25

1K 99 13
                                    

Matahari begitu terik menusuk tulang. Keringat bercucuran membasahi pelipis tapi tak berhasil mengusik Gun yang tengah asik merendam kaki di dalan kolam renang. Off memperhatikan dari taman yang tak jauh dari sana. Orang tuanya pun membiarkan Off tinggal dan tak banyak bicara asal Gun bisa bahagia.

Selama Off tinggal di rumah utama tidak ada yang boleh memunculkan topik Mild. Seluruh anggota keluarga Adulkittiporn fokus pada kesehatan Gun dan janinnya. Gun harus tetap berada di suasana hati bahagia meskipun semua tahu keadaan tak lagi sama.

"Sayang, udaranya sudah terlalu panas. Kemarilah, berteduh. New membawakan jus jeruk untukmu."

"Iya, Papii."

Layaknya pelangi yang datang setelah badai, senyuman Gun tak ternilai. Angin sejuk menerpa wajah kala melihat Gun tersenyum, begitu menenangkan dan menyenangkan. Gun adalah pusat bahagia keluarga Adulkittiporn.

Off memperhatikan setiap gerak gerik Gun. Tak ada satu pun pergerakan Gun yang terlewat olehnya. Mulai dari kedipan mata sampai gerakan kaki yang berayun karena tak sampai ke bawah. Suara jus yang melewati kerongkongan dan sendawa yang terdengar lucu alih-alih menjijikan. Suara tawa setelahnya yang direkam jelas dalam memori pikiran Off.

"Gun, aku harap anak kita mirip dirimu."

"Kenapa, Papii? Padahal aku ingin dia mirip dirimu."

"Tidak. Aku ingin dia mirip dirimu karena pasti kalian akan sangat lucu."

Gun kembali tertawa meskipun Off masih segan untuk menanggapi. Rasa bersalah membuat dirinya seakan memiliki jarak dengan Gun. Kali ini Off mengakui kemampuan akting Gun setelah semalam akhirnya dia mendengar suara tangis paling pilu. Begitu kontras di pagi hari yang hanya terlihat senyuman di wajahnya. Apalagi saat berhadapan dengan ibu Off, Gun menutup rasa khawatir dengan sapaan ceria seakan tak pernah ada masalah di keluarga ini.

"Oh ya Gun, perkenalkan ini Joss. Joss Wayar. Dia kepala tukang pukul di keluarga Adulkittiporn."

"Hai Gun. Senang berkenalan denganmu. Selamat atas kehamilanmu juga."

"Wah terima kasih, Joss. Aku juga senang berkenalan denganmu."

"Mulai hari ini Joss diperintah ayah untuk mendampingimu."

"Kan Gun sudah ada New."

"Apa tidak boleh jika temanmu bertambah satu? Joss orang yang seru diajak bermain."

"Benarkah Joss?"

Joss hanya mengangguk tersenyum.

"Baik. Mulai hari ini kita menjadi teman. Tidak boleh terlalu formal denganku ya Joss?"

"Baik P'Gun."

"Tidak mau. Aku tidak mau dipanggil Phi olehmu."

Off dan Joss lantas mengerutkan dari heran mendengar jawaban Gun barusan. Joss tahu jika Gun jauh lebih tua tiga tahun di atasnya. Lantas kenapa Joss dilarang memanggil phi pada Gun.

"Kenapa Joss tidak boleh memanggilmu phi? Dia lebih muda tiga tahun darimu, baby."

"Gun masih kecil dan Joss lebih tinggi dari Gun. Jadi panggil aku nong Gun, Joss."

Off mencubit pipi Gun gemas. Alasan konyol tapi dua lelaki itu setuju setuju saja.

"Baik, nong Gun."

***

"Kapan kau akan mengusir wanita ular itu?"

Baifern membuka percakapan dengan pertanyaan yang paling memuakkan. Menatap malas ke arah Off yang kini tengah sibuk memperhatikan layar tablet di meja kerja. Sedetik kemudian lirikan bengis kedua saudara kembar itu bertemu. Atmosfir panas yang melingkupi keluarganya mencapai titik tertingginya. Tidak ada lagi keceriaan dan candaan yang biasa mereka dengar dari Gun. Suram.

BLACK PEARLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang