33

897 109 36
                                    

Semilir udara sore menerpa wajah Gun. Matanya terpejam merasakan setiap belaian lembut angin menyibak rumbai rambut. Bersamaan dengan itu tangannya mengelus perut yang kian membulat. New selalu setia mendampingi di sebelahnya, menjadi penerjemah setiap ada orang yang ingin berbicara dengan Gun. Gun juga baru tahu jika New begitu fasih berbahasa mandarin. Jadi selama ada New, Gun tidak merasa takut salah pemahaman.

Seluruh keluarga ibu Off begitu menyayangi Gun. Apalagi waigong, beliau salah satu yang paling perhatian dengan Gun. Setiap jadwal makan akan memastikan koki menyiapkan bahan makanan terbaik untuknya. Gizi Gun pun diatur langsung oleh dokter gizi yang sengaja didatangkan oleh waigong. Waigong pun menyuruh pelayan untuk membantu semua keperluan Gun selama berada di Shanghai, seperti menyiapkan pakaian ataupun sekedar menyiapkan bak mandi. Intinya selama Gun berada di Shanghai, dia menjadi pangeran kecil kesayangan semua orang.

Rumah waigong memang berada di pinggiran kota. Desain rumahnya khas bangsawan Tiongkok masih didominasi warna merah dan emas. Bagian dalam diisi dengan koleksi guci dengan berbagai ukuran. Patung naga menyambut langsung terpampang di dinding pagar. Tersamarkan oleh gedung gedung-gedung tua dan padatnya penduduk. Meskipun begitu hampir semua orang tahu siapa waigong, salah satu orang terpandang di China.

Makanan favorit Gun adalah egg tart. Hampir setiap hari Gun bisa membelinya di salah satu toko kue langganannya. Rutinitas pagi yang tidak pernah Gun lewati adalah berjalan di trotoar menuju toko kue ditemani oleh New dan beberapa tukang pukul. Beberapa hari sejak Gun bisa berdamai dengan keadaan setibanya ia di Shanghai, waigong mengajaknya mengunjungi salah satu toko kue yang beliau sukai. Saat itulah Gun jatuh cinta dengan egg tart-nya.

Tanpa terasa Gun telah dua bulan meninggalkan Thailand. Hingga saat ini Gun belum menerima kabar dari Off. Seminggu pertama Gun sering bertanya pada New tapi New pun tidak bisa memberikan jawaban pasti karena Tay juga tidak memberi kabar. Minggu kedua Gun mulai mengurangi intensitas bertanya karena hal itu membuat ibu juga semakin gusar menanti kabar. Minggu ketiga Gun memilih menyerah untuk bertanya.

"New, jika tunanganmu tak kunjung menjemputmu ke Shanghai, maukah kau menikah denganku?"

Gun tertawa mendengar ajakan Earth pada New. Earth Pirapat adalah satu-satunya tukang pukul waigong yang berkebangsaan Thailand. Selain New dan ibu, Gun juga sering berbicara dengan Earth. Awalnya Earth sering menggodanya, tapi setelah dia tahu jika Gun adalah suami Off, Earth mati kutu tak berani bercanda pada Gun lagi. Tapi dia malah beralih pada New. Meskipun New sudah berkali-kali menjelaskan jika dia telah memiliki tunangan di Thailand, Earth seakan tak peduli. Menurut Earth dia dan tunangan New alias Tay setara tidak seperti Off yang jelas-jelas calon kepala keluarga, tidak sebanding dengannya.

"Ya Tuhan Earth, berhentilah mengajakku menikah. Tunanganku akan menjemputku. Atau kau kubunuh."

"Kau tahu, New? Rasa sukaku bertambah setiap kali kau marah."

Gun semakin tertawa. Sampai-sampai perutnya kram karena melihat perdebatan dua orang itu.

"Setampan apa tunanganmu, New? Pasti aku lebih tampan. Aku hanya kalah dari suami, Khun Gun. Khun Off satu-satunya yang ketampanannya kuakui."

"BERHENTI MEMBICARAKAN TENTANG KETAMPANAN. AKU TAK MELIHAT TAWAN DARI TAMPANNYA." Teriak New sudah frustasi dengan ocehan Earth.

"Berhenti menganggu New, Earth. Bayiku sepertinya ikut tertawa di dalam sana, karena perutku mulai kram."

Tertawa tak selalu menjamin keadaan baik-baik saja. Begitu ramai namun hati Gun kesepian. Hati Gun menulis kata rindu setiap kali nama Off disebut. Tanpa sepengatahuan siapapun hampir sepanjang malam Gun meringkuk sendirian di walk in closet. Memeluk beberapa helai pakaian Off yang sengaja Gun bawa lalu kemudian dia semprotkan parfum milik suaminya itu. Berharap mengelabui rindunya, tapi ternyata rasa rindunya semakin dalam. Gun tak berani menyampaikan. Menangis pun hanya akan menimbulkan rasa khawatir untuk semua orang. Akhirnya Gun memilih diam, menyimpan cerita rindu ini untuk dirinya sendiri.

Senja hari ini lebih jingga dari biasanya. Gun duduk menghadap ufuk barat sejajar matahari yang perlahan tenggelam. Kawanan burung terbang menyibak awan-awan untuk kembali pulang ke sangkar.

"Gun, kau tidak apa-apa?"

Earth dan New segera bangkit menghampiri Gun yang menjatuhkan egg tart terakhirnya. Gun tak menjawabnya, melainkan kaki-kakinya memilih berlari mengahmpiri sosok yang melambaikan tangan ke arahnya.

"Gun. Bagaimana kabarmu, sayang?"

Gun menghambur dalam pelukan. Senja hari ini sebagai penutup rasa rindu. Off-nya kembali pulang.

"NEW, KAU TIDAK INGIN MENYAMBUTKU JUGA?"

New tertegun. Tubuhnya tidak bisa sesigap Gun yang berlari menghampiri Off. Dia malah mematung dan kemudian berjongkok untuk menangis. Kini Tay yang panik kemudian menghampiri tunangannya itu.

"Hei, New kenapa kau menangis? New, aku datang untuk menjemputmu. New aku rindu denganmu."

"AKU KIRA KAU MATI, TAY TAWAN. KAU KAN BODOH DALAM BERKELAHI. KAU TAU BETAPA AKU KHAWATIR PADAMU? KENAPA KAU TIDAK MENGABARIKU SAMA SEKALI."

New menangis tersedu-sedu seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan. Gun baru tahu jika New juga menyimpan kisah kerinduannya sendirian. Bak bom waktu yang akhirnya meledak, hari ini semua keluh kesahnya terlontar di tengah tangisannya.

"Iya maafkan aku New. Aku sangat sibuk membantu Off membereskan segala hal. Jangan menangis seperti ini. Aku juga ingin menangis jadinya."

"KAU TAU, AKU SELALU DIAJAK MENIKAH OLEH ORANG LAIN KARENA KAU TAK KUNJUNG DATANG. AKU TAKUT KAU BENAR-BENAR MATI. AKU TIDAK INGIN MENIKAH DENGAN ORANG ITU. AKU CUMA MENCINTAIMU, TAY TAWAN."

"IYA AKU JUGA MENCINTAIMU, THITIPOOM."

Gun tertawa dan Off memperhatikan dari arah samping suami kecilnya. Pipi tembam dan perut buncit, sangat menggemaskan batin Off. Tiba-tiba Off berjongkok, selaras dengan perut Gun. Hampir saja Off lupa ada nyawa lain yang menunggu kedatangannya selain Gun.

"Hai jagoan kecil ayah, apa kabar? Terima kasih sudah menepati janji pada ayah untuk menjadi anak baik selama ayah tidak ada di samping kalian."

Gun terperanjat kaget. Dia sempat mundur beberapa langkah, sehingga membuat orang-orang sekitar khawatir.

"Ada apa sayang? Kenapa? Apa ada yang sakit?"

Gun menggeleng. "Tidak, Papii. Tapi..."

"Tapi apa?"

"Bayinya menendang. Bayi kita menendang barusan. Ini tendangan pertamanya. Ternyata dia menunggumu, papii."

Off membawa Gun kembali dalam pelukan. Kali ini kecupan bertubi-tubi dia berikan di pipi kenyal suami tercintanya itu. Gun hanya menggeliat karena geli.

Tidak lama waigong dan ibu Off keluar menghampiri mereka. Ibu Off sedikit berlari menyambut kedatangan putra sulungnya. Sebuah kecupan di pipi Off berlangsung haru. Pasalnya ibu Off tak berhenti menatap bangga padanya. Kepulangan putranya ke Shanghai menandakan berakhirnya kudeta dan sekaligus kematian suaminya.

"Kau berhasil putraku?"

"Ya, ibu. Aku berhasil."

"Selamat datang, Kepala Keluarga Adulkittiporn. Hormat setia ibu padamu, Khun Off Jumpol Adulkittiporn."

Seluruh orang yang berada di halaman rumah waigong lantas membungkuk memberi hormat kepada Off Jumpol Adulkittiporn, kepala keluarga dari Keluarga Adulkittiporn.

-tbc-
💚💚💚

Nb : Bisa kasih kesan pesannya buat kelanjutan cerita ini gak? Maacii Babii 🥰💚🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nb : Bisa kasih kesan pesannya buat kelanjutan cerita ini gak? Maacii Babii 🥰💚🥰

BLACK PEARLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang