D e t i k d u a

943 70 32
                                    

Sastra Arumi seorang gadis cantik dan polos, dia tidak mengetahui bagaimana jahatnya dunia luar. Sejak kecil dia hanya bisa terkurung di dalam kamarnya saja.

Sendirian. Itu lah yang Sastra dapatkan di rumah, bukan karena Sastra adalah anak yatim piatu, justru dirinya masih memiliki kedua orang tua yang utuh bahkan seorang kakak laki-laki yang terpaut dua tahun saja dari dirinya.

Tapi mengapa dengan itu semua Sastra masih merasa kesepian? Entahlah, Sastra bingung ingin menceritakan dari mana, tapi lama kelamaan kalian semua pasti tahu.

"Sas," panggil Tamara sahabat dari Sastra.

"Hm... iya Tam kenapa?" balas Sastra.

"Hari ini ada even nyanyi di sekolah sebelah, kita nonton yuk," ajak Tamara.

"Boleh... aku juga ingin Tam, tapi apa aku boleh ya?"

"Halah emang yang gak izinin lo siapa? Si Gama? Ya gak mungkin orang dia sibuk sama cewek lain!" ucap Tamara dengan menggebu-gebu karena jika dia mengingat dari kekasih sahabatnya itu, bawaannya ingin sekali memukul kepala dari lelaki brengsek itu.

"Tapi aku harus izin sama Kak Mian dulu," jelas Sastra. Kak Mian yang tidak lain adalah Damian dia ini kakak lelaki dari Sastra.

"Oke,nanti setelah bel pulang sekolah gue anterin lo ketemu Kak Mian."

***

"Kak Mian hari ini aku izin mau nonton even nyanyi di sekolah sebelah sama Tamara," ucap Sastra kepada lelaki yang sekarang berada di depannya. Sedangkan lelaki yang dengan nama lengkap Damian Kaivan Malik itu hanya menatap adiknya itu datar dan bahkan tanpa minat?

"Terserah lo, ngapain harus izin segala," jawabnya ketus.

"Ya, siapa tahu Papa sama Mama nanti tanya sama Kakak kalo aku pulang telat."

"Udah deh gak usah banyak drama, paling Papa sama Mama gak cari lo, terserah lo mau kemana."

Inilah yang Sastra maksud, kakaknya berlaku kasar terhadapnya entah karena apa dirinya sendiri pun tidak tahu. Bahkan Papa dan Mamanya sekarang pun juga seperti tidak memperhatikan dirinya lagi.

"Heh Mian lo jangan kurang ajar ya jadi kakak!" ucap Tamara menatap Damian geram, bagaimana tidak temannya sudah izin dengan baik-baik tetapi lelaki itu malah menjawab dengan kasar. Inilah mengapa Tamara selalu ada buat Sastra dan akan selalu melindungi gadis itu sampai kapanpun.

"Heh lo ngapain juga udah sono pergi ajak juga tuh benalu!" setelah mengatakan itu Damian melalui Sastra dan bahkan dengan sengaja menyenggol lengan dari Sastra hingga gadis itu tersentak ke belakang.

"Wah anjing lo! Gak ada bedanya sama tai satu itu," geram Tamara.

"Udah-udah Tam ngapain sih kamu seneng banget ngumpat jangan kayak gitu gak baik," tegur Sastra.

"Gimana gak ngumpat tuh manusia memang tempatnya untuk diumpati!"

"Ayo jadi nonton tidak katanya mau lihat penyanyi yang namanya Ernando."

"Cus dahhh, oh ya jangan lupa matiin ponsel lo supaya gak ada yang ganggu gue sama lo hari ini, gas!"

***

"Wuih Ernando ganteng juga, gak kaleng-kaleng inimah," pekik Tamara girang sedang Sastra hanya mengamati dalam diam. Masih kalah dari kekasihnya, batin Sastra.

"Tam aku haus mau beli minum," izin Sastra kepada Tamara karena jika Sastra menghilang tiba-tiba pasti Tamara akan langsung merasa kesetanan untuk mencarinya.

Detik Sastra (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang