23. Reckless

641 72 6
                                    

Skylar terbangun karena merasa kebas di tangannya, ia tidur dengan posisi meringkuk tadi. Sakit dikepalanya sudah berkurang, hanya meninggalkan pening yang masih bisa ia tahan. Dilihatnya keadaan sekitar, sprei dan bajunya banyak bercak darah, ia juga merasa lengket dibadan dan wajahnya.

Ia lantas mendudukkan dirinya dan meraih tisu yang ada di nakas samping tempat tidurnya. Ia mengusap darah yang ada di sekitar hidung dan mulutnya.

Diliriknya jam yang ada di tangannya, pukul 23.45, yang artinya ia tertidur sekitar 6 jam. Ah, bukan tidur lebih tepatnya pingsan karena ia yang tak kuat menahan rasa sakit dikepalanya.

Ia merasa sedikit heran, kenapa Satya tak membangunkannya. Padahal ada obat yang harus ia minum jam 9 malam tadi, dan biasanya Satya akan mengingatkan Skylar untuk meminumnya.

Ia mengambil HP yang ada dikantongnya, terdapat banyak notifikasi yang masuk saat ia membukanya, salah satunya adalah notifikasi dari Satya. Dia bilang dia tidak pulang hari ini dan menginap di basecamp bersama Harsa dan Joviar. Juga ada beberapa pesan yang mengatakan agar ia jangan lupa untuk minum obat.

Setelah itu ia letakkan lagi hp nya di nakas. Ia kemudian beranjak untuk membersihkan dirinya. Ia memilih untuk membuang baju dan spreinya yang terkena darah agar Satya tak curiga.

Bisa saja sebenarnya jika ia mencucinya malam ini karena Satya pun tidak ada di apart, tapi ia terlalu malas untuk melakukannya. Terlebih ada darah yang sudah kering, dan menurutnya itu akan sulit untuk dibersihkan.

Setelah selesai membersihkan diri dan menata kamar, ia kembali mendudukkan dirinya di kasur. Tangannya bergerak memainkan lockscreen handphonenya. Ia tengah termenung, bayangan soal kejadian yang menimpa Nata tadi masih berputar dikepalanya.

Kemudian ia iseng membuka Hp nya, membuka sosmed yang akhir-akhir ini jarang ia buka. Ia menggulir semua foto-foto dan postingan yang lewat di berandanya. Hingga satu postingan mengalihkan atensinya. Ia mencoba menerangkan Hp nya untuk memperjelas foto yang ada pada postingan itu.

"Gue kaya pernah liat ini deh. Tapi dimana ya?", ia mencoba mengingat-ingat sesuatu.

"Oh iyaa, pas berantem kemaren gue liat salah satu dari mereka punya kaya ginian. Ini apaan si?", monolognya pada diri sendiri. Setelah itu ia mencari sesuatu di internet.

"Haha, got it. Bisa langsung heboh lagi ini mah"

Setelah itu ia kembali berselancar di media sosial, mencoba mencari bukti lain yang mampu memperkuat temuannya itu.

Terlalu asyik berselancar di dunia maya, ia sampai tak sadar jika waktu menunjukkan pukul 3 dini hari. Setelahnya ia buru-buru mematikan hp, karena dipagi harinya ia harus sekolah. Dan mata pelajaran favoritnya diajarkan pada hari itu.

--------------------------------

Skylar terbangun karena suara Satya yang menggedor pintu kamarnya. Ia yang tadinya masih tidur nyenyak harus terbangun karena suara gedoran itu.

"Sabar njir, lagi ngumpulin nyawa", ucapnya sambil membuka pintu kamar.

"Bangun cepet, lo mau bareng ngga? Gue mau berangkat pagi ni, ada urusan lagi. Kalo mau bareng cepet siap-siap", suruhnya pada Skylar.

Ia melirik jam, sekarang masih pukul 06.00, terlalu pagi untuk datang ke sekolah.

"Ngga, kepagian. Gue sendiri aja", tolak Skylar.

"Yakin? Oke. Tapi jangan bawa motor, lo masih di masa hukuman. Taksi aja atau ga ojek online", ucapan Satya yang membuat Skylar berdecak sebal.

"Ck iyee, udah sana gue mau mandi", usir Skylar.

Our Emergency Calls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang