"Bajingan!" Dengan segera Noah langsung menghampiri pria yang berada di atas Sastra dan segera memukul pria itu dengan membabi buta.
Hingga perkelahian terjadi antara Noah dan kedua pria suruhan Revan. Dan Noah sangat mensyukuri karena dia pandai dalam bela diri hingga sekarang kedua pria itu sudah babak belur dan pingsan.
Disisi lain ada Sastra yang masih meringkuk di ranjang memeluk dirinya sendiri. Dengan segera Noah mendatangi Sastra dan memegang tangannya. Tetapi, gadis itu langsung menepis tangan Noah refleks dan panik. Noah bersyukur saat sepertinya kedua pria tadi belum dapat menyentuh Sastra. Entah apa yang dirasakan Sastra tadi saat bersama menghadapi kedua pria besar itu. Sungguh, Noah tidak dapat membayangkannya.
"Tidak... Jangan.... Aku mohon lepaskan aku!"
"Sastra dengar... Lihat aku Noah. Aku akan menyelamatkanmu oke? Kamu tenang ya?" ucap Noah menenangkan Sastra dan dengan segera Sastra membuka mataya saat mendengar suara Noah dan gadis itu langsung memeluk Noah sembari menangis dengan kencang.
"Tenang Sastra kamu tidak papa. Sekarang kamu aman."
"Noah tolong aku... Tolong bawa aku pergi dari sini.. Bawa aku jauh dari neraka ini," ucap Sastra dengan tersengal. Dan Noah mengeratkan pelukannya seolah memberikan rasa aman untuk gadis itu.
"Tenang aku bakal bawa kamu pergi. Tapi setelah aku melaporkan orang bejat yang sudah melakukan ini kepada kamu!"
Noah langsung mengambil ponselnya di saku dan segera menelpon polisi. Setelah menceritakan semuanya Noah langsung menggedong Sastra dan membawa gadis itu keluar dari kamar. Tapi, sebelum itu Noah harus menyelesaikan dulu urusannya dengan pelaku kejahatan ini. Noah mendudukan Sastra di kursi meja makan. Sastra sendiri langsung memegang baju Noah dengan tangan bergetar. Gadis itu tidak ingin ditinggalkan karena merasa takut juga.
"Sebentar aku urus mereka dulu ya?"
"Ya Allah ada apa ini?" tanya Mirna. Mirna sendiri tadi ingin mengecek rumah utama apakah semua dapur sudah aman. Tetapi, saat masuk ke dalam rumah dia melihat Sastra dalam keadaan kacau.
"Bi tolong jaga Sastra."
Setelah mengatakan itu Noah langsung pergi dan membekuk kedua pria tadi dan mengikat keduanya supaya tidak kabur. Sedangkan, pria yang dia ketahui sebagai papanya Sastra tadi mencoba untuk berdiri dan akan kabur, tetapi dengan segera Noah menggapai Revan dan mengikatnya juga.
"Apa-apaan ini lepaskan!"
"Lo harus menanggung dosa lo dulu," geram Noah bak kehilangan rasa sopan.
Sedagkan, Almira dan Nita masih saling berpelukan dan menangis dengan apa yang sudah terjadi. Mereka berdua menyesal karena tidak menghentikan Revan.
"Non Sastra tenang ya," ucap Mirna saat kembali membawa selimut dan melingkupinya ke tubuh Sastra. Mirna mulai menyimpulkan dengan apa yang terjadi. Baju Sastra robek sana sini dan pasti telah terjadi sesuatu dengan Sastra. Namun, mengapa laki-laki tadi mengikat tuannya juga. Apakah ini semua otak dari tuannya? Sungguh, Mirna sagat tidak menyangka jika memang dalamg terjadinya semua ini adalah tuannya sendiri. Apakah laki-laki itu tidak memiliki belas kasihan meskipun sedikit?
Mirna menatap Sastra yang masih menangis dan badannya pun bergetar. Gadis ini pasti sangat trauma dengan apa yang dialaminya. Dengan segera Mirna memeluk Sastra menenangkan gadis itu.
Tak berselang lama beberapa polisi masuk dan membawa Revan beserta kedua pria suruhan Revan. Nita dan Almira mencoba memohon kepada polisi untuk tidak membawa Revan. Nita dan Almira juga terpaksa ikut untuk dimintai kejelasan kebenarannya. Tetapi, Noah langsung mengatakan untuk segera membawa mereka dan memproses mereka dan dijatuhi hukuman sesuai dengan kejahatan yang telah dia buat.
Setelah semuanya selesai Noah menghampiri Sastra dan langsung memeluk gadis itu lagi.
"Tenang saja kamu sudah aman Sastra. Apakah ada yang sakit?" tanya Noah. Dan Sastra hanya masih bergeming dalam tempatnya.
"Bawa aku pergi dari sini Noah. Aku mohon aku tidak kuat lagi berada disini. Hiks... Mereka semua jahat sama aku... Aku ingin ikut Ayah sama Ibu aja hiks... Mereka juga jahat tinggalin aku di keluarga ini. Aku gak ma hidup. Aku ingin mati."
Ucapan Sastra bak belati yang menancap hati Noah. Kehidupan gadis ini tidak sesempurna dengan parasnya. Mengapa gadis ini harus menerima semua ini? Apa kesalahan yang telah dia lakukan hingga pria yang menjadi dalang dari kejahatan ini adalah papanya sendiri.
"Aku benci mereka hiks..."
"Bawa aku pergi Noah...."
Sastra terus meracau sembari menutupi wajahnya dan menunduk. Hingga beberapa saat tubuh Sastra lunglai dan jatuh dalam dekapan Noah.
"Sastra... Bangun!"
***
Seorang gadis terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit terkenal yang berada di sebuah negara. Banyaknya alat yang terpasang di sekujur tubuh gadis itu menandakan jika gadis itu dalam kondisi yang tidak baik.Pintu ruang inap gadis itu terbuka dan menampikan sosok lelaki jangkung yang memegang setangkai bunga mawar putih yang paling disukai oleh sang gadis.
Lelaki itu menuju ke arah ranjang gadis itu dan meletakkan tangkai bunga mawar putih di atas nakas yang masih terdapat bunga mawar putih lain yang sudah layu yang menandakan jika lelaki itu setiap harinya datang menjenguk sang gadis.
"Hai, sudah dua bulan tapi kamu masih tidur aja," ucap lelaki itu sembari melihat gadis itu yang hidungnya terdapat sambungan alat pernafasan.
"Disana enak ya? Sampai gak mau balik lagi kesini, tapi itu mungkin lebih baik buat kamu karena dunia ini terlalu kejam untuk gadis seperti dirimu ini."
"Tidurlah sepuasmu, sampai kamu benar-benar sembuh, tidak usah terburu-buru jika disana kamu bahagia maka pakai sepuasnya, sedang aku disini akan selalu nunggu kamu."
"Sastra Arumi."
Noah. Laki-laki yang sudah menyelamatkan Saat dua bulan yang lalu. Tetapi, setalah kejadian itu Sastra seperti sangat tertekan dan trauma sehingga membuatnya seperti ini. Terlebih jantung lemah yang dimiliki oleh sang gadis tidur ini.
Mengenai Revan dia akan dipidanakan selama enam tahun penjara akibat kejahatannya. Sedangkan, Nita dan Almira dibebaskan karena tidak mengetahui rencana yang akan dilakukan oleh Revan.
Noah membawa Sastra pergi jauh dan dia membawa gadis itu di Singapura. Sejak dua bulan ini pun Noah tahu kalau ternyata kakaknya Sastra juga mencari dirinya. Damian sangat marah dan murka dengan apa yang dilakukan oleh papanya. Bahkan, Gama juga setelah mengetahui itu dia langsung mencari Sastra juga. Noah sendiri tahu setelah mencari kebenarannya ternyata Gama tah berkorban demi kehidupan Sastra. Tetapi, Gama malah mendapatkan tipuan dari Revan.
Sastra yang berada di Singapura ini hanya diketahui oleh Noah dan keluarganya Tamara. Tentu saja Tamara sangat marah kala itu mengetahui apa yang telah terjadi dengan sahabatnya. Sehingga, mereka membuat keputusan untuk menyembunyikan Sastra dari mereka terlebih dahulu. Dan Sastra juga bisa menghilangkan kenanangan masa lalunya yang buruk dan memulai hidup yang baru.
"Bangunlah Sastra. Kamu harus tahu kebenaran dari orang yang kamu cintai."
***
Ending!!!!!
Uhh... Akhirnya bisa kelarin juga!
Tungguin extra partnya ya!!
YSee you guys 🤎🤎
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik Sastra (completed)
General FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA VOTE DAN KOMEN SETELAHNYA Sastra Arumi tidak mengetahui mengapa kedua orang tuanya yang dulu begitu menyanyangi dan mencintainya tiba-tiba saja berubah saat seseorang datang di tengah-tengah kehidupan mereka. Tidak cukup kasi...