Sudah hampir seminggu mereka berada di rumah sakit. Hanya Harsa yang masih setia dengan infusannya sedangkan Satya dan Arjuna sudah lepas dari infus tiga hari lalu. Harusnya mereka sudah bisa pulang, tapi tiba-tiba Harsa kembali sakit kemarin. Wajar, karena ia sama sekali tak mau makan. Mereka sampai lelah membujuknya.
Sudah seminggu juga tak ada kabar dari Skylar. Hal itu yang membuat Harsa semakin tak nafsu makan. El dan rekan-rekannya masih terus melakukan pencarian. Tapi masih belum ada tanda-tanda keberadaan Skylar.
"Bang, makan dulu yuk. Biar cepet sembuh, nanti kita cari bang Skylar sama-sama", ucap Nata. Mereka akhirnya memberi tahu Nata soal kejadian itu. Mereka rasa, tak ada yang perlu ditutupi lagi, toh rencananya juga gagal.
Harsa masih enggan membuka mulutnya. Baru kali ini Nata lihat Harsa yang seperti ini. Biasanya ia merupakan orang yang tegar, yang selalu menenangkan mereka. Tapi sekarang gantian, Harsa yang sepertinya butuh untuk mereka tenangkan dan kuatkan.
"Dua suap aja bang, buat minum obat. Ya? Kita juga sedih kalau bang Harsa gini terus. Biasanya abang yang nenangin kita, abang yang selalu bilang kalo semua bakal berakhir baik. Jangan gini dong bang, Nata sedih liatnya", sepertinya ucapan Nata mampu meluluhkan hati Harsa.
Perlahan ia menyendokkan makanan yang ada didepannya, hanya dua suap, ia merasa mual, lambungnya bermasalah karena sebelumnya ia telat makan dan pola makannya selama ini juga tidak teratur.
Nata dan yang lain sedikit merasa lega, akhirnya Harsa mau membuka mulutnya, walaupun hanya dua suap, setidaknya ada makanan yang masuk ke lambungnya.
Nata menyodorkan obat yang dokter resepkan pada Harsa. Ditelannya obat itu, setelah itu ia merasa kantuk yang teramat, dan akhirnya ia tertidur karena pengaruh obat.
"Untung mau Nat sama lo, wah penyelamat emang lo. Gue sampe bingung karena belum pernah liat bang Harsa yang kaya gini", Nata yang mendengar itu hanya mengulas senyumnya.
"Iya bang, Nata juga kaget. Bang Harsa sampe segitunya. Ini beneran gaada kabar ya? Kira-kira orang tuanya bang Skylar tau ngga ya?", ucapan Nata yang membuat Joviar bingung.
"Gue juga gatau Nat, dia kan ga pernah ngasih tau siapa orang tuanya. Gue rasa belum sih, secara dia jauh dari orang tuanya kan?", jawab Joviar.
Tak lama El datang, bersamaan dengan itu Satya dan Arjuna juga telah kembali. Satya mengantar Arjuna ke kantor polisi, ia dimintai keterangan terkait semua perbuatan dari geng nya. Dan kini polisi tengah menyelidiki lebih lanjut, agar bisa menangkap semua pelaku.
"Loh, Harsa tidur lagi? Bukannya ini jamnya minum obat ya?", ucap El setelah melihat Harsa yang nampak terlelap diranjangnya.
"Iya om, udah kok, dia udah makan juga tadi, dibantu sama Nata", jelas Joviar.
"Oh gitu, syukur deh akhirnya dia mau makan. Oh iya, kamu siapa? Om baru liat"
"Nata om, temennya bang Joviar juga", jelas Nata sambil membalas uluran tangan El.
"Oh gitu. Saya El, om nya Jenan"
"Oh iya om, salam kenal ya om. Nama om sama kaya nama adek saya om. Sama-sama El"
"Oh iya salam kenal. Woah iya? Kamu punya adek? Kayanya ada banyak nama El nih, besok bisalah temuin sama anak saya, anak saya juga El, hahaha", ucapnya sambil tertawa.
"Iya om, Nata juga pengin nemuin, cuma dia udah ga sama Nata", ucapan Nata membuat suasana seketika berubah.
"Adekmu udah meninggal?", tanya El.
"Bukan om bukan, amit-amit om jangan. Dia yang udah banyak bantu saya buat adaptasi selama ini, jangan sampe deh. Dia udah diambil sama orang tua barunya", Nata buru-buru meralat ucapan El.
![](https://img.wattpad.com/cover/332412123-288-k792431.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Emergency Calls
Fanfiction- Pelangi memang muncul setelah hujan, tapi tidak setiap hujan memunculkan pelangi - Mereka kira kebahagiaan adalah milik setiap manusia, tapi ternyata kebahagiaan hanya milik kesayangan semesta. Our emergency calls, tempat mereka mencurahkan semua...