.

-jennie terus, Jennie aja, Jennie muluuuu!

•planettttt♡.
-kamu juga gitu.
-Haechan! Haechan! Haechan!
-bosen banget aku dengernya.

-males ah! Kamu mah ngajak ribut wae!
-aku marah.

•planettttt♡.
-i love you.

-i love my self.

•planettttt♡.
-hahaha.
-sayang jangan gemes-gemes. Aku lagi jauh dari kamu.

-emang kalo Deket kenapa?

•planettttt♡.
-aku gigit kamu ya?

-gigit aja kalo berani. Wle!

•planettttt♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•planettttt♡.
-damn! Bibirnya gak usah gitu juga!

Senja tertawa senang. Ia berhasil membuat Bumi ketar-ketir diseberang sana. Senja tebak,  setelah dari rumah Jenandra, pria itu pasti akan menghampiri rumahnya.

Tring!
Tring!
Tring!
Tring!   

Bunyi notifikasi berkejaran masuk ke dalam ponselnya. Sudah pasti, Bumi yang melakukan itu. Senja membiarkan pesan itu begitu saja. Membuat sang pengirim pesan uring-uringan di sebrang sana.

********

Rumah Jenandra memang selalu menjadi tempat untuk mereka melepas penat. Pokoknya kalau ada masalah atau pun enggak mereka selalu lari ke rumah bak istana itu.

Disamping rumahnya yang nyaman, logistik pun tak pernah ketinggalan. Pokoknya terjamin tentram, damai dan aman.

"Kalian tau gak? Cewek itu punya pertanyaan yang sifatnya menjebak. Pertanyaannya tuh setara sama benteng Takeshi" kata Narendra memulai percakapan random.

"Mun maneh ngajawab saeutik, beuh wassalam!" Januar menimpali.

Bumi yang merasa tertarik pun, bangkit dari rebahan dan melupakan chatnya yang belum Senja jawab sedari tadi. Meski pria itu ingin sekali mendatangi Senja saat ini. Tapi, pria itu lebih memilih tetap di posisinya. Setelah ini, ingatkan Bumi untuk mendatangi Senja dan memberi pelajaran pada gadis itu.

"Pertanyaannya tuh simpel sebenarnya".

"simpel pisan. Simpel untuk memutuskan hubungan" celetuk Januar yang mengundang tawa dari mereka.

"Tapi, apapun jawaban kita nih, endingnya pasti akan selalu terjungkal, terjengkang, terjerembab" tambah Narendra.

"Contoh nih contoh" Bumi menegakkan tubuhnya, sayang, aku gendutan yah?" Ucapnya di mirip-miripkan-miripkan dengan suara perempuan.

"Lu jawab enggak ku sekarat. Lu jawab iya lu koma" kata Jenandra.

"Enggak kok sayang, kamu gak gendutan" ucap Janu seolah menjawab pertanyaan Bumi.

"Jujur! Kamu gak boleh bohong! Aku tuh tau yah, kamu bohong" kali ini Narendra yang menirukan suara wanita seraya menyilangkan tangan di dada, seolah merajuk.

Jenandra sudah tidak bisa berkata-kata melihat itu.

"Coba, sekarang Lo bilang. Iya sayang, kamu gendutan".

"Kamu kok jujur banget sih?!! Gak bisa apa bohong dikit buat nyenengin aku?! Iya, iya! Aku gendutan! Puas kamu? Puas? Puas?! Aaaarrrghhhh".

Jenandra, Bumi dan Januar dibuat tertawa terpingkal-pingkal mendengar ocehan Narendra. Mereka sampai menepuk-nepuk lantai dan sudut matanya mengeluarkan air mata.

"Rungkad sitiiiii!".

"Serba salah emang kaum kita mah".

Dan ya, mereka melanjutkan obrolan mengenai hal-hal yang membuat rugi kaum Adam jika sudah berbincang dengan makhluk paling benar nomor satu di dunia.

********

Swastamita Yang Membumi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang