7

1.4K 111 8
                                    

Off dan Gun akhirnya menghentikan aktifitas ranjang mereka. Keduanya kehilangan gairah karena Baifern yang masuk tiba-tiba. Tentu si kecil milik Gun langsung layu dan Off menggerutu. Tidak hanya Bibii, tapi ternyata Baifern pun anjing, makinya. Lagi-lagi Off kehilangan momen terbaik menyapa lubang surgawi milik Gun.

Gun telah siap dengan pakaian yang telah disiapkan oleh pelayan. Beberapa saat yang lalu Off menyadari kalau ternyata kekasihnya ini tidak memiliki pakaian yang layak untuk bertemu dengan orang tuanya selain pakaian kemarin malam. Tidak mungkin Gun bertemu dengan orang tuanya dengan pakaian yang sama. Kalaupun dia memakai pakaian sehari-harinya, hampir delapan puluh persen yang Off perhatikan di koper Gun adalah celana yang panjangnya hanya sepaha. Tentu celana itu tidak mungkin muncul di depan ayah dan ibunya. Cukup depan Off saja celana itu diperlihatkan. Hingga akhirnya dia menyuruh pelayan menyiapkan kemeja formal untuk Gun kenakan.

"Papii, apa masih lama?" Gun menghampiri Off yang tengah sibuk mematut diri di depan cermin. Tangannya bergerak gesit mengancingkan kemeja putihnya. Seksi.

Mata Gun berbinar saat mendapati prianya yang begitu tampan. Off begitu pas dengan pakaian formal seperti ini. Seakan kemeja itu dibuat khusus untuk membalut tubuhnya yang atletis. Gun bisa merasakan lekukan tubuh itu yang memeluknya erat sedari malam. Begitu menghangatkan. Lengannya yang menjadi bantal. Dada bidang yang siap menjadi tumpuan dagunya. Semua begitu indah. Gun sangat menyukainya.

"Apa yang kau pikirkan, Gun?"

Gun berjalan semakin dekat sesekali meloncat kecil, kegirangan. Tangannya meraih dua kancing teratas kemeja Off dan melepasnya. Tangannya menangkup wajah lelakinya dan mengecup bibirnya. Gun rasa dirinya memang menggilai Off Jumpol sekarang.

"Aku memikirkan Papii. Kenapa ada orang setampan dirimu? Rasanya aku tidak ingin berbagi dengan siapapun."

"Aku memang hanya milikmu. Kau boleh rakus jika itu terkait diriku." Off merentangkan lengannya dan Gun menghambur dalam pelukannya. Menghirup aroma yang entah sejak kapan membuat Gun candu.

"Mau sampai kapan kalian akan berpelukan? Ayahmu dan ibumu sudah menunggu hampir sejam di halaman belakang."

Tay muncul dengan wajah jengah karena harus melihat dua insan manusia yang saling bergelayut manja. Dia sebenarnya merasa heran hanya dalam waktu semalam Off dan Gun sudah sangat pandai berperan selayaknya sepasang kekasih yang sebenarnya. Entah apa yang mereka lakukan semalam. Tapi yang Tay dengar dari Baifern, bosnya dan kekasih palsunya itu telah bercumbu. Siapa yang memulai namun menurut Tay bukankah itu terlalu cepat?

"Lain kali, bisa tidak kau ketuk dulu pintu itu Tay? Kenapa dengan semua orang hari ini? Apa mereka tidak tahu sopan santun?" Off menggerutu. Lagi-lagi orang lain muncul mengganggu kesenangannya dengan Gun.

"Harusnya aku yang bertanya hal itu padamu Off. Ada apa dengan dirimu hari ini? Selama aku menjadi bawahanmu, hari ini yang paling aneh. Tidak biasanya kau marah hanya seseorang masuk tiba-tiba ke kamarmu? Kurasa bukan masalah sopan santun. Tapi dirimu saja yang tidak ingin diganggu saat sedang bermesraan dengan Gun."

Semua ucapan Tay benar tanpa meleset satupun. Seumur hidup Off, dia tidak pernah membicarakan mengenai sopan santun. Lalu kenapa mulai hari ini, sopan santun untuk memasuki kamar orang lain begitu penting untuknya? Gun memang alasan utamanya.

"Aku tidak perlu penjelasanmu, hei Tawan. Cepat kenapa kau kemari?"

"Aku kemari karena kalian tak kunjung datang ke halaman belakang. Ayah dan ibumu mengomel padaku. Baifern menyuruhku untuk menyusulmu kemari, karena dia takut kalian kembali bercumbu. Dan ternyata benar saja saat aku datang kalian sudah hampir bercumbu."

"Aku hanya memeluknya. Bagian mana yang kau bilang bercumbu?"

"Semuanya berawal dari pelukan Off Jumpol. Mungkin beberapa saat kemudian bisa saja kalian berciuman."

BLACK PEARLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang