D e t i k e m p a t p u l u h l i m a

379 28 0
                                    

Sastra baru saja sampai di rumah Gama. Setelah kejadian tadi Sastra langsung bertanya kepada Guntur melalui chat untuk mengetahui dimana rumah bunda dari Gama. Selama berpacaran dengan Gama dulu Sastra hanya beberapa kali mendengar mengenai bunda dari Gama. Dan Sastra tahu jika Gama begitu mencintai dan menyayangi bundanya itu. Tetapi, sekarang malah Gama harus ditinggalkan oleh dunianya. Sastra tidak tahu bagaimana perasaan Gama sekarang. Bahkan, sedari tadi Sastra sudah menangis dalam diamnya.

Sastra langsung masuk ke dalam rumah dari Melati disana sudah banyak orang dan beberapa teman dari sekolahan yang dia kenali. Noah sendiri langsung mengikuti Sastra dari belakang.

Saat masuk ke dalam ruangan itu. Sastra dikejutkan dengan pemandangan di depannya. Disana ada Almira yang sedang memeluk Gama. Dan laki-laki itu menangis dalam pelukannya. Sastra merasakan sakit dalam hatinya melihat itu, seharusnya Sastra menyadari jika sekarang hubungannya dengan Gama bukanlah seperti dulu. Dan Gama sekarang memiliki Almira. Dan yang dibutuhkan Gama sekarang adalah dukungan dari Almira bukan dirinya.

Gadis itu merasa menyesal saat harus membentak Noah tadi. Sastra melihat ke sampingnya dan Noah juga berdiri disana. Setelah ini, Sastra akan meminta maaf kepada Noah karena telah membuat perasaannya kecewa. Padahal, laki-laki ini sudah sangat baik dengan dirinya.

"Sastra ayo masuk, kamu halangi jalan," ucap Noah yang menyadarkan Sastra dari lamunannya.

Akhirnya, Sastra masuk diikuti dengan Noah dan ternyata baru saja Tamara datang dari belakangnya. Tamara langsung mengikuti Sastra dan memegang bahu gadis itu.

Sastra sudah berada di dekat Gama yang masih berpelukan dengan Almira. Dirinya bingung harus bagaimana. Dia tidak ingin mengacaukan kedua orang ini. Terlebih disini ada Revan dan Nita yang menatapnya tajam.

Gama yang menyadari seseorang datang langsung melepas pelukannya dari Almira. Laki-laki itu melihat Sastra yang sekarang menatapnya sendu. Gama ingin marah dengan Sastra, namun dia tidak berhak untuk itu dan perasaannya juga memenangkannya. Gama langsung menghamburkan pelukannya ke Sastra.

Gadis itu tersentak kaget saat dirinya dipeluk oleh Gama. Sastra hanya mampu terdiam dan membalas pelukan dari Gama. Untuk saat ini maafkanlah Sastra yang tidak tahu diri dengan melakukan hal ini. Tetapi, hatinya sungguh tidak bisa dibohongi sekarang.

"Gama kamu yang sabar ya. Pasti Bunda kamu sudah tenang disana."

***

Almira merasa terkejut saat mendengar ucapan dari Revan yang mengatakan bahwa bundanya Gama meninggal. Selama ini Almira sendiri tidak tahu mengenai keluarga dari Gama karena laki-laki itu sangat tertutup dengan dirinya.

"Pa kita harus ke rumah Gama sekarang," ujar Almira dan langsung diangguki setuju oleh Revan begitu juga Nita.

Mereka bertiga langsung berangkat ke rumah Gama. Mereka menghabiskan waktu selama dua puluh menit perjalanan. Saat sudah sampai di kediaman Gama. Almira dengan cekatan dibantu oleh Revan untuk turun dari dalam mobil.

Kursi roda Almira di dorong dari belakang oleh Revan diikuti dengan Nita yang berada di belakangnya. Hingga, mereka sampai di ruang tengah dan melihat Gama sedang terduduk dalam diamnya disamping mayat bundanya dan ada dua teman Gama yang berada di sana.

Guntur dan Reno, akhirnya memilih untuk menyingkir memberikan ruang untuk Almira. Gadis itu langsung dibantu Revan turun dari kursi roda dan sekarang dia duduk di lantai dekat dengan Gama.

"Gama aku turut berduka cita ya... Aku tahu pasti ini berat untuk kamu. Kehilangan orang yang kita cintai pasti sangat menyakitkan," ucap Almira kepada Gama. Almira sendiri pun tahu bagaimana rasanya kehilangan. Waktu itu Ayah dan Ibunya meninggalkannya. Meskipun, mereka bukan ayah dan ibunya yang sebenarnya, tetapi Almira mendapatkan curahan kasih sayang disana juga.

Gama hanya tersenyum singkat dan mengangguk seadanya kepada Almira. Almira yang melihat itu merasa tidak tega dengan Gama dan gadis itu mulai berani menggerakkan badannya dan memeluk ke arah Gama. Gama sendiri mendiamkannya dan dia hanya menangis tanpa membalas pelukan dari Almira. Gama merasa sekarang dirinya sangat bodoh karena yang dihadapannya ini adalah Almira, kekasihnya. Tetapi, mengapa Gama sekarang ingin Sastra lah yang memeluk dirinya? Padahal sudah jelas Sastra pasti tidak akan datang mengingat apa yang sudah dia lakukan dengan kehidupan gadis itu. Gama seolah mempermainkan perasaan gadis itu. Tetapi, Gama juga tidak punya pilihan lain.

Hingga beberapa saat kemudian, mata Gama melihat Sastra berada di belakang Almira. Gadis itu  datang. Perasaan Gama membuncah, tetapi dia juga ada sedikit marah saat melihat Noah berada di samping Sastra. Dan Gama harus segera paham dengan ini semua jika dirinya sudah tidak memiliki kesempatan lagi bersama dengan Gama.

Perasaan di hati Gama sekarang yang memenangkannya. Gama melepaskan pelukan dari Almira dan dia menghamburkan langsung pelukannya untuk Sastra. Gama memeluk Sastra dengan erat. Untuk kali ini biarkan Gama merasa menjadi orang yang bejat. Gama tidak bisa berpikir jernih lagi karena perasaan dengan Sastra juga bukanlah suatu kebohongan. Dia ingin... Sangat ingin jika hanya gadis yang berada dalam pelukannya ini lah yang menjadi teman hidupnya kelak. Tetapi, Gama menyadari bahwa itu pasti tidak bisa.

Gama hanya ingin mengalah dengan perasaannya kali ini dan dia mencoba untuk tidak memikirkan egonya. Untuk terakhir kalinya biarkan Gama memeluk Sastra. Memeluk gadis yang masih menempati hatinya.

Almira merasa sakit dalam hatinya. Lagi-lagi dia harus menelan pahit kekalahan dari Sastra. Lagi-lagi Sastra lah yang menjadi pemenang dalam kisahnya. Damian, Gama orang yang dia sayangi begitu mencintai Sastra. Mereka berdua seperti sosok pelindung bagi Sastra. Tetapi, untuk Almira kenapa tidak? Apa yang membuat Sastra lebih dipilih dari pada dirinya. Bahkan, Almira sudah mengikhlaskan untuk Sastra bisa berada di rumah itu karena dia ingin melihat Sastra menderita. Tetapi, kenapa malah selama ini dia yang menderita dan bukan Sastra?

Tingkah Gama pun tidak luput dari pandangan seseorang dan membuat orang itu merasa marah. Tanpa disadari Revan yang berada disana merasa kesal akan Gama. Bahkan, laki-laki itu sekarang tidak memperhatikan Almira lagi yang masih termenung akibat dari pelukannya dengan Sastra. Almira hanya menatap Gama sendu dan air matanya menetes. Entah karena kasihan dengan Gama yang ditinggalkan oleh bundanya atau karena Gama yang lebih memilih memeluk Gama daripada dirinya.

Sepertinya Revan sudah tidak bisa bersabar lagi. Laki-laki itu harus segera mencari cara untuk membuat Sastra menyadari kedudukannya. Mau sampai kapan Sastra akan melukai perasaan putrinya. Bahkan masa kecil dari Almira pun tidak bersama dengan dirinya. Sastra sudah merenggut semua kebahagiaan dari Almira. Masa kecil, orang terdekatnya bahkan juga orang yang dicintai oleh Almira.

Apa yang dimiliki Sastra yang tidak dimiliki Almira? Gadis itu hanyalah benalu dalam kehidupan. Revan sangat membenci itu dan dia akan segera mencari cara agar Sastra benar-benar hilang dari dalam kehidupannya.

***

Detik Sastra (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang