Gama memutuskan untuk masuk ke dalam rumah yang ada di depannya sekarang. Ya, dia tahu rumah siapa ini, ini adalah rumah kekasihnya dan juga gadis yang baru saja dia antar pulang setelah membeli buku tadi.
"Gam kamu mau mampir?" tanya Almira setelah turun dari motornya.
"Boleh," balas Gama karena dia juga ingin memastikan apakah Sastra berada di rumah atau tidak.
Saat masuk ke dalam rumah itu terdapat Damian yang tidak lain juga adalah kakak kelasnya di sekolahan.
"Gam tumben kesini lo?" tanya Damian.
"Iya gue tadi habis nganterin Almira ke toko buku," balasnya.
Damian hanya menganggukkan kepalanya dan langsung fokus di depan TV yang sekarang sedang menampilkan drama.
"Aku bikin minum dulu ya," ucap Almira sembari berlalu.
Sedang Gama sendiri dia mengalihkan pandangannya ke segala arah untuk mencari gadisnya.
"Cari siapa lo? Sastra?" tanya Damian saat melihat Gama yang memperhatikan seluruh ruangan di rumahnya.
"Hm," balas Gama acuh.
"Dia belum pulang sekolah," ujar Damian.
"Kemana dia?" tanya Gama cepat.
"Ya lo tahu sendiri kan Sastra tuh cuma punya keluarga ini sama temennya yang barbar itu," balas Damian sembari melihat Gama yang sekarang juga menatapnya.
Gama dengan cepat langsung bangkit dari duduknya.
"Gue mau pulang dulu, lo salamin aja sama Almira," ucap Gama dengan berlalu dari rumah itu.
Damian yang melihat itu hanya mengangkat bahunya acuh dan lanjut memperhatikan drama yang sekarang dia tonton.
"Loh Gama kemana Kak?" tanya Almira yang baru saja datang sembari membawa nampan yang terdapat minum air.
"Pulang, tadi dia juga titip salam sama lo mungikin dia ada acara," balas Damian.
Almira hanya diam mendengar jawaban dari Damian, gadis itu jadi teringat sesuatu. "Kak, Sastra udah pulang belum?"
***
Gama langsung mengendarai motornya dengan kecepatan penuh hari ini dia akan mengajak Sastra untuk pergi ke suatu tempat, dia sungguh merindukan gadisnya itu.
Saat sampai di rumah seseorang yang paling dekat dengan Sastra, Gama melihat hal yang sangat dia benci.Dia melihat jika Sastra sedang bersama dengan laki-laki lain yang sekarang laki-laki itu juga mencoba memegang kepalanya.
Melihat hal itu Gama menjadi naik pitam dia sungguh marah jika gadisnya harus disentuh oleh orang lain dengan segera dia turun dari motornya dan berjalan mendakati ke arah mereka.
"Sekali selingkuh ya selingkuh," ucapnya marah.
"Sastra lo itu gak ada habisnya ya buat selingkuh?"
Melihat semua ini sungguh Gama marah hatinya terasa terbakar melihat Sastra dengan laki-laki lain dan ternyata laki-laki itu adalah laki-laki yang kemarin baru saja dia hajar.
Apa memang benar jika Sastra selingkuh dibelakangnya? Selama ini dia selalu mengatakan hal itu kepada Sastra karena dia ingin mengancam Sastra agar tidak melakukan hal yang paling dia benci itu.
Gama langsung mengajak Sastra pergi dari rumah itu meskipun dirinya lagi-lagi harus menggunakan cara kekerasan untuk membawa Sastra bersama dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik Sastra (completed)
Fiction généraleFOLLOW SEBELUM MEMBACA VOTE DAN KOMEN SETELAHNYA Sastra Arumi tidak mengetahui mengapa kedua orang tuanya yang dulu begitu menyanyangi dan mencintainya tiba-tiba saja berubah saat seseorang datang di tengah-tengah kehidupan mereka. Tidak cukup kasi...