Arjuna dan yang lain lantas pergi ke tempat El di rawat. Beruntung saat itu Chandra tengah pergi bersama Jean ke tempat Jenan, jadi El tak perlu banyak berbohong atau menjelaskan apa yang saat ini tengah mereka hadapi pada Chandra.
"Jadi Harsa sama Nata hilang? Om gamau berprasangka buruk sih, cuma kemungkinan besar mobil yang terbakar itu punya Harsa, karena ya ga masuk akal aja kenapa ada plat punya mereka di sana kalo itu cuma warga biasa.
Tapi kalian ada nanya ke warga ga? Korbannya cirinya kaya apa?", tanya El.
"Engga om, mereka gaada ngomongin soal korbannya. Kita harus gimana ya om? Kita takut banget bang Harsa kenapa-napa, apalagi dia bawa Nata. Kondisi Nata lagi ga bagus om, mereka aja baru pulang dari tempat konsulnya Nata", ucap Joviar yang nampak khawatir.
"Aduh, gimana ya. Juna, kamu tau ga markas barunya Skala dimana? Coba lacak lewat chip yang kemaren", suruh El pada Juna.
"Gabisa om, kita ketawan sama Skala. Chipnya udah ada di kita lagi", ucapnya sambil menyodorkan chip yang sebelumnya tertanam di handphone milik Skala.
"Ck, haduh. Eh, coba bentar om coba hubungin rekan om lagi, dia selama ini om suruh buat ngawasin mereka", terang El yang setelahnya lantas menghubungi rekannya.
"Halo, lo dimana? Gue mau minta bantuan lo", ucap El dengan seseorang di seberang sana.
"Di markas El, ada yang mencurigakan dari mereka. Lo suruh temen-temen lo itu buat hati-hati, gue liat kemaren dia bawa tawanan baru"
"Shit, lo tau markas mereka ga? Tawanan itu kayanya anak-anak gue", terang El.
"Hah? Yang bener El? Gue tau El. Oke gue sama anak-anak bakal ke sana, lo tahan temen-temen lo itu. Takutnya mereka jadi sasaran lagi setelahnya"
"Iya, oke gue minta tolong banget ke lo. Tolong terus follow up ke gue", pinta El yang setelahnya lantas menutup telepon secara sepihak.
"Jadi gimana om?", tanya Juna.
"Biar itu temen om yang urus. Kita follow up sama mereka aja", suruh El pada mereka.
"Tapi om, masa kita cuma diem disini ga ngapa-ngapain sedangkan bang Harsa sama Nata belum jelas nasibnya disana gimana. Kita mau ikut kesana aja", ucap Satya yang sedari tadi hanya diam.
"Jangan, bahaya. Kita percayain mereka dulu, santai aja temen om udah handal dibidang kaya gini", terang El menenangkan mereka.
-------------------------------------------
Disisi lain, Chandra tengah berada ditempat Jenan bertanding. Ia bersama dengan Jean, juga beberapa bodyguard yang ia sewa. Just in case, ia tau jika kompetisi ini bisa jadi ancaman buat Jenan.
Selama pertandingan, perasaan was-was selalu menyelimuti dirinya. Takut-takut jika tiba-tiba Jenan diserang oleh salah satu dari mereka.
Saat break pertandingan, ia berniat menghampiri Jenan, namun tak sengaja matanya menangkap sosok yang ia kenal.
"Dan !!", panggilnya pada orang itu. Dan yang dipanggil pun menoleh.
"Eh? Chandra? Wah, ketemu disini nih. Lo masih suka nonton taekwondo ternyata hahah. Eh btw ini anak lo yang kecil ya?", tunjuknya pada Jean yang ada di sampingnya.
"Iya, ini anak gue yang kedua. Lo sendiri ngapain disini? Seorang tuan Janardana si gila kerja nyempetin buat nonton hal sepele kaya gini? Wah, pasti ngrasa terhormat banget sih,hahah", ucap Chandra sambil melempar candaan padanya.
"Ck, bisa aja lo. Acara ini ya salah satunya gue pemrakarsanya, jadi ya mau ga mau gue mesti tetep mantau, apalagi ini acara tingkat nasional gitu, ngluarin cuan banyak wei, hahaha"
![](https://img.wattpad.com/cover/332412123-288-k792431.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Emergency Calls
Fanfic- Pelangi memang muncul setelah hujan, tapi tidak setiap hujan memunculkan pelangi - Mereka kira kebahagiaan adalah milik setiap manusia, tapi ternyata kebahagiaan hanya milik kesayangan semesta. Our emergency calls, tempat mereka mencurahkan semua...