41. Ace

533 43 11
                                    

Satya, Joviar, Arjuna dan juga Keenan masih sibuk mencari keberadaan Harsa dan Nata. Mereka mencoba melacak handphone keduanya, namun nihil. Tak ada tanda-tanda lokasi keberadaan mereka. Ya, bagaimana tidak. Handphone beserta barang lainnya ikut terbakar dalam mobil itu, dan mungkin pemiliknya juga.

"Bang Harsa lo kemana si ah!!", ucap Joviar frustasi. Pasalnya mereka telah sampai ditempat biasa Nata konsul, namun tidak ada. Dan dokter bilang, Harsa juga sudah pergi dari tadi.

"Ken, coba lacak lagi, siapa tau sekarang ada", perintah Juna pada Keenan. Dan Keenan pun hanya mengangguk. Untuk beberapa saat, Keenan sibuk dengan urusannya, dan Satya, Joviar, serta Arjuna hanya menunggu sambil berharap, semoga kali ini usaha mereka membuahkan hasil.

"Gaada, gue ga dapet", setelah Keenan mengucapkan itu, terdengar suara benda yang ditendang keras, dan Joviarlah pelakunya.

"Anjing", umpatnya.

"Sabar Jov, sabar. Kita pasti nemuin dia kok", ucap Juna menenangkan. Emosi tak membantu apapun, disaat seperti ini kepala mereka harus tetap dingin agar mampu berpikir jernih.

"Ken, lo bisa ngretas cctv jalanan atau apa gitu sekitar sini ga sih? Gue masih trust issue sama pihak kepolisian nih kalo mau minta tolong", tanya Juna.

"Jangan, jangan minta tolong sama mereka. Gue gamau ya repot-repot bawa lo kabur lagi. Harusnya sih, kalo cctv jalanan bisa diakses semua orang sih. Tapi masa lo mau mantengin mobil satu-satu. Apalagi ini jalanan kota lagi rame banget, apa ga juling mata lo ngliat cctv yang hampir tiap jalan ada?",ucap Keenan.

"Ya, tapi mau gimana lagi? Lo punya cara lain emangnya?", tanya Juna.

"Mmm, gue gaada sih. Btw guys, kita terlalu jauh mikirnya, sedangkan ada satu hal yang belum kita coba. Kita belum nyoba nyari lewat jalan alternatif yang mungkin aja dilewatin sama Harsa. Siapa tau ini kasusnya sama kaya temen lo itu, dia diserang waktu dijalanan sepi", ucapan Keenan yang membuat Joviar dan Satya menoleh.

"Mm.. Kita coba aja, ayok !!", ajak Juna sambil melangkah pergi. Sedangkan Satya, langkahnya masih tertahan disana, ia ragu.

"Gapapa, kita ikutin aja dulu", gumam Joviar menenangkan Satya yang dari tadi hanya diam karena gelisah juga was-was. Setelahnya mereka berlari menyusul Keenan dan Arjuna yang hampir sampai di parkiran.

Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari Harsa dan Nata dengan menyusuri jalan alternatif yang arahnya menuju kota, dijalan Satya dan Joviar hanya diam, sedangkan Arjuna dan Keenan terus berbincang, Menerka-nerka kemungkinan yang mungkin terjadi pada Harsa dan Nata.

Diamnya Satya dan Joviar, membuat Arjuna sedikit heran. Pasalnya saat bertemu sebelum-sebelumnya, mereka banyak bicara, bahkan mereka selalu andil dalam setiap keputusan atau perundingan yang mereka buat.

"Kalian kenapa diem aja? Ga biasanya", heran Arjuna.

"Ngga, gapapa, lanjut aja. Gue dengerin kok", ucap Joviar mencoba untuk bersikap biasa saja.

"Gue liat dari awal kalian banyak diem, kenapa? Biasanya kalian banyak andil kalo ada kaya gini", ucap Arjuna.

"Gapapa Jun, lanjut aja. Kita terlalu khawatir aja sama mereka, jadi agak blank dan gabisa ikut andil, sorry"

Arjuna pada akhirnya meng-iyakan alasan mereka. Walaupun rasanya terdengar aneh dan kurang masuk akal.

"Kalian curiga sama gue ya?", ucap Keenan tiba-tiba.

"Hah?", kaget Arjuna.

"Gue tau kalian berdua curiga sama gue. Kedatangan gue yang tiba-tiba dan banyak tau soal kalian. Bahkan sampe ke temen-temen kalian yang sama sekali belum pernah gue temuin. Ya kan?", tebak Keenan.

Our Emergency Calls Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang