3

1.5K 128 18
                                    

Jarum jam tepat mengarah di angka sembilan. Setelah hampir dua jam Gun duduk mendengarkan seluruh pembicaraan keluarga Adulkittiporn, dia mulai mendapatkan sedikit gambaran.

'Keluarga' yang mereka maksud bukanlah keluarga yang ada di dalam bayangan Gun selama ini. Mereka sekelompok keluarga mafia. Pemimpin mereka biasa dipanggil kepala keluarga.

Sektor Thailand dipegang oleh keluarga Adulkittiporn. Mereka beraliansi dengan beberapa keluarga lainnya tapi merekalah yang memiliki kuasa untuk pengambilan keputusan. Keluarga Off memiliki bisnis legal maupun ilegal. Awalnya Gun kira semua bisnis mafia akan ilegal, ternyata setelah mendengar pembicaraan mereka tidak semua ilegal.

Keluarga Adulkittiporn memegang seluruh kendali peredaraan penjualan LSD dan kokain di seluruh Thailand. Namun mereka tidak terlibat dalam perdagangan manusia. Sektor legal mereka meliputi bisnis properti dan Gun tahu nama perusahaannya masuk dalam perusahaan paling menjanjikan.

Sekarang Gun tahu kenapa Off begitu kaya. Rumah mewah dan seluruh isinya ini hanya sebagian kecil. Mungkin bagi Off bayaran satu miliyar baht yang diberikan pada Gun sama seperti Gun membeli iphone keluaran terbaru itupun cuma satu. Off bahkan punya tiga iphone.

"Kau benar-benar kaya ya, Khun Off?"

Off memutar bola matanya merasa jengah mendengar pertanyaan yang selalu Gun tanyakan padanya. Padahal dia sendiri sudah mendengarnya tadi di meja makan tapi tetap saja lelaki kecil ini bertanya masalah kekayaan. Apa dia kurang puas dengan semua fakta yang sudah disuguhi di depan matanya?

"Aku lelah menjawab pertanyaan tidak pentingmu."

"Aku sedikit tidak percaya tapi dipaksa harus percaya. Aku bekerja keras membangun karirku saja belum pernah melihat angka satu milyar di rekening bankku. Kau bahkan semudah itu memberikannya padaku."

"Kau tidak pernah melihatnya karena kau selalu berbelanja sesuka hatimu dan berpesta dengan teman-temanmu."

Dentingan suara lift menjeda percakapan mereka sejenak. Off keluar lebih dulu diikuti dengan Gun yang berjalan seraya sesekali berloncat kecil kegirangan melihat lorong panjang dengan pintu kamar yang berjajar layaknya di hotel.

"Aku akan tidur dimana?"

"Kau tidur bersamaku."

Gun berhenti berjingkrak. Bergerak mengambil langkah seribu menjauh dari Off. Off yang sudah berhenti di depan pintu bercat kayu natural lalu menoleh dan memincingkan matanya, menatap aneh pada Gun.

"Tidak boleh berpisah, Gun. Jika itu terjadi ayah dan ibu akan curiga. Aku tidak akan melakukan apapun pada tubuh kurusmu itu. Jadi berhenti memikirkan hal aneh."

"Kau tidak memberi jaminan jika tidak akan terjadi apapun padaku khun Off."

"Kau boleh berbelanja sesukamu jika itu sampai terjadi."

Gun berlari mendekat ke arah Off. Tersenyum girang. Jaminan yang setimpal menurutnya.

Kamar Off sangat luas dengan aksen kayu berwarna cokelat tua dipadukan dengan warna klasik putih. Tepat di hadapan kasurnya ada sofa yang langsung menghadap balkon serta kolam renang di halaman belakang. Di belakang pintu, Gun melihat lemari kaca dengan koleksi botol minuman. Sisi lainnya ada rak buku yang awalnya Gun kira cuma pajangan biasa tapi ternyata memang buku asli.

Ada dua pintu tertutup. Gun membuka pintu pertama dan ternyata itu adalah kamar mandi. Di luar ekspetasi Gun yang awalnya mengira kamar mandi Off akan berwarna gelap tapi justru sebaliknya, semua serba putih dengan kaca sebagai penyekatnya sehingga memberi kesan luas. Bathroom itu langsung memberi akses ke walk in closet. Gun disuguhi seluruh koleksi barang mewah Off yang rata-rata jas dan kemeja putih. Beberapa jam tangan mewah juga berjajar di dalam etalase kaca.

BLACK PEARLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang