D e t i k d u a p u l u h t u j u h

352 30 0
                                    

Ruangan UGD terbuka dan Dokter begitu juga beberapa suster keluar dari ruangan yang baru saja menangani operasi dari Almira. Melihat itu Revan dan Nita langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri sangat Dokter.

"Bagaimana keadaan anak saya Dok?" tanya Revan cepat.

"Puji syukur. Pasien sudah melewati masa kritisnya dan sekarang pasien akan dipindahkan dari UGD. Untuk saat ini biarkan pasien tertidur mungkin sampai besok siang atu sore pasien akan bangun dan nanti kita bisa lihat bagaimana kondisi dari pasien," jelas Dokter itu.

Revan dan Nita langsung mengucapkan syukur dalam hatinya dan berterima kasih kepada Dokter itu. Dan sang Dokter langsung izin untuk pergi dari sana. Revan dan Nita langsung mengikuti ranjang dari Almira yang sekarang akan dipindahkan tempatnya.

"Syukurlah Ma, anak kita baik-baik saja," ucap Revan saat sudah sampai di ruang kamar inap anaknya.

"Iya Pa... Mama hampir saja tidak bisa berfikir apapun lagi dengan baik."

"Kalau gitu biar Papa pulang dulu untuk ambil keperluan buat kita nunggu disini. Mama disini atau mau ikut pulang?" tanya Revan.

"Mama disini saja Pa. Biar bisa jaga Almira dengan baik. Papa saja yang pulang nanti bawain keperluan Mama juga ya?"

"Baiklah. Hati-hati disini. Dan kalau ada apa-apa dengan Almira langsung pencet tombol daruratnya. Dan Ma, jangan lupa kabari Damian kalau Almira sudah lewati masa kritisnya dan pindah dari UGD."

Setelah mengatakan itu Revan langsung pergi meninggalkan Nita dengan pikiran yang penuh. Kemana anak laki-lakinya itu? Ataukah dia memang menemui Sastra? Tetapi, mengapa Damian lebih memilih menemui Sastra daripada adik kandungnya sendiri?

***

Sastra menatap lekat Damian, gadis itu menunggu jawaban dari kakaknya setelah bertanya siapa sebenarnya orang tua dari gadis itu.

"Tolong Kak ceritakan sama aku, siapa sebenarnya orang tua aku dan bagaimana bisa aku berada di keluarga kalian. Begitu juga dengan Almira yang tiba-tiba saja menjadi anak kandung di keluarga kalian. Bagaimana bisa?"

Damian menghela nafasnya. Bukan dirinya tidak mau menceritakan kepada Sastra hanya saja Damian akan menceritakan jika Sastra sudah dalam keadaan yang baik. Damian takut jika saja Sastra tiba-tiba saja menjadi drop gara-gara apa yang akan dia ceritakan.

"Kamu sembuh dulu oke? Nanti aku ceritakan," tolak Damian halus.

"Enggak Kak. Kalau kayak gini aku malah kepikiran terus. Ayo, tolong ceritakan sekarang aja Kak."

Akhirnya Damian memutuskan untuk menceritakan yang sebenarnya kepada Sastra. Gadis itu sungguh sangat keras kepala.

"Waktu itu Kakak juga terkejut saat tiba-tiba saja Papa pulang dalam keadaan marah besar dan langsung masuk ke dalam kamar. Disana Kakak gak sengaja dengar pembicaraan Papa dengan Mama. Papa bilang kalau kamu ini bukan anak kandung mereka. Dan Mama pun terkejut dengan hal itu dan masih menyangkal bahwa kamu ini adalah anak kandung mereka

Tetapi, Papa sudah mencari tahu melalui orang suruhannya. Papa sudah curiga saat Papa datang untuk mengambil Almira dari saudara Papa. Papa merasakan ada suatu ikatan dengan Almira dan Almira juga terihat mirip dengan Papa. Akhirnya Papa memutuskan untuk mencari tahu hal itu dan Papa juga melakukan tes DNA. Dan diketahui bahwa anak kandung Papa adalah Almira

Papa juga bilang bahwa kalian ditukar waktu kecil. Orang tua kamu sebenarnya adalah saudara dari Papa. Tetapi, beliau menggantikan kamu dengan Almira karena beliau sudah tahu kamu memiliki riwayat jantung lemah dan Ayah kamu merasa bahwa tidak bisa membiayai kamu saat berobat. Oleh karena itu, Ayah kamu nekat menukar kamu dengan Almira."

Detik Sastra (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang