Epilog

1.5K 136 17
                                    

Saya terima nikah dan kawinnya Senja Deepa Sadajiwa binti Laksamana Sadajiwa dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!

Padahal sudah dari beberapa jam yang lalu kalimat itu digaungkan dan disaksikan oleh ratusan tamu undangan, namun debarannya masih terasa hingga sekarang.

Sejak detik pertama Bumi mengucapkan kalimat sakral itu, hidupnya telah berubah. Tanggung jawabnya pun bertambah.

Kini, statusnya sudah menjadi kepala keluarga. Iya, keluarga kecilnya bersama Senja. Serta anak-anaknya kelak.

Senyum kebahagiaan terpancar jelas pada wajah dua makhluk Tuhan yang hari ini menjadi bintang utama. Ucapan selamat serta untaian doa pun tak pernah terputus mereka dapatkan dari sahabat serta sanak saudara yang datang.

"Pegel kakinya?." Tanya Bumi pelan, sedari tadi ia melirik Senja yang terus menunjukkan gerak-gerik tak nyaman.

Senja tersenyum, lalu menggeleng.

"Kita ke kamar aja yuk?".

"Enggak ah! Gak enak sama tamu, masa pengantinnya enggak ada di pelaminan, lagian kan sebentar lagi acara puncak, habis itu beres. Aku aman beneran". 

"sebentar ya".

Bumi berjalan meninggalkan Senja, langkahnya teratur mendekati seorang wanita yang tengah berdiri tak jauh dari pelaminan, lalu terlihat berbicara sesuatu, pria itu menunggu sejenak. Setelah mendapatkan apa yang ia mau, Bumi kembali.

"Duduk dulu, lepas heels nya. Ganti ini aja," Bumi memposisikan dirinya berlutut di depan Senja, melepaskan heels yang membuat kaki gadisnya lecet kemerahan. Lalu menggantikan dengan flatshoes yang nyaman.

"Enakan?" Tanyanya sembari mendongak.

Senja mengangguk, "makasih suami." Bisiknya lalu mengusap lembut pipi Bumi.

Perlakuan itu tak luput dari mata para undangan, sehingga menimbulkan sorak-sorai serta suitan menggoda.

"Mesra-mesranya nanti aja kalo udah di kamar!!!".

Itu suara Kayla. Begitu menggelegar dan otomatis mengundang tawa banyak orang.

Ish! Emang biadab temannya satu ini! Berani betul membuat Senja malu, bahkan di hari spesialnya.  Ingatkan Senja untuk memberi pelajaran pada Kayla.

Dari pagi hari, rangkain acara berjalan dengan lancar. Sampai tiba di acara puncak, dimana sang pengantin wanita melempar buket bunga yang mana langsung menarik atensi kaum hawa. Memperebutkan sebuket bunga yang Konon, siapa yang dapat dia akan menjadi kandidat selanjutnya untuk menyusul sang pengantin ke pelaminan.

Suara MC menggema di dalam gedung, menarik semua pasang mata, hingga sampai pada hitungan ketiga, Senja melempar buket itu.

Buket itu terlempar. Jauh, ke arah kiri pelaminan yang nyatanya tidak banyak orang berkerumun. Sampai akhirnya, buket itu terjatuh di sisi kaki Januar yang sama sekali tidak tertarik untuk memungutnya. Pria itu tetap dalam posisinya, hanya matanya saja yang melirik ke bawah, ke arah buket bunga.

"Ambil!! Siapa tau habis ini Lo yang gelar hajat." Januar mendelik ke arah Narendra. Tapi tetap menuruti ucapan pria itu.

Ditangannya kini ada sebuah buket bunga yang ia genggam.

"Gak dapet ini juga gue emang bakal nikah kok." Lirihnya, kemudian berjalan ke arah pelaminan dan mengembalikannya kepada Senja untuk dilempar ulang, karena toh Janu tidak butuh buket itu. Ia juga takut dengan tatapan sinis dari para wanita yang kecewa karena tak mendapatkan buket Jimat itu.

"Habis ini, Janu yang nyusul kita sayang." Bisik Bumi sebelum Senja melempar buket itu lagi.

********

Swastamita Yang Membumi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang