4

1.4K 112 9
                                    

🔞🔞🔞
Warning
Tidak Untuk Babii di Bawah Umur

🔥UNHOLY🔥

Gun mundur dua langkah setiap kali Off mendekat selangkah padanya. Pandangan mata mereka saling bertaut walau dengan ekspresi yang kontras, Gun begitu awas namun Off memandang dengan buas.

"Apa yang akan Papii lakukan? Papii sudah janji pada Gun tadi."

Gun membentur pintu. Tidak ada lagi ruang untuk dirinya beringsut mundur menghindari Off sekarang. Dalam sekedipan mata Off telah berdiri menjulang di depannya. Gun mengecil kala embusan napas Off menerpa wajahnya.

"Besok kau beli piyama panjang saja Gun."

Satu kalimat Off yang membuat Gun mengerutkan dahi. Ada apa dengan bajunya? Rasanya tidak ada yang salah dengan pakaiannya. Gun setiap hari memakai ini. Tidak ada yang protes. Bahkan penggemarnya pun mengatakan kalau pakaian model ini sangat cocok dengannya. Kenapa Off malah merespon hal yang berbeda. Padahal Off baru pertama kali melihat Gun seperti ini.

"Kenapa? Kasih tahu Gun masalahnya dimana Papii?"

Off menengadahkan kepalanya. Menarik napas sebelum menumpahkan kesannya sejak pertama kali melihat penampilan setelah mandi. Gun dengan celana sepaha terlihat begitu seksi di mata Off. Pahatan mulai dari tungkai sampai pahanya begitu sempurna. Semakin indah saat dibalut dengan kulitnya yang putih bersih. Bahkan Off bisa mengatakan bahwa kaki Gun begitu cantik.

"Kau tahu Gun, kakimu cantik."

"Aku tahu. Semua penggemarku bilang begitu. Maka dari itu aku suka dengan kakiku, Papii."

"Apa cuma kaki yang cantik?"

"Apa wajah Gun tidak cantik, Papii?" Tanya Gun dengan kepalanya yang dimiringkan.

Off menyelipkan sehelai rambut ke balik telinga. Mengusap lembut pipi si kecil. Hingga sebuah kecupan mendarat tanpa aba-aba. Mata Gun membulat sempurna terkejut dengan gerakan kilat dari lawan mainnya. Tangannya reflek menahan dada bidang Off agar tidak terus maju.

"Aku tidak yakin."

Off berpura-pura ragu. Bagaimana bisa Off bilang wajah di hadapannya ini tidak cantik? Semua yang ada pada Gun sempurna di matanya malam ini. Mulai helaian rambutnya sampai di ujung kukunya. Terlihat Tuhan membuatnya dengan bahagia.

"Papii tidak terkesan dengan wajah Gun? Padahal tadi ibu bilang wajah Gun cantik. Saudarimu dan adikmu juga bilang begitu. Kenapa Papii tidak?"

"Aku harus mengeceknya dulu. Baru aku bisa yakin apakah dirimu bisa mengesankan untukku."

Gun mengerucutkan bibirnya dan Off kembali mengecup lagi. Off menarik pergelangan tangan Gun mendekat ke arah kasur. Mereka berhadapan dengan Gun yang berdiri. Off menengadah mengamati lekat wajah mungil menggemaskan di depannya. Tersenyum miring saat Gun mengedip heran dengan perlakuannya.

"Kenapa Papii? Ada apa di wajah Gun?"

Off mencubit pipinya. "Pipimu menggemaskan."

"Sakit Papii. Lebih baik Papii mandi."

Off memeluk mengendus aroma sabun yang menguar dari tubuh Gun. Gun semakin beringsut kecil tidak bergerak dalam pelukan.

"Kau harum sekali. Aku ingin terus memelukmu begini."

"Ya sudah ayo pelukan."

Gun mengusap lembut rumbai rambut Off. Sampai dia bergerak mendekat mengecup puncak kepalanya. Off kembali menengadahkan kepala namun masih memeluk Gun. Tatapan mereka terkunci. Dalam sekali gerakan Off mengangkat tubuh kecil Gun dan menidurkannya di atas kasur. Off merangkak naik di atasnya.

BLACK PEARLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang