Harsa terbangun karena suara pintu yang dibuka oleh suster yang tengah mengantarkan sarapan untuk Skylar. Dilihatnya jam yang melingkar di tangannya, pukul 07.00. Ia lantas bergegas untuk mandi, ia berniat untuk ke sekolah Skylar hari ini.
Selesai mandi, dilihatnya Skylar yang masih terpejam. Ia mendekat kearah Skylar dan membangunkannya.
"Skylar, bangun. Sarapan dulu, ini juga ada obat dari dokter buat diminum", ucapnya sambil menepuk-nepuk pundak Skylar.
Tak lama Skylar bangun, ia mencoba memperjelas penglihatannya dengan mengerjap beberapa kali. Dilihatnya Harsa yang sudah rapi, matanya pun lantas melihat sekeliling, ia hanya menemukan Harsa, padahal semalam sebelum tidur ada Joviar juga disana.
"Eh? Bang Harsa.. kok udah rapi? Bang Jov juga mana?", tanyanya beruntun.
"Iya, abang mau ngurus ke sekolahmu, Joviar pulang semalem, ada tugas katanya", jelas Harsa pada Skylar.
"Ohh.. Bang kalau ngga usah diurus gimana? Skylar gapapa kok ini, ntar malah jadi ada keributan di sekolah", ucapnya sambil menunduk.
"Nggak, ini harus tetep di urus. Takutnya ntar ada korban lain lagi selain kamu, mau emang kalo ada temenmu yang nasibnya sama?", Skylar hanya menggeleng.
"Yaudah abang bakal tetep urus ini, kamu tenang aja ngga bakal ngerugiin kamu kok. Yaudah ini sarapannya dimakan, obatnya juga. Bisa makan sendiri kan? Apa perlu disuapin?", tanya Harsa sedikit meledek.
"NGGAK !! GAMAU, Skylar bisa sendiri!!! Kaya anak bayi aja disuapin", Harsa hanya terkekeh mendengar itu. Ia lantas pamit pada Skylar dan pergi ke sekolahnya.
---------------------------
Sesampainya di sekolah ia lantas pergi ke ruang kepala sekolah. Disana ia menceritakan semuanya, tentu pihak sekolah kaget dan memanggil siswa yang bersangkutan.
Pada awalnya mereka tidak mau mengaku, tapi setelah digertak oleh Harsa akhirnya mereka mau mengakui perbuatannya.
Karena sekolah Skylar ini termasuk sekolah bergengsi yang telah menoreh banyak prestasi, pihak sekolah tidak mau mengambil resiko yang nantinya akan memperburuk citra sekolah. Akhirnya teman-teman Skylar mendapat putusan drop out dari sekolah, sedangkan Skylar mendapat hukuman skors selama 4 hari.
Setelah merasa urusannya selesai, ia lantas pergi meninggalkan ruang kepala sekolah itu. Ia melewati lorong-lorong yang penuh dengan siswa siswi yang tengah istirahat. Memang ada jalan lain yang sebenarnya lebih sepi, tapi Harsa memilih melewati jalan itu, sekalian cuci mata katanya.
Saat melewati lorong itu, matanya menangkap sosok Nata yang tengah berjalan bersama teman-temannya, Harsa lantas memanggilnya.
"Nata", panggilnya pada Nata yang berada tak jauh darinya. Nata yang merasa di panggil, lantas menoleh. Ia menemukan sosok Harsa yang tak jauh darinya, ia pun kemudian menghampiri Harsa.
"Loh bang Harsa kok disini? Ada urusan apa?", tanyanya setelah sampai didepan Harsa.
"Ngurus soal masalahnya Skylar"
"Hah? Masalahnya bang Skylar? Bang Skylar kena masalah apa?", tanyanya beruntun pada Harsa.
Harsa lantas menceritakannya secara singkat pada Nata, seperti sebelumnya saat ia mendengar kabar soal itu, Nata juga terlihat geram, Harsa lantas menepuk pundak Nata mencoba menurunkan amarahnya.
"Udah gapapa, toh mereka udah di drop out", ucap Harsa
"Terus bang Skylar juga drop out?", tanya Nata
"Engga lah, dia kan korban, Skylar cuma dapet hukuman skors 4 hari. Ya gapapa sih, malah untung karena Skylar bisa istirahat dirumah lebih lama. Eh.... Nata udah makan? Ikut abang makan keluar yukk, toh abis ini kalian jam kosong", ucap Harsa sambil menarik tangan Nata keluar dari sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Emergency Calls
Fanfiction- Pelangi memang muncul setelah hujan, tapi tidak setiap hujan memunculkan pelangi - Mereka kira kebahagiaan adalah milik setiap manusia, tapi ternyata kebahagiaan hanya milik kesayangan semesta. Our emergency calls, tempat mereka mencurahkan semua...