Bab 21

900 88 0
                                    

"Halo, Ren?".

"Oii, Bum. Kenapa?".

"Lo sama Senja gak?".

"enggak. Gue balik duluan tadi. Emangnya dia gak sama Lo?".

"Kalo ada mah, gue gak bakal nelpon Lo".

"Eh iya yah. Hehehehe, sorry-sorry. Coba tanya Kay deh, barangkali sama dia"

"Yaudah deh. Thanks ya"

"Yoi".

Sudah 15 menit berlalu sejak Bumi keluar dari kelasnya, lelaki itu masih belum menemukan Senja. Gadis itu, entah menghilang kemana. Padahal beberapa menit yang lalu Senja bilang akan menunggu dirinya di koridor. Tapi saat Bumi telah tiba, Senja tak ada disana.

Karrel bilang, ia tak ada menjemput Senja karena sedang sibuk menyiapkan skripsi. Pun dengan Naren yang pulang lebih dulu. Terakhir, Bumi mencoba menelpon Kayla, namun gadis itu tidak sedang bersama Senja, katanya.

"Ck! Kemana sih!" Gumamnya sambil terus menekan tombol dial menghubungi nomor Senja yang lagi-lagi hanya dijawab oleh suara Operator.

Apa, gadis itu pulang naik ojek online? Pikir Bumi. Jika iya, Bumi harus memastikan apakah gadis itu pulang dengan selamat atau tidak. Lantas, lelaki itu pun menancapkan gas motornya menuju rumah Senja.

Tapi realitanya. Yang tidak Bumi tau. Senja sedang berada di sebuah Cafetaria bersama seorang lelaki dihadapannya.

"Long time no see ya. Nja, Lo apa kabar?".

"Gue baik, Lo gimana?".

"I'm fine. Berapa lama ya kita gak ketemu?".

Senja terdiam sejenak, "emm... Empat bulan mungkin?".

Lelaki itu menganggukan kepalanya. "sorry ya. Gue tiba-tiba ngilang gitu aja".

"Gapapa, Raka".

Raka. Lelaki yang menemui Senja di koridor dan berakhir membawanya ke sini adalah Raka. Kalian masih ingat Raka kan? Laki-laki yang pernah memporak-porandakan hati Senja.

Mungkin, terakhir kali mereka bertemu adalah saat di mana Raka membawa Senja ke cafe di daerah Dago. Setelahnya mereka sempat berbagi kabar melalui pesan. Namun, pesan terakhir yang Senja kirim hanya berbuah centang satu berwarna abu. Setelahnya mereka tidak pernah bertemu.

Katakanlah Senja lebay. Saat ini, ia benar-benar bingung, marah, sedih, dan kecewa. Galau, kalau kata anak muda jaman sekarang mah. Tapi, setelah di pikir kembali. Apa pantas ia merasakan itu semua? Karena mereka bukan dua sejoli yang sedang berada dalam sebuah ikatan. Hubungan mereka itu abu-abu.

"Waktu itu gue fokusin siapin diri buat masuk kedokteran" jelas Raka.

"Lo keren. Sekarang udah berhasil kan?" Lagi, Raka hanya mengangguki perkataan Senja.

"Lo sendiri, gimana?".

"Gue calon seniman" kata Senja disertai kekehan di ujung kalimatnya

Mereka pun membicarakan banyak hal. Sampai saat matahari sudah tenggelam dan bulan pun muncul untuk menggantikan. Raka baru mengantar Senja pulang.

Ditengah perjalanan, Senja teringat akan sesuatu ia cepat-cepat mencari ponselnya. Mati, ponselnya tidak bisa dinyalakan. Bumi. Senja ingat akan lelaki itu. Ia lupa mengubungi Bumi. Oke seusai ini ingatkan Senja agar datang ke rumah sahabatnya untuk meminta maaf.

Tapi, sepertinya Senja tidak usah repot-repot menemui Bumi. Karena saat ia turun dari mobil Raka. Bumi terlihat duduk di teras rumahnya. Lelaki itu memandang ke arah mobil Raka yang sudah menjauhi rumah.

Swastamita Yang Membumi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang