[FLASHBACK OFF-MILD AT MACAU]
Malam semakin larut namun mata Off tak kunjung terpejam. Sejak transaksi pertama selesai Off tak mendapatkan kantuknya walau jarum jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Tay sudah terlelap di kamarnya, pun dengan Joss yang sibuk mengurus banyak hal di casino. Tinggallah Off sendiri di kamarnya yang lengang.
Kamar Off berada di pertengahan gedung. Jendela memutar sepanjang tiga ratus enam puluh derajat menampilkan seluruh penjuru kota Macau. Kelap kelip lampu dari gedung seberang menjadi pemandangan yang sedikit membosankan. Lantai kamarnya tak terdaftar di lift tamu. Hanya orang-orang tertentu yang memperoleh akses kesana.
Menelepon Gun juga tak ada jawaban. Begitu pula dengan semua anggota keluarganya yang lain. Rasa cemas menambah beban pikiran dan membuat rasa kantuknya semakin hilang. Kadang Off memijat pelan dahinya yang mulai terasa berputar. Gemericik air dari ruang jacuzzi memberinya ide untuk sejenak berendam.
Badan atletis itu telah terbebas dari balutan mantel mandi. Perlahan kaki melangkah membuyarkan permukaan air yang tenang. Off bersandar di pinggiran, menerima pijatan dari air yang keluar dari pinggiran kolam. Mata akhirnya bisa terpejam walau sejenak. Suasana begitu tenang, Off hanya ditemani oleh suara air yang mengalir. Hingga matanya kembali terbuka kala suara pintu terdengar oleh indera pendengaran.
"Joss? Apa itu kau?"
Bukan jawaban melainkan suara hak seorang wanita yang beradu dengan lantai kayu. Off memincingkan mata kala sosok itu muncul sempurna di hadapannya.
"Hai sayang, lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?"
Off termenung melihat mantan kekasihnya tiba-tiba muncul. Lantas Off berdiri dari posisinya segera memakai mantel mandi dengan wajah yang masih termangu, bingung harus memberi ekspresi seperti apa sekarang.
"Mild?"
"Ya, ini aku Off. Kekasihmu. Mild. Wanita yang paling kau cintai."
Off memperhatikan dari ujung sampai ke ujung. Ada satu sisi yang menarik intensinya. Sebagian wajah Mild yang sengaja ditutupi oleh helaian rambutnya. Off pun berinisiatif mendekat dan menyibak sisi itu tapi Mild menahan tangan Off untuk meneruskan pergerakan.
"Tolong jangan dilihat, Off. Tak perlu melihat ini karena sesuai dengan apa yang kau pikirkan. Wajahku begini pun akibat kejadian malam itu. Tapi aku tak apa, aku bersyukur masih selamat walau..."
Suara Mild berubah bergetar. Isak tangisnya mulai menggantikan suara aliran air. Off membawa wanita itu ke dalam dekapan. Malam ini sosok yang pernah mengisi hatinya telah kembali. Off mencari Mild kemana-mana namun nihil dia tetap tak menemukan petunjuk apapun. Hingga akhirnya dia menyerah dan mengakui fakta jika kekasihnya telah tiada.
"Kemana saja kau selama ini, Mild? Sungguh aku mencarimu. Tapi aku tidak menemukan apapun yang berkaitan denganmu."
"Orang-orang itu menjadikan aku pemuas nafsu mereka Off. Menjualku pada salah satu keluarga di Korea. Aku sudah berusaha kabur ataupun menghubungi dirimu, tapi sama saja. Malah aku mendapatkan siksa yang tak ada batasnya setiap kali mereka mendapati diriku untuk kabur."
Tubuh Mild semakin bergetar dalam dekapan Off. Menyalurkan perasaan takut akan semua hal yang pernah dia alami selama ini. Off menangkup wajah Mild sembari menggeleng.
"Tidak akan ada yang menyentuhmu mulai sekarang, Mild. Aku jamin."
"Kau tidak akan meninggalkanku, Off? Kau masih mencintaiku? Wajahku hancur Off."
Off menatap lekat wajah Mild. Mendengar semua kalimat pertanyaan Mild barusan menghentikan aliran darahnya. Otaknya memutar siluet wajah Gun, suaminya. Kini tatapan Off terdistraksi dengan cincin pernikahan yang melingkar di jari manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK PEARL
FanfictionEntah ini sebuah keberuntungan ataukah kesialan saat Gun yang seorang aktor papan atas Thailand dengan bayaran termahal harus terjebak dengan drama kehidupan seorang mafia bernama Off Jumpol. Laki-laki itu membayarnya dengan nominal yang bahkan Gun...