Senja terus menggerakkan kakinya sedari tadi, tangannya memeras bagian perut bawah yang terasa seperti tengah diaduk-aduk. Saat ini, ia berada di salah satu bilik kamar mandi, dengan posisi duduk di atas closet yang tertutup. 5 menit yekah berlalu sejak dirinya menelepon Bumi untuk meminta tolong memberikan barang yang ia butuhkan.
Tok tok tok.
Senja beranjak dari duduknya saat merasa ada yang mengetuk pintu bilik yang ia tempati. Kepalanya menyembul di antara celah pintu. Seorang perempuan berdiri di depannya sambil menyodorkan kresek berwarna hitam.
"Dari Bumi" lengkap dengan wajah lempengnya, si cewek berkata seolah menjawab pertanyaan dari raut kebingungan Senja.
Thanks.
Beberapa menit kemudian Senja keluar dari bilik. Lalu berjalan meninggalkan toilet dan mencari keberadaan Bumi.
Disana. Di dekat tiang pembatas toilet cewek dan cowok. Bumi menyandarkan tubuhnya dengan tangan yang memegang ponsel. Langkahnya terayun mendekati Bumi. Senyum jahil terbit di sudut bibir Senja.
"misi, mas".
Senja berjalan melewati Bumi, dengan membungkukkan tubuhnya.
"Eitss!" Bumi menarik kerah seragam Senja dan memutar tubuh gadis itu.
"Aduh! Planet! Lepasin!".
"Mau kabur kemana?"
"ini lepasin dulu atuh" cekalan Bumi lepaskan. Matanya terus mengawasi gadis dihadapannya. Memilih apakah sahabatnya baik-baik saja atau tidak.
"Lain kali bawa persiapan dari rumah".
"Kelupaan gue tuh".
"Kebiasaan!" Ucap Bumi sambil menoyor kepala Senja.
"Dibilangin berkali-kali jangan Toyor kepala gue. Nanti kalo otak gue miring gimana?" Dumel Senja sambil menggeplak lengan kiri Bumi.
"Emang udah" ucap Bumi santai yang membuat Senja bersungut-sungut di tempatnya.
"Kayaknya gue mau izin aja deh. Gak kuat, pengen rebahan".
"Sakit banget ya?".
"mau nyoba?".
"Ngaco!"
"Hahahaha".
"Mumpung gue lagi baik. Yok ke UKS. Mau gue Gendong sekalian nggak?".
"Gue enggak lumpuh ya! Udah sana, balik ke kelas Lo aja. Enggak dengar tadi udah bel?".
"Beneran".
"Bener Bumii. Udah ya, gue duluan ya. Dadah Bumi, makasih yaaa!".
Senja berlalu dari hadapan Bumi yang masih berdiam mengawasi kepergiannya. Sebenarnya ada rasa khawatir ketika melihat wajah Senja dipenuhi oleh peluh. Bumi tidak tega melihatnya. Ya, meskipun Bumi sudah cukup sering dibuat repot saat Senja dwtang bulan. Kadang kesal, kadang kasian juga. Tapi kau bagaimanapun, Bumi juga enggak bisa melakukan apa-apa karena dia enggak tau rasa sakitnya kayak gimana.
Senja tiba di UKS. Kedatangannya langsung disambut baik oleh anak PMR yang sedang bertugas.
"Sakit apa kak?" Tanya salah satunya.
"Sakit perut nih. Datang bulan hari pertama" ujar Senja.
"Oh iya, biasanya minum obat apa?".
"Biasanya gak pernah minum obat, sih. Paling cuma dibawa tidur aja bentar, nanti juga hilang sendiri".
"Oh yaudah, aku buatin teh manis aja ya, kak?" Senja mengiyakan tawaran itu dengan cepat.
"Makasih ya" ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swastamita Yang Membumi
Genç KurguEnd. First Senja Bumi🤗 Aku tidak menginginkan amorfati, aku hanya memerlukan jatukrama yang amerta. Kita adalah fatamorgana yang terlalu aksa disebut jatukrama. Cover by Pinterest.