"kok bisa hilang sih?!".
"Bentar clar, gue pastiin lagi, takutnya nyelip di tas gue" Senja berujar sembari tangannya sibuk mengobrak-abrik tas miliknya.
"Kalo sampe beneran gak ada dan kita gak bisa presentasi. Ini semua salah Lo ya!".
"Clar, Lo diem dulu bisa enggak? Jangan bikin keadaan tambah panik dong!" Ujar salah satu teman kelompok Senja yang lainnya.
Senja menghela napasnya saat tak kunjung menemukan flashdisk yang sedari tadi tengah dicari. Hari ini, ada presentasi hasil diskusi kelompok yang minggu lalu ditugaskan oleh dosen pengampu. Senja bertanggung jawab membawa flashdisk itu karena ia akan merevisi hal-hal yang sekiranya perlu ditambah dan dikurangi. Bodohnya, ia kehilangan flashdisk itu. Entah jatuh atau tidak terbawa saat ia berangkat dadi rumah. Tapi seingatnya, Senja memegang flashdisk itu tadi pagi dan memasukannya ke dalam tas yang ia kenakan hari ini.
"Gimana Nja?"
Senja menggeleng lemah. "Sorry...".
"Maaf dari Lo gak bisa bikin keadaan jadi lebih baik! Kalo kaya gini, gimana nasib kelompok kita coba?! ceroboh!!"
Senja melirik arlojinya, "masih ada waktu. Gue cek ke rumah dulu siapa tau jatoh atau ketinggalan". Dengan langkah cepatnya, Senja bergerak ke arah pintu, namun baru beberapa langkah ia terhenti.
Tubuh Mr. Smith menjulang tinggi di ambang pintu.
Mati!
"Morning class!" Semuanya terdiam saat melihat Mr. Smith berjalan ke arah mejanya. "Saya sengaja masuk lebih awal karena ada urusan yang harus diselesaikan setelah ini" jelasnya sekaligus menjawab keterkejutan mahasiswanya.
Senja memundurkan langkahnya perlahan, tangannya saling meremas ketika mendapat tatapan tajam dari Clara. "Sorry guys" cicitnya.
"Gapapa Nja. Udah Lo duduk lagi. Nanti gue coba obrolin sama Mr. Smith deh, minta keringanan". Tutur Fajar selaku asisten dosen dari Mr. Smith. Lelaki itu maju ke depan, membantu menyiapkan perlengkapan presentasi.
Senja mengamati dari tempat duduknya sambil berharap cemas, semoga Mr. Smith bisa memberikan keringanan dan mau menerima alasan dari Fajar. Tak lama Fajar kembali, "kita masih bisa presentasi di pertemuan minggu depan. Tapi, nilai kita dikurangi karena lalai akan tugas dan tanggung jawab".
Yang lain menghembuskan nafas lega mendengar ucapan Fajar. "Syukurlah. Gapapa di kurangin juga, yang penting kita masih dapet nilai. Makasih ya Jar" ungkap Desi.
"Thanks Jar" kata Senja.
"Ini kalo lo bawa flashdisk nya. Pasti nilai gak bakal dikurangin" sinis Clara yang membuat Senja kembali tak enak hati.
"Udah deh Clar. Bersyukur aja. Masih mending Mr. Smith kasih kesempatan kita buat presentasi" kata Fajar yang membuat Clara melengos dan fokus memperhatikan kelompok lain yang sedang presentasi.
"Nanti coba cari lagi di rumah ya, Nja" ucap Desi setelah kelas usai.
"Iya, siapa tau jatuh pas Lo lagi siap-siap" timpal Fajar.
Sementara itu Clara masih melayangkan tatapan tajamnya pada Senja. Gadis itu benar-benar menganggap Senja adalah biang masalah dari permasalahan ini.
"CK! Gak becus!" Ketusnya sambil berlalu dari sana yang mana membuat Senja merasakan sakit dihatinya.
"Clara gak usah didengerin. Gak sepenuhnya salah Lo kok, kita juga semua salah karena gak salin soft filenya"ungkap Fajar mencoba menenangkan Senja.
"kita duluan ya. Kalo udah ketemu kabarin di grup" Senja mengangguk lemah melepas kepergian Fajar dan Desi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swastamita Yang Membumi
Teen FictionEnd. First Senja Bumi🤗 Aku tidak menginginkan amorfati, aku hanya memerlukan jatukrama yang amerta. Kita adalah fatamorgana yang terlalu aksa disebut jatukrama. Cover by Pinterest.