Embusan angin lebih dingin dari biasanya kala menerpa wajah. Raut pucat pasi, tangan tertaut adalah ketika Gun mendapati seluruh keluarga Adulkittiporn telah berkumpul di ruang makan. Gun semakin gusar melihat keadaan mencekam sekarang. Tidak seorang pun menatapnya antusias bahkan ibu Off. Hanya satu orang yang Gun tidak lihat keberadaannya, yaitu suaminya.
Salah satu pelayan menarik kursi dan menyilakan Gun duduk di antara keheningan itu. Joss berdiam, siap sedia di belakang Gun. Sebenarnya Gun tidak tahu kenapa suasana ini terjadi sekarang. Apakah karena Gun yang pergi dengan Win lalu Win malah menghilang? Atau ada permasalahan yang lebih genting dari itu? Gun benar-benar tidak memiliki petunjuk. Dia terlalu takut hanya sekedar untuk bertanya. Namun pastinya ini salah satu masalah yang cukup genting karena kakek harus sampai datang ke rumah utama.
Sekitar satu jam Gun duduk menunggu, sampai suara pintu rumah dibuka. Off datang diikuti Tay dan New di belakang. Serentak seluruh anggota keluarga termasuk Gun ikut berdiri cuma untuk menyambut kedatangan Off.
Sorot mata tajam dan lagi-lagi Gun tidak merasakan kehangatan seperti biasa. Bahkan New yang biasa menemani Gun dengan ceria pun tampak serius kali ini. Tiga orang itu datang dengan pakaian serba hitam menambah suasana yang awalnya suram menjadi lebih suram lagi.
"New bawa Gun ke mobil. Jaga dia di sana."
"Baik, Off."
Gun semakin bingung. Belum sempat dia bertanya pada suaminya, Off sudah mengisyaratkan kalau dia tidak ingin dibantah. Mau tidak mau, Gun melangkah mengekor New. Joss pun juga beralih berdiri di belakang Off sekarang.
Saat pintu rumah terbuka, Gun mematung melihat halaman rumah yang sudah dipenuhi para tukang pukul. Mereka semua berbaris rapi seperti sedang apel pagi. Baru pertama kali bagi Gun melihat mereka yang berjajar. Beberapa batalion terlihat memegang senjata yang berbeda-beda.
Gun merasa degup jantungnya semakin cepat. Tangan Gun meraih pergelangan tangan New. Rasanya ada sebuah kesalahan. Jika hanya masalah Win, apakah perlu bagi keluarga Adulkittiporn mengumpumpulkan seluruh tukang pukul? Gun pikir itu tidak perlu. Ada apa sebenarnya?
"New, ada apa? Kenapa para tukang pukul berjajar seperti ini di halaman?"
"Aku tidak punya wewenang memberitahumu, Khun Gun. Khun Off yang lebih berhak."
Gun semakin bingung. New berubah. Tidak biasanya dia memanggil Gun dan Off dengan embel-embel 'khun'. Semua ini semakin membuat Gun takut. Perasaannya bercampur aduk dan membuatnya mual karena terlalu tenggelam dalam pikiran yang rumit sendiriran.
"Aku ingin pergi menemui Papii."
"Tidak bisa, Khun. Jika Khun memaksa, maka aku akan membawa paksa Khun ke mobil."
New menahan dengan kuat tangan Gun. Semua perasaan takut Gun semakin jelas kala dia mendengar suara bentakan Off dari arah dalam.
"Semua ini demi kebaikanmu. Off akan menjamin keselamatanmu."
"Ada apa? Kenapa Papii berteriak seperti itu?"
"Gun, ini kisahnya terlalu panjang. Bahkan semua bermula sebelum kau datang ke dalam keluarga ini. Jadi biarkan mereka menyelesaikan permasalahnya. Kau harus memikirkan janinmu. Jadi tolong patuh untuk kali ini."
Gun pun akhirnya berhenti dengan rasa penasaran yang menggantung. Hanya Off yang bisa menjawab semua pertanyaannya. Benar kata New, lebih baik Gun mengkhawatirkan keselamatannya dan janin yang dia kandung.
***
Suasana tegang semakin terasa saat Off mulai bergabung. Tidak ada satu orang yang akan membuka pembicaraan di meja makan. Kakek diam, ayah diam, dan Off pun sama. Baifern meraih tangan kembarannya, dia tahu situasi ini pasti akan membuat Off meledak tak terkendali. Kudeta yang telah direncakan akan dimajukan menjadi hari ini akibat dari kejadian Win yang menghilang. Keluarga pun telah mengetahui kehamilannya, bukan dari Joss ataupun Gun. Melainkan ayah yang memberi tahu kakek dan ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK PEARL
FanfictionEntah ini sebuah keberuntungan ataukah kesialan saat Gun yang seorang aktor papan atas Thailand dengan bayaran termahal harus terjebak dengan drama kehidupan seorang mafia bernama Off Jumpol. Laki-laki itu membayarnya dengan nominal yang bahkan Gun...