Satya begitu kaget melihat sosok yang kini berada di depannya. Ia mengerjap beberapa kali, memastikan bahwa ia tak salah lihat atau halusinasi.
"Kok lo disini?? Ini lo kenapa? Kenapa luka semua gini?", tanyanya beruntun.
"Gue ceritain nanti, Harsa dimana? Dia sama kalian ngga?", tanya orang itu.
Mendengar hal itu, tatapan Satya yang tadinya kasihan, berubah menjadi curiga. Ia menatap orang itu datar.
"Ngapain lo nanyain bang Harsa?", tanyanya dengan datar.
"Jawab dulu, dia sama kalian ga?", tanyanya lagi.
"Ck, ada urusan apa dulu lo nyariin dia?", tanya Satya lagi, dan orang itupun nampak geram dengan Satya.
"Sat, bisa ga sih jawab dulu, ini genting !!", ucapnya frustasi. Satya yang melihat orang itu frustasi pun ikut bingung.
"Gue gab--", ucapannya terpotong karena Joviar yang datang menghampirinya.
"Ngobrol sama siapa Sat? Gue tungguin juga daritadi. Halo lo siap-- EHH KEENAN?? Lo kenapa babak belur gini?", tanya Joviar.
Ya, orang yang menghampiri Satya adalah Keenan. Dia datang dengan tubuh yang tertutup hampir seluruhnya dan juga topi yang ia kenakan, makanya di awal Joviar tak mengenalinya.
Namun saat Keenan mendongak, dapat ia lihat bahwa hampir seluruh wajah Keenan babak belur.
"Ini ga penting, Harsa mana?", tanyanya lagi.
Joviar dan Satya saling pandang, bingung bagaimana menjawabnya. Pasalnya, kini mereka tengah mencurigai Keenan, dan perilaku Keenan kali ini juga menambah kecurigaan mereka.
"Ngapain?", tanya Joviar.
"Please Jov, jangan banyak tanya dulu, Harsa mana? Dia ada sama kalian ga? Jawab gitu doang kenapa muter-muter terus sih, ah!!"
Joviar kembali menatap pada Satya, Satya menggeleng, mengisyaratkan untuk bungkam. Namun yang Jovisr lihat saat ini, Keenan begitu panik dan khawatir, akhirnya ia tak mengindahkan jawaban Satya, ia memutuskan untuk percaya pada Keenan kali ini.
"Dia gaada sama kita. Terakhir dia bilang mau nganterin Nata konsultasi ke psikiater. Tapi sampe sekarang dia gabisa dihubungin", jelas Harsa. Satya yang mendengar itu nampak kaget, Ia tak tahu jika Harsa ternyata tengah mengantar Nata, ia menatap ke arah Joviar, seakan meminta penjelasan.
"Nanti dulu Sat, gue ceritain nanti", ucapnya.
"Kenapa nanyain bang Harsa?", tanyanya pada Keenan yang kini tengah sibuk mengotak-atik ponselnya.
"Dia dalam bahaya, kita harus nemuin dia secepatnya. Dia diincer. Kita ga bisa biarin dia pergi sendiri", ucapnya sambil terus mengotak atik handphonenya.
"Maksud lo?", tanya Joviar.
"Kalian ikut gue sekarang, gue ceritain sambil jalan nanti. Kita harus jemput seseorang dulu, kita butuh nglakuin rencana dia", Joviar menyetujui, sedangkan Satya masih diam disana.
"Lo kalo mau disini dulu gapapa Sat, selesain dulu kompetisi lo, nanti gue kabarin lo deh", ucap Joviar.
Satya nampak terdiam sebentar, "Gue ikut, gue udah selesai perform. Gue mau ikut pastiin kalo mereka baik-baik aja. Ayo !!", setelah itu keduanya mengikuti langkah Keenan menuju mobilnya. Satya terlalu terburu-buru, sampai-sampai ia pergi dengan membawa serta bunga yang kini masih berada di genggamannya.
Keenan membawa mereka ke suatu tempat yang nampak sepi. Dari awal Joviar dan Satya terus berjaga-jaga, takut jika Keenan ternyata seorang villain diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Emergency Calls
Fanfiction- Pelangi memang muncul setelah hujan, tapi tidak setiap hujan memunculkan pelangi - Mereka kira kebahagiaan adalah milik setiap manusia, tapi ternyata kebahagiaan hanya milik kesayangan semesta. Our emergency calls, tempat mereka mencurahkan semua...