D e t i k e m p a t p u l u h e m p a t

360 26 0
                                    

Saat ini Gama berada diluar ruangan yang sekarang bundanya sedang disiapkan untuk dibawa pulang dan akan dilanjutkan pemakaman bundanya. Gama sudah memberi tahu Sandi bahwa Melati meninggal dan respon dari laki-laki itu hanyalah kebisuan dan hanya mengatakan jika dirinya akan mempersiapkan semua keperluan pemakaman.

Gama mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Sastra. Beberapa kali dia menelpon tetapi, tetap sama saja tidak ada balasan dari gadis itu. Sepertinya ponsel Sastra sedang dimatikan. Apa dia mengirimi pesan saja kepada Sastra. Sungguh sekarang Gama tidak tahu harus menghubungi siapa karena dirinya hanya ingin jika sekarang Sastra lah yang menemani dirinya.

Mencoba menelpon Tamara, siapa tahu gadis itu tahu keberadaan dari Sastra. Beberapa kali Gama menghubungi hingga panggilan ke empat baru di angkat oleh Tamara.

"Ngapain lo telepon gue!"

"Sorry... Lo tahu dimana Sastra sekarang?"

"Kenapa cari Sastra Gam. Jangan ganggu dia lagi sekarang dia lagi kencan sama Noah. Jadi, lo jangan ganggu mereka oke?"

Gama yang mendengar itu langsung menutup panggilannya. Memangnya siapa Gama sekarang bagi Sastra. Gama hampir lupa jika sekarang Sastra bukan lagi menjadi miliknya. Tetapi, mengapa disaat dia benar-benar butuh dukungan dari Sastra malah gadis itu tidak ada.

"Gama!" teriak Guntur dibarengi dengan Reno yang sekarang berlari ke arahnya.

"Yang sabar ya. Gue turut berduka cita," ucap Guntur prihatin dan langsung memeluk Gama dan Gama langsung menangis dengan keras. Untung saja kedua temannya masih ada bersama dengan dirinya jika tidak Gama mungkin akan menjadi orang termiskin di dunia yang tidak memiliki apapun sebagai takdirnya.

"Yang sabar Gama gue sama Guntur akan selalu dibelakang lo," sahut Reno sembari menepuk punggung Gama.

***

Guntur dan Reno membantu Gama untuk proses pemakaman dari bundanya temannya itu. Melati dibawa pulang ke rumahnya sendiri. Beberapa tetangga Gama juga sudah ikut membantu.

"Ren gue kasihan sama Gama disaat seperti ini dia malah ada masalah dengan Sastra. Pasti Gama pingin Sastra sekarang nemenin dia. Apa kita telpon Sastra aja ya?" ucap Guntur sembari menatap Gama yang masih duduk termenung disamping bundanya.

"Iya gue setuju Tur. Kita telpon Sastra aja sekarang."

Guntur hanya manggangguk dan langsung mencoba menghubungi Sastra. Tetapi, hingga panggilan kelima masih tetap sama jika hanya ada jawaban dari operator.

"Gimana?" tanya Reno.

"Ponselnya mati kayaknya."

"Sial. Gimana kalo kita telpon Tamara aja. Siapa tahu Sastra lagi sama dia."

Guntur langsung menghubungi Tamara kemudian. Dan untung saja gadis itu mau menerima panggilannya.

"Ngapain lo telepon gue!"

"Gue cuma mau tanya dimana Sastra?"

"Haduh... Lo di suruh teman lo itu ya? Gue udah bilang kan kalau Sastra lagi ngedate sama pacarnya."

"Ha? Pacar?"

"Iya! Kalo udah gak ada apa-apa gue matiin nih."

"Eh tunggu gue cuma mau bilang kalau sekarang Gama sedang tertimpa musibah. Bundanya Gama meninggal dunia dan tolong kasih tahu Sastra. Setidaknya Sastra datang meskipun hanya menjadi seorang teman."

Detik Sastra (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang