Bab 10

1.2K 104 1
                                    


BOROKOKOK CLUB.

-Narendra Wilangga
Hoy!
Dah pada dimana?.

-Jenandra Gale.
Parkiran. Lo dimana?

-Narendra Wilangga.
Ini gue udah didalem @januar @Bumi dimane?

-Vijendra Bumi Pradipta.
Sorry, gue kayaknya bakal telat.

-Januar Bratadikara.
Di jalan nih. Macet euy.

-Narendra Wilangga.
Ah elah. Kebiasaan jam Indonesia!!

-Vijendra Bumi Pradipta.
Orang sabar disayang tuhan, cinta.

-Jenandra Gale.
@Narendra Lo dimana? Gue udah masuk nih.

-Narendra Wilangga.
Ini gue lagi duduk. Bareng sama bang Tama sama yang lain juga.

-Jenandra Gale.
Oh iya-iya. Gue liat. Bang Tama nya aja tapi, gue masih belum liat Lo.

-Narendra Wilangga.
Ini gue duduk disamping bang Tama, kampret!

-Jenandra Gale.
Oh iya. Sorry. Gak kelihatan.

-Vijendra Bumi Pradipta.
Kecil sih!

-Januar Bratadikara.
HAHAHAHHAHAHAHA

-Narendra Wilangga.
Diem Lo, Anjing @Januar @Bumi.

Bumi terkekeh kecil sambil menatap layar ponselnya. Seraya duduk di sofa ruang tamu dengan air minum dihadapannya. Lelaki itu menepati janjinya untuk mengajak Senja bermain futsal. Ah, tidak bukan bermain, menonton lebih tepatnya. Bumi kira saat tiba di kediaman Senja, gadis itu sudah siap menunggu di depan teras. Tapi kenyataannya sahabatnya itu masih tertidur nyenyak dibalik selimutnya. Untung saja Bumi datang beberapa menit lebih awal. Sehingga tidak akan membuatnya telat begitu lama.

"Yuk" sebuah suara mengalihkan perhatian Bumi dari ponselnya. Senja berdiri menjulang, sudah siap dengan setelan celana hitam membingkai kaki jenjangnya dilengkapi dengan sweater hitam. Lengannya menenteng sebuah totebag berwarna khaki.

"Beres?". Senja mengangguk. Keduanya berjalan beriringan menuju garasi, mendekat ke arah motor Bumi berada.

"lama gak sih gue tadi? Lupa tau, gak pasang alarm"

"Santai aja kali. Yok ah, takut keburu sore".

Begitu helm sudah terpasang. Bumi menyalakan motornya. Sedangkan Senja menyamakan dirinya duduk di jok belakang.

"Let's go!" Seru Senja sambil menepuk bahu kanan Bumi.

Motor melaju dengan perlahan, membelah jalanan di sore hari yang ternyata cukup padat. Sesekali keduanya terlibat dalam obrolan random. Seperti mengomentari pengendera lain yang sedang menyalip seenaknya, atau tidak mematuhi aturan lalu lintas yang ada. 30 menit kemudian mereka tiba di Gedung olahraga. Setelah memarkirkan motornya, Bumi diikuti Senja dibelakang melangkah ke arah pintu masuk.

"Mamen! Hampura telat euy!" Ujar Bumi begitu tiba di tempat teman-temannya berkumpul. Lelaki itu menyapa mereka satu-persatu dengan memberi high five.

"Santai aja. Kita-kita juga baru pada Dateng" ujar salah satu diantara mereka.

"Wadaw! Ada Neng Senja. Duh makin semangat ini mah maen putsalnya" ucap Indra, salah satu teman bumi yang sudah kenal Senja.

"lah iya. Baru nyadar gue, ada manusia lain yang Lo bawa" suara Naren terdengar menyebalkan di telinga Senja. Membuat gadis itu mengeluarkan dengusannya.

"Berisik lo" ucap Senja menanggapi godaan Naren. Selepas itu Senja menyapa mereka sama halnya dengan yang dilakukan Bumi. Lalu meninggalkan mereka dan memilih duduk di kursi tribun yang disediakan, ada sekitar 5 cewek sudah menepati kursi lebih awal, yang Senja ketahui mereka adalah pacar dari Teman-teman Bumi.

Swastamita Yang Membumi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang