e x t r a p a r t V ( c o m p l e t e d )

319 11 0
                                    

Gama merasakan sakit yang teramat dari badannya. Rasanya badannya seperti remuk saja. Gama mengingat jika terakhir kali dia ditabrak oleh sebuah mobil. Dan apakah penabrak itu yang membawanya kemari. Jika benar, Gama ingin memarahinya karena telah membuat badannya remuk redam seperti ini.

Pintu ruangan Gama terbuka dan Gama tidak dapat melihat siapa yang datang itu karena matanya yang masih belum bisa memfokuskan pandangan dan ditambah dengan sinar matahari. Gama yakin jika orang ini adalah yang menabraknya.

"Excusme.... Kalau jalan pakai mobil jangan ngebut dong lihat kan sekarang gue jadi ketabrak mobil lo." ucap Gama dengan bahasa inggis yang fasih.

Gama dapat melihat jika yang menabraknya ini adalah seorang wanita. Lihat saja rambutnya yang panjang itu. Wanita itu mulai mendekati Gama hingga mereka sekarang saling menatap. Dan sekarang Gama seperti mimpi saat melihat siapa wanita di depannya ini. Mengapa begitu mirip dengan Sastra?

"Gama gimana keadaanmu," suara itu begitu menghipnotis Gama. Suara itu milik dari Sastra.

"Gue jadi halu banget bayangin Sastra ada disini pasti gue ini udah gagar otak habis ditabrak," ucap Gama kali ini dengan bahasa Indonesia.

Sedangkan Sastra yang berdiri disana tertawa dengan apa yang Gama ucapkan.

"Kamu gak mimpi kok Gam," sahut Sastra.

"Hah! Apa?!" teriak Gama terkejut saking paniknya dia langsung mencoba bangun dan tanpa sengaja membuat badannya bertambah sakit.

"Gama hati-hati. Kamu masih sakit gak? Kalau iya biar aku panggil Dokter," ucap Sastra memastikan.

"Egh... Sastra kok kamu disini?" ucap Gama kikuk. Padahal, hatinya berdetak dengan kencang sekarang. Gama umur lo udah jalan 24 ngapain pake salting segala!

"Kenapa? Kamu gak mau aku disini?"

"Hah? Enggak bukan itu maksudku---" Gama langsung menjawab cepat pertanyaan dari Sastra hingga dirinya tidak tahu akan menjawab apa.

"Bukan. Em.... Maksudku kenapa kok kamu disini? Bukannya kamu udah punya keluarga."

Gama ingin merutuki ucapannya. Mengapa harus kalimat itu yang keluar dari bibirnya. Seharusnya, Gama tidak menanyakannya. Bisa saja sekarang Sastra ilfeel karena dirinya seperti orang sangat ingin mencampuri urusannya.

"Gakpapa kok. Anakku dijaga sama Kak Mian dan Tamara. Ada Noah juga."

Gama merasa kesal. Seharusnya dia tidak menanyakannya. Dan sekarang lihatkan dia merasa sakit dan sesak dihatinya saat Sastra sendiri yang mengatakan itu.

"Oh."

"Gama kok kamu tahu aku ada disini?" tanya Sastra setelah itu dia duduk di kursi samping ranjang Gama.

"Heh... Aku kemarin itu em... Dikasih tahu sama Guntur. Kalau kamu buka butik baru dan Mamanya Guntur waktu itu datang dan gak sengaja foto kamu. Jadi, ya aku mau datang dan mau lihat kamu itu aja kok."

Sastra hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Gama apa kamu sadar sejak tadi kamu bicara pake aku, kamu."

Gama hanya meringis saat mendengar itu. "Apa gak suka ya?"

"Enggak aku suka kok. Dulu kan waktu kita pacaran aku juga suruh kamu panggil itu tapi kamu gak mau karena malu."

Gama hanya diam dan sedikit kikuk. Ini kenapa Sastra malah membahas dulu saat bersama degannya?

"Ibu...." panggil Tasya saat pintu ruangan Gama terbuka dan diikuti dari belakang ada Noah, Damian, dan Tamara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Detik Sastra (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang