Semenjak kejadian kemarin, Senja belum mengunjungi Bumi selama tiga hari karena rasa malunya masih mendominasi. Jangankan untuk bertatap muka, membayangkan wajah lelaki itu saja sudah membuat Senja panas dingin. Payah, iya Senja memang payah.
Setiap hari Bumi pun tidak lelah untuk terus meneror Senja dengan mengirimkan pesan singkat yang memintanya untuk datang. Pria itu bersikap biasa saja, seolah-olah kejadian kemarin tidak berarti apa-apa? Ya memang harusnya seperti itu, ini Senjanya saja yang berlebihan.
Kenapa sih cewek tuh gampang baper?
Senja menghembuskan napas kasarnya. Ia harus bagaimana sekarang?
"Dek? Kok di rumah?" Suara bass milik Karrel memenuhi gendang telinga Senja.
"Kenapa? Gak suka?".
"Bukan. Aneh aja, gak ke rumah Bumi?".
Senja menggeleng, "tugas adek numpuk".
"Ooohh" seru Karrel lalu duduk di sisi Senja yang tengah menonton serial Disney, lebih tepatnya televisi yang menonton acara melamun Senja.
"Mass".
"Hmm?".
"Mmm. Mau tanya boleh?".
Karrel mengeryitkan keningnya. "Tanya aja"
"Mas pernah gak sih, suka sama seseorang?".
"Adek lagi jatuh cinta, dek?!!"
Senja berdecak pelan. "bukan adek!".
"Terus?".
"Temen adek, ish!".
"Kenapa temennya?".
"Dia tuh suka nih sama temennya lagi, tapi kayaknya gak bisa bilang gitu loh".
"Oh. Cinta terpendam. Kenapa emangnya? Gak berani atau malu?"
"Dua-duanya".
Karrel mengangguk singkat. "Ngapain malu sih? Enggak ada salahnya juga suka sama seseorang. Kalo suka tinggal bilang aja. Mas juga gitu".
"Tapi kan aku perempuan!".
Karrel mengeluarkan smirk-nya ketika mendengar kata aku yang Senja ucapkan.
"temanku maksudnya" ralat Senja cepat.
"Iya deh iya, temannya".
"Terus kudu gimana?".
"Ya bilang aja".
"Kan malu ih! Masa cewek confess duluan".
"Bukan malu itu mah. Gengsi!".
Senja bungkam. Sedangkan Karrel tersenyum dalam hati. Lelaki itu paham betul bahwa yang sedang adiknya ini adalah dirinya sendiri.
"Dosen Mas pernah bilang gini" Karrel bergerak menyamankan posisi duduknya. Enggak perlu memperumit segalanya. Makan apa yang ingin kamu makan. Lakukan apa yang kamu mau. Dan... Cintai orang yang kamu suka. Sesimpel itu, Dek".
"Tapi ngejalaninnya enggak semudah itu".
"If you think it's hard. It's hard. If you don't, it's not. Jadi, semangat!!" Ungkap Karrel Sembari mengepalkan kedua telapak tangannya.
"Semangat buat temenmu, maksud Mas teh" ucapan penutup dari Karrel berhasil membuat Senja mendelik sebal. Pria itu berlalu dengan senyum puasnya.
Keesokan harinya, setelah merenungkan ucapan sang kakak. Senja pun memberanikan dirinya untuk bertemu Bumi. Memaksakan lebih tepatnya. Kalo kata orang Sunda mah, 'allahuma paksakeun' karena kalo gak dipaksa gak akan ada pergerakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swastamita Yang Membumi
Teen FictionEnd. First Senja Bumi🤗 Aku tidak menginginkan amorfati, aku hanya memerlukan jatukrama yang amerta. Kita adalah fatamorgana yang terlalu aksa disebut jatukrama. Cover by Pinterest.