18

1.1K 88 4
                                    

Gun begitu antusias kala Off mengiyakan ajakannya untuk berkencan. Kedua jempolnya begitu lihai mengetik agenda apa yang akan mereka lakukan besok selama sehari. Mulai dari berbelanja, makan di restoran ternama, dan tidak lupa agenda wajib saat berkencan yaitu menonton film. Gun sudah melihat jadwal bioskop untuk besok dan ada salah satu film yang sepertinya akan menarik jika ditonton dengan Off.

Gun juga sudah menyiapkan pakaian yang akan mereka kenakan. Mereka akan berpakaian layaknya mahasiswa, hanya kemeja putih dan bawahan hitam. Berkencan ala remaja yang sedang kasmaran. Tidak lupa Gun pun menyiapkan kacamata hitam untuk menyamarkan wajah mereka.

Gun ingin menjadikan kencan besok sebagai kenangan indah bagi Off yang untuk pertama kalinya mencoba kehidupan normal. Hidup yang bagi Off mustahil diwujudkan karena selama ini Off selalu hidup dalam rasa kekhawatiran akan terjadi penyerangan atau penikaman tiba-tiba. Setidaknya di tempat umum sedikit kemungkinan hal itu terjadi.

Tidak lupa Gun juga menghubungi mantan manajernya untuk sekedar bertemu untuk melepas rindu. Gun pun ingin mengenalkan Off pada sosok p'Kwang yang selama ini selalu menemaninya dalam keadaan suka dan duka. Salah satu orang yang juga berarti bagi Gun sama seperti Off sekarang.

"Aku sudah menulis semua hal yang ingin aku lakukan besok besama Papii."

Off membaca semua hal yang sudah Gun tulis di daftarnya. Seutas senyum terukir tipis di bibirnya.

"Sepertinya besok akan seru."

"Apa perlu Gun menyewa seluruh bioskop hanya untuk kita, Papii?"

"Tidak perlu. Lebih bahaya jika hanya kita berdua."

"Kenapa?"

"Kita tidak pergi dengan siapapun, Gun. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Lebih baik berbaur dengan pengunjung lain, jadi tidak mudah untuk melakukan penyerangan."

"Oh begitu. Baik."

"Lalu siapa p'Kwang?"

"Dia manajerku. Dia yang mengurus diriku sebelum Papii. Jadi Papii harus berterima kasih padanya karena telah merawatku dengan baik. Sehingga sekarang Papii bisa bertemu dengan diriku dalam keadaan baik pula."

"Oke, besok aku akan berterima kasih padanya. Sekarang kita tidur agar besok tidak bangun terlalu siang."

"Baik Papii. I love you." Kecup Gun di bibir Off sebelum akhirnya berbaring.

"I love you too, baby."

***

Off mengetuk-ngetuk kemudi mobilnya tidak sabar menunggu Gun datang. Sudah hampir sepuluh menit suami kecilnya tak kunjung muncul. Matahari semakin meninggi hampir mencapai puncaknya tapi Gun tak menunjukkan tanda-tanda terburu-buru. Kakinya berayun santai menghampiri mobil BMW berwarna hitam yang terparkir di halaman.

"Ibu, Gun pergi dulu."

"Hati-hati, sayang. Selamat berkencan."

Gun memeluk ibu mertuanya dengan erat dan tidak lupa kecupan di dahi si kecil. Lambaian tangan menghantar kepergian sepasang suami itu.

"Kenapa kau lama sekali? Ini sudah hampir tengah hari, sayang."

"Mana ada mal buka pukul tujuh, Papii? Mal setidaknya baru buka jam sepuluh atau sebelas siang."

"Benarkah? Aku tidak tahu itu, sayang."

Gun menepuk dahinya. Merasa sedikit kasihan pada suaminya. Bahkan jam operasional mal saja Off tidah tahu. Kalau begini, terlihat jelas perbedaan kehidupan Off dan Gun sekarang.

Sekitar satu jam perjalanan, akhirnya Off dan Gun sampai di salah satu mal terbesar di pusat kota Bangkok. Orang-orang berlalu lalang dengan pakaian trendi mereka. Sejauh mata memandang hanya pakaian Off dan Gun saja yang terlihat biasa.

BLACK PEARLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang