Off melirik suami kecilnya yang kini terlelap tidur di sampingnya. Otot lengannya terlingkar pas mendekap, membawa Gun dalam pelukan. Sayup-sayup terdengar suara deburan ombak menghantam badal kapal, semilir angin menyelinap masuk melalui pintu kamar yang tak benar-benar tertutup. Pandang Off menyebar, melihat situasi kamar yang berantakan. Pakaian berserakan, celana dalam yang tergantung sembarangan, dan cairan yang tercecer di lantai.
Gun tumbang lebih awal meskipun Off tak menghiraukan. Dia tetap melanjutkan aktifitasnya sampai baru tersadar suaminya telah terlelap, diam. Mau tak mau dia pun mengakhirinya.
Off meraih jari manis Gun yang disana melingkar cincin pernikahan mereka. Mengecup singkat dan kembali tersenyum. Skenario konyol terpatahkan dengan kakeknya yang ternyata telah mengambil seribu langkah di depan. Namun dia tak menyesali telah memilih lelaki kecil di sampingnya ini.
"Papii..." Desah Gun dalam lelapnya.
"Hmm?"
"Dingin." Gun semakin merapat ke dalam dekapan. Mengeratkan pelukan, menelusup ke dada bidang suaminya.
Off semakin memperhatikan setiap jengkal tubuh Gun yang sudah dipenuhi oleh bercak kemerahan, mahakarya hisapannya. Kulit putihnya membuatnya bercak merah semakin kontras di badan Gun. Bibir tebalnya pun semakin tebal karena Off yang kegilaan menghisapnya tanpa jeda waktu. Mengulumnya seperti permen yang memiliki rasa manis. Kenyalnya yang membuat giginya candu untuk mengunyah.
Lingkaran sekitar puting bersemu keunguan, memar berbekas gigitan gigi Off yang gemas. Suara erangan Gun terngiang dan lingkaran tangannya yang menekan kepala Off masih terasa sampai sekarang. Cengkraman jari-jarinya menyelusup ke rumbai rambut Off tercetak jelas di memorinya.
Gila. Off dan Gun tak percaya pergumulan mereka senikmat tadi. Untuk pengalaman pertama, Gun patut diacungi jempol. Suami kecilnya sangat mendalami perannya dengan cepat. Beradaptasi seakan telah melakukannya berulang kali. Mengimbangi setiap gaya bercinta dengan profesionalitasnya.
Satu fakta yang Off dapatkan dari Gun. Suaminya ini suka dengan gaya bercinta yang sedikit sadis. Jangan lihat bagaimana keadaan pantat Gun sekarang karena pantatnya sekarang menampilkan bekas memerah akibat tamparan tangan Off di sana.
Tidak jauh berbeda dengan keadaan tubuh Off. Bekas kecupa hisapan dimana-mana. Gun bergerilya di atas permukaan kulitnya. Merangkai cerita dalam ingatan seindah apa aktifitas seksual mereka tadi.
Krucuk, krucuk...
Alis Off terangkat sebelah. Rasanya ada suara yang tidak asing melewati indera pendengarannya, namun bukan dari dirinya suara itu berasal. Manik matanya melirik pada Gun yang kini sedang menyembunyikan wajahnya. Terlihat badannya bergetar menahan tawa.
"Kenapa tidak bilang? Kau lapar, sayang?"
Gun melirik sedikit mengintip, malu. Kemudian mengangguk sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan suaminya.
"Ayo kita makan. Kurasa di dapur kapal ada mie instan."
"Aku tidak bisa berjalan, Papii. Bahkan duduk sepertinya tidak bisa."
"Kau yang memintaku menampar pantatmu. Jadi kurasa yang itu bukan salahku."
"Tapi siapa yang tidak berhenti meskipun suaminya sudah tertidur?" Sarkas Gun.
"Aku belum selesai tapi kau malah tertidur, baby. Kau tega membiarkan Off junior tetap tegak? Menyakitkan."
Gun tersipu malu. Membayangkan setegak apa milik suaminya tadi. Mudah sekali terangsang hanya dengan sentuhan tangannya. Tak butuh waktu lama untuk membangunkannya lagi. Gun suka wajah Off yang memerah sampai ke telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK PEARL
FanfictionEntah ini sebuah keberuntungan ataukah kesialan saat Gun yang seorang aktor papan atas Thailand dengan bayaran termahal harus terjebak dengan drama kehidupan seorang mafia bernama Off Jumpol. Laki-laki itu membayarnya dengan nominal yang bahkan Gun...