20

963 86 3
                                    

"Malam ini pergilah ke Macau, Off. Transaksinya akan dilakukan di casino milik keluaraga kita." Seputung rokok menyala, asapnya menguar mengitari wajah tuan Adulkittiporn.

Off melirik jam dinding yang kini sudah menunjukkan pukul dua siang. Lantas kepalanya langsung menoleh pada Tawan yang segera bergerak pergi untuk menyiapkan segala hal yang dibutuhkan Off untuk perjalanannya nanti malam. Kedua mata Off terpejam sejenak, menenangkan isi kepalanya yang sudah penuh dengan semua opsi alasan untuk menjawab segala pertanyaan yang akan diajukan Gun—suami kecilnya. Sejujurnya Off tidak pernah suka perintah dadakan seperti sekarang, tapi dia tidak punya hak untuk menolak karena memang ini tugasnya.

"Barang kali ini barang baru yang belum diedarkan di Thailand. Kau berhati-hati dalam membawanya kembali."

"Baik ayah."

"Joss akan menemuimu disana. Dia pun akan kembali ke sini bersamamu nanti."

"Joss?"

"Ya, Joss. Joss siapa lagi yang keluarga kita kenal?"

Joss Wayar, kepala tukang pukul keluarga Off saat ini. Dia adalah pengganti kepala tukang pukul sebelumnya yang tidak lain ayahnya sendiri. Kemampuan Joss sendiri tidak diragukan lagi, dia ahli salah satu bela diri yaitu krav maga, seni bela diri militer tangan kosong yang dikembangkan di Israel. Bela diri ini bisa membunuh lawannya tanpa menggunakan senjata.

Joss memang memiliki tugas menjaga wilayah Adulkittiporn di Macau terutama di casino yang beberapa saat lalu sering terjadi penyerangan dari keluarga lain. Setelah misi Off di Macau dia akan ikut kembali ke Thailand bersamanya.

"Aku sudah tidak sabar untuk menyapanya, ayah."

***

"Papii akan lama di sana?"

"Aku tidak akan lama Gun. Hanya tiga hari."

"Itu lama, Papii..."

Gun kembali menghempaskan tubuh kecilnya ke atas kasur. Menghentak-hentak kakinya, merasa kesal karena Off tidak memperbolehkan dirinya ikut. Gun terus merengek.

"Aku ingin ikut Papii. Gun kan bisa berdiam di casino."

"Itu semakin berbahaya karena aku tidak bisa bersamamu."

"Aku akan bersama New di sana?"

"Tidak bisa. Semua orang mengincarmu. Lebih baik kau di rumah saja bersama ibu. Atau kau boleh mengajak New bertemu dengan P'Kwang lali bermain bersama. Atau..."

"Atau apalagi?" Gun bangkit sedikit antusias menunggu ucapan Off yang menggantung.

"Kau membantu Baifern untuk pesta ulang tahunku."

Kini mata Gun membulat sempurna. Berbinar-binar memantulkan cahaya. Lantas Gun bangkit dari kasur dan melompat ke arah Off. Untung saja Off meraihnya dengan sigap. Wajah mereka saling berhadapan. Tangan Gun menangkup wajah suaminya itu dan menghujaminya dengan kecupan.

"Suami Gun akan berulang tahun? Ya Tuhan, Gun sampai melupakan itu. Maafkan aku, Papii."

"Tidak apa-apa, sayang. Karena kau sudah ingat sekarang maka lebih baik kau di sini bersama Baifern menyiapkan semuanya. Setibanya aku di sini, kita rayakan bersama."

"Apa Papii tidak ingin meminta hadiah dari Gun?"

Off memalingkan wajahnya. Sejenak berpikir apa yang akan ia minta dari Gun untuk hadiah. Hingga satu jawaban terbesit dalam otaknya.

"Kurasa kau bisa memberikanku hadiah berupa kabar baik."

"Kabar baik tentang?" Dahi Gun mengerut, heran.

BLACK PEARLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang