34

954 83 8
                                    

🔞DIHARAP BIJAK DALAM MEMBACA🔞
KONTEN TIDAK UNTUK BABII DI BAWAH UMUR

⚠️DOSA DITANGGUNG SETIAP INDIVIDU⚠️

Dua pasang kaki saling berlari kecil. Tangan kiri tertaut menarik tak sabar melewati koridor yang tampak lengang. Napas tersengal tapi tak digubris. Ada hasrat yang lebih penting dibandingkan sekedar memenuhi rasa sesak kekurangan oksigen. Off dan Gun kabur dari kegiatan makan malam.

Pintu kayu dengan ornamen ukiran naga didorong dalam sekali hentakan dan ditutup lagi dengan dorongan yang tak kalah kuat. Dentuman suaranya diacuhkan oleh dua insan manusia yang sedang menyalurkan kerinduan. Dada Gun kembang kempis begitu pun Off. Belum sempat memenuhi kebutuhan oksigen, Gun langsung melompat dalam gendongan. Kakinya mengunci di pinggang dan tangannya mengalung di tengkuk Off. Lantas bibir tembamnya meraup rakus bibir suaminya. Lumatan dan hisapan bak sedang menghabiskan permen lolipop.

Dua organ tak bertulang itu saling adu siapa yang berhak memimpin permainan liar malam ini. Namun ternyata lidah Off tak dibiarkan mendominasi. Sampai akhirnya mereka benar-benar kehabisan stok oksigen. Tatapan mereka bertemu dan keduanya malah tertawa.

Gun lebih dulu menyatukan dahinya dengan dahi Off. Matanya terpejam kemudian senyum tulus terukir di bibir tebal milik Gun.

"Aku mencintaimu, Papii."

"Aku juga. Aku sangat mencintaimu, sayang."

Kali ini bibir mereka bergerak lebih lembut. Mengecup tanpa tuntutan hasrat yang harus mereka penuhi. Kecupan yang ikut menyalurkan rasa cinta bercampur rindu.

Gun mendekatkan bibirnya ke telinga Off dan berbisik seduktif. "Bukankah Off junior merindukan sahabtnya, Papii? Bisikan itu ditutup dengan Gun yang menghisap cuping telinga suaminya.

"Suami kecilku mulai nakal rupanya. Dari siapa kau belajar seperti ini, hmm?" Satu pukulan mendarat tepat di pantat sebelah kiri Gun. Gun sempat terperanjat dan suara pekikan kagetnya malah lebih terdengar seperti desahan di indera pendengaran Off.

Perlahan Off membawa tubuh mungil Gun untuk ditidurkan di atas ranjang. Off merunduk, sejajar dengan perut Gun yang membuncit. Kedua tangannya serentak menyingkap kaus yang digunakan suaminya. Namun Gun malah mendorong Off dan menarik selimut hingga menutupi sebagian wajah, hanya menyisakan kedua mata. Off mengangkat sebelah alisnya, tidak mengerti maksud dari sikap Gun.

"Kenapa kau malah bersembunyi? Ada apa?"

"Apa Papii tidak malu pada baby? Baby bisa melihat dari dalam perut Gun."

Off menepuk dahi dan lantas tertawa mendengar alasan lucu yang dilontarkan Gun. Off kembali mencondongkan tubuhnya kemudian menghujami wajah Gun dengan kecupan, dia terlalu gemas sekarang.

"Kenapa kau semakin lucu. Aku tidak bisa melepaskanmu sekarang. Kau akan habis malam ini, sayang."

"Papii, sudah. Geli. Papii...."

"Lalu sekarang apa aku harus menyuruh baby menutup mata di dalam sana?"

Gun tidak menjawab dan hanya mengangguk dari balik selimut. Off menarik perlahan selimutnya dan kembali mensejajarkan wajahnya dengan perut Gun. Mengelus lembut kemudian berbisik di sana.

"Hai jagoan ayah. Maukah kau menutup mata sejenak di dalam sana, sayang? Sebentar saja. Ayah dan papa gun cuma ingin mempertemukan dua sahabat yang lama tidak bertemu di bawah sana. Bolehkah?"

"Aww..."

"Kenapa?"

"Dia menendang, Papii."

"Oke, ayah anggap itu sebagai jawaban darimu jagoan."

BLACK PEARLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang