D e t i k e n a m

523 54 18
                                    

Sastra terkejut melihat Gama yang berada di hadapannya sekarang dengan wajah yang memerah menatap dirinya tajam.

"Gama ngapain kamu kesini?" tanya Sastra.

"Oh jadi gue gak boleh nemuin cewek gue yang gatel," sahut Gama dengan menekankan kata 'gatel'.

"Gama ini gak seperti yang kamu lihat, kamu salah paham lagi."

Gama yang mendengar itu hanya tertawa sinis.

"Gama lo jangan seolah-olah maling teriak maling ya, disini tuh yang selingkuh itu lo sama cewek satu itu!" sahut Tamara dengan kesal.

"Gue gak ada urusan sama lo ya Tam."

"Ayo pulang," ucap Gama sembari menarik tangan Sastra dengan kencang.

"Gama lepasin sakit tangan aku," ujar Sastra sembari mencoba melepaskan genggaman tangan Gama yang kencang, mungkin akan membuat tangannya nanti memerah karena kuatnya genggaman tangan Gama.

Gama tidak mengindahkan ucapan Sastra karena dirinya sudah terlanjur marah melihat Sastra yang tadi kepalanya dipegang oleh laki-laki lain,kepalanya seolah ingin pecah melihat itu.

"Tunggu, lo jangan kasar sama cewe," sela Noah dengan meregangkan tangan Gama dan Sastra.

"Anjing!" umpat Gama dan langsung menonjok wajah Noah dan Noah pun langsung tersungkur ke tanah.

"Gue udah peringatin lo kemarin supaya jauh-jauh dari cewek gue ya!"

"Gama jangan, udah dia gak salah," ucap Sastra sembari menarik tangan Gama.

"Gama lo jangan bikin keributan di rumah gue ya lebih baik lo pergi atau gue panggilin sekuriti disini," ancam Tamara.

"Lo pilih pulang sama gue atau gue pukulin cowok ini sampe babak belur," ucap Gama sembari melihat Sastra tajam.

"Enggak Sastra sama gue Gama, gue gak mungkin ninggalin Sastra sama lo yang kurang waras ini," sahut Tamara.

"Jawab Sastra!"

"Oke kalau lo pilih disini, cowok ini akan babak belur gue akan---"

"Aku pilih sama kamu tapi lepasin dia Gam," balas Sastra.

"Sastra jangan gila lo!" teriak Tamara.

"Gakpapa Tamara maaf banget buat kekacauan di rumah kamu, tolong obatin teman kamu itu," ucap Sastra menenangkan Tamara sembari melihat Noah yang masih memegang sudut bibirnya yang berdarah.

"Ayo."

***

Sastra mengcengkram baju Gama dengan kencang dia memejamkan matanya merasa takut karena Gama sekarang mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

Hingga beberapa saat motor itu berhenti di sebuah jalanan yang kosong, Sastra menjadi takut apa yang akan Gama lakukan padanya?

"Turun," ujar Gama dingin.

"Kita mau ngapain di sini Gama aku takut?"

"Cepat turun!"

Mau tidak mau Sastra langsung menuruti Gama, setelah itu Gama langsung menarik tangan Sastra masuk ke dalam hutan.

"Gama aku minta maaf jangan kayak gini aku beneran takut," ucap Sastra sembari menarik tangannya agar terlepas dari Gama.

Gama tidak mengindahkan ucapan dari Sastra dan masih menggenggam tangan Sastra.

Hingga keduanya sampai di sebuah danau, Gama melepaskan tautan tangan mereka.

"Arghhh... sial!" teriak Gama dengan kencang.

Detik Sastra (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang