e x t r a p a r t I I I

492 19 0
                                    

Gama saat sudah mengetahui keberadaan Sastra langsung memesan tiket ke Singapura. Hari ini juga dia akan berangkat. Gama sungguh tidak bersabar untuk bisa bertemu dengan Sastra.

Sebenarnya, Gama tidak tahu apa yang akan dia dapatkan setelah bertemu dengan Sastra. Apakah gadis itu ingin kembali dengan dirinya atau tidak. Tetapi, Gama akan berusaha dan berjuang untuk kembali mendapatkan Sastra.

Gama menghela nafasnya. Saat ini dia berada di dalam pesawat dan menatap hamparan awan melalui jendela pesawat. Gama berfikiran selama lima tahun apakah Sastra memiliki seseorang atau tidak. Tetapi, dilihat dari pertemuan mereka terakhir memang Sastra sedang menjalani hubungan dengan Noah.

Apakah sampai sekarang mereka masih menjalin hubungan? Gama tersentak saat teringat jika Noah yang waktu itu dia datangi rumahnya dan keluarganya Noah mengatakan jika Noah berada di luar negeri. Apakah maksud dari itu Noah juga sekarang bersama dengan Sastra?

Kenapa Gama tidak berpikiran sampai sana? Bisa jadi memang Noah dan Sastra sekarang menjalin hubungan. Untuk apa juga Sastra menunggu dirinya. Bukankah mereka sudah mengucapkan perpisahan kala itu? Gama menjadi murung dengan pikirannya dia menjadi tidak optimis kembali dan rasa tidak sabarnya bertemu dengan Sastra berkurang. Gama takut jika dirinya akan mendapatkan sebuah kenyataan yang menyakitinya. Tetapi, semua tidak bisa berubah dan waktu terus berjalan. Meskipun, nanti Sastra memang masih bersama dengan Noah maka Gama akan mengikhlaskan Sastra dan mencoba untuk melupakan gadis itu. Setidaknya dia sekarang hanya ingin melihat gadis itu secara langsung.

***

Gama turun dari taksi yang baru saja mengantarkannya ke butik milik Sastra. Gama kagum dengan sosok Sastra. Gadis itu sungguh luar biasa sekarang. Melihat butik ini yang begitu besar.

Melihat dari foto yang di lihatkan Guntur waktu itu, Sastra terlihat lebih dewasa dan cantik. Bahkan menurut Gama Sastra selalu cantik dulu, sekarang, atau nanti. Gama menyebrang dari jalan dan segera menghampiri butik itu. Gama terdiam sebentar saat sudah menjajaki halaman depan butik itu. Dia merasa gugup apa yang akan dia katakan kepada Sastra nanti? Atau bagaimana mencari topik untuk berbicara dengannya.

Gama sendiri juga takut bila saja sekarang bisa saja Sastra sudah menikah dan memiliki seorang anak yang lucu dan cantik seperti gadis itu. Melihat pemikirannya saja Gama sudah sesak apalagi jika itu memang kenyataan. Tetapi, Gama juga tidak akan tahu kebenarannya jika dirinya tidak masuk sekarang.

Setelah menguatkan hatinya Gama membuka pintu butik itu dan dia langsung di suguhkan dengan banyaknya pengunjung yang datang. Gama mengedarkan pandangannya, tetapi sedari tadi dia tidak melihat keberadaan Sastra.

Hingga berapa menit mengitari butik ini, Gama melihat Sastra yang baru saja masuk dari luar butik dan masuk ke dalam sembari membawa seorang bocah kecil cantik. Dan bocah itu juga menggengam es krim di tangannya. Dengan segera Gama langsung bersembunyi di beberapa pakaian yang dipajang.

Jadi, benar jika Sastra sudah memiliki seorang anak? Dan mungkin saja dia memang sudah menikah dengan Noah. Gama tersenyum kecut, tetap perasaan bertemu dengan Sastra membuatnya sedikit terobati. Rindu yang sudah dia pendam sejak bertahun-tahun. Meskipun kenyataan menamparnya seperti ini.

Gama mencoba melihat dari balik pakaian itu untuk melihat bagaimana Sastra yang terlihat sibuk dengan gadis yang digendongnya. Bocah kecil itu sedikit nakal dan membuat Sastra terlihat kesal dengan tingkahnya.

Setelah beberapa menit, Gama memperhatikan Sastra. Gadis itu mulai berjalan meninggalkan ruangan itu dan masuk lebih dalam lagi di ruangan butik ini. Tetapi, sebelum masuk ternyata Noah keluar dari sana dan bocah tadi memanggil Noah dengan sebutan ayah. Gama hanya dapat menahan perasaan hatinya yang sangat sakit ini bahkan tanpa disadari air matanya keluar. Gama sudah kalah. Dan dia juga sudah terlambat untuk memiliki seseorang yang sedang tersenyum cantik disana.

Dengan segera Gama berjalan keluar dari dalam butik dan sedikit berlari dia tidak dapat menahan rasa sesak didadanya lagi. Dan tanpa memperhatikan jalanan Gama langsung menyebrang dan dari arah samping kanan yang terdapat sebuah mobil yang melaju dengan kencang dan langsung menabrak Gama hingga membuat laki-laki itu terlempar beberapa meter.

Kerumunan mulai berdatangan, hingga Gama berpikir mungkin ini sudah hari terakhirnya. Gama tidak akan menyesal jika dia akan pergi sekarang dia akan bertemu dengan Melati bundanya. Setidaknya Gama sudah melihat Sastra untuk terakhir kalinya. Mata Gama sudah terpejam.

***

"Ya ampun Sastra jadi kamu sudah menikah dan tanpa wali?" dengus Damian menatap Sastra dan Noah sekarang.

"Kak dengerin dulu. Aku bisa jelasin. Ini semua itu---"

"Udah Sas gakpapa Kakak juga tahu kok memangnya aku ini apa? Kamu gak beri tahu Kakak juga gakpapa. Gak seharusnya Kakak marah tadi. Maaf. Dan semoga kalian bisa bahagia. Bahkan anak kalian udah besar juga," gumam Damian sembari menatap ketiga orang di depannya. Sedangkan, Sastra hanya menghela nafasnya lelah. Damian ini sedari tadi ingin dia jelaskan, tetapi selalu saja dipotong.

"Orang gila ini! Udah dengerin dulu penjelasan dari Sastra bukan malah merajuk gak jelas," dengus Tamara gemas dengan tingkah Damian. Sedangkan, Damian hanya terduduk lemas dengan pandangan yang nanar.

"Kak dengerin aku dulu ya? Jangan berpikir yang enggak-enggak. Kalau aku nikah dulu aku juga pingin Kakak ada disampingku."

"Tapi, buktinya kamu udah nikah."

"Kami enggak nikah Kak!" ujar Sastra gemas saat melihat kakaknya yang menatap dirinya dengan pandangan kecewa.

"Hah! Yang bener lalu anak ini, anak siapa?"

"Ceritanya panjang.... Nanti aku bakal ceritain ya."

Damian sedikit merasa tenang setidaknya dia nanti masih bisa menghadiri pernikahan adiknya. Sedangkan, Noah hanya menatap Damian jengah.

"Ibu aku ingin makan es krim sama Ibu," ucap Tasya sembari menyenderkan kepalanya ke dada Sastra.

Sastra akhirnya memilih untuk mengantar Tasya membeli sebuah es krim yang rukonya berada di depan butiknya.

Selesai membelikan es krim Sastra langsung kembali lagi ke dalam butik. Tetapi, saat masuk ke dalam butik entah mengapa perasaan Sastra menjadi tidak enak. Dan saat Tasya yang membuat ulah dengan meneteskan cairan es krim di bajunya seolah itu ada orang yang sedang mengawasinya. Tetapi, Sastra tidak ingin memikirkan lagi dan memilih untuk berjalan kembali ke ruangannya dan saat akan sampai pintu ruangannya terbuka dan Noah keluar dari sana. Pria itu berkata akan pulang lebih dulu.

Hingga sebuah suara keras terdengar dari jalanan membuat Sastra langsung menoleh ke arah jalanan dimana sudah bayak orang berkurumun disana.

"Astaga ada yang kecelakaan," ucap Noah dan pria itu langsung pergi keluar untuk mengecek. Entah mengapa Sastra juga ingin melihat kesana, perasaannya tiba-tiba saja tidak enak. Dan Sastra langsung menitipkan Tasya kepada Tamara dan Damian. Setelah itu dia berlari keluar dan melihat apa yang sedang terjadi.

Sastra mulai membelah kerumunan di depannya. Tetapi, perasaannya menjadi tambah tidak enak dan degub jantungnya entah mengapa merasa berdetak dengan kencang. Saat sampai di depan korban kecelakaan Sastra menutup mulutnya saat mendapati siapa yang berlumuran darah disana. Begitu juga dengan Noah yang menatap dirinya dengan lekat.

"Gama!" setelah itu pandangan Sastra memburam dan dia terjatuh.

***

TBC🐱

Detik Sastra (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang