Bab 1

78 33 99
                                    

☬Sudut Pandang Orang Pertama☬|•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☬Sudut Pandang Orang Pertama☬
|
•••

Banyak orang yang tidak pernah bersyukur atas kehidupannya. Bahkan, tidak satu pun dari mereka pernah memikirkan gemuruh jiwa-jiwa yang bergejolak di dalam kepedihan takdir.

"Lihatlah itu, dia sendiri lagi."

"Jangan ditemani, dia membakar panti asuhan kami yang sebelumnya, bahkan dia menyalahkan teman kami yang tiba-tiba saja menghilang ditelan bumi."

"Apakah dia membunuh teman kalian?"

"Entahlah, siapa tahu itu kebenaran."

Mereka menyebutku orang yang jahat.

Aku sudah terbiasa menjalani hidup sendirian. Tidak ada orang yang mengasihiku. Kehidupanku diliputi keabu-abuan, tanpa orang tua, tanpa keluarga, dan tanpa teman. Syukur yang ada, tidak akan pernah cukup untuk memadamkan dahaga hasadku.

Bila ditanya, apa keinginanku. Maka, aku akan lebih dulu menjawab jika aku ingin menjadi seorang samurai. Aku menyukai kisah yang kini melegenda pada zaman sekarang. Sebelum tidur, aku selalu berharap jika aku adalah keturunan seorang samurai dan aku sangat ingin menyentuh pedang katana secara langsung. Tetapi, semuanya tidak pernah terwujud. Keinginanku terkubur, dan terlelap dalam tangisan akan kehampaan hidupku tanpa cinta.

Aku duduk sendirian di sudut ruangan. Namun kali ini terasa tidak biasa. Panti asuhan yang menjadi tempat tinggalku selama kurang lebih lima tahun, sudah terbakar habis tak bersisa. Para suster penjaga panti asuhan menyalahkanku sendiri, padahal semua ini terjadi karena kesalahan tidak disengaja oleh teman sekamarku, yang tanpa sengaja meletakkan lilin menyala di dekat tirai.

Kami, anak-anak dari panti asuhan itu, termasuk aku, dipindahkan ke panti asuhan yayasan Jasmine yang terletak di sebuah kota kecil di sudut California. Mungkin bagi anak-anak lain, tempat ini terasa seperti Surga dunia. Namun, bagi diriku, tempat ini adalah Neraka.

Sejak tiba di sini, aku menjadi sasaran siksaan dan intimidasi dari anak-anak remaja yang sudah ada di panti asuhan ini. Mereka menggunakan aturan senioritas untuk membuatku semakin menderita. Selain itu, aku juga sering mendapatkan perlakuan kasar dari pihak pengasuh yang kurang sabaran.

"Milky, apa yang kamu lakukan?"

"Kenapa kau membuatnya menangis?"

Aku hanya diam, tidak mampu berkata.

Aku sering disalahkan atas kesalahan yang tak pernah kuperbuat sekali pun.

Hukuman fisik sering kali diberikan kepadaku secara tidak adil dan ketika aku mencoba untuk berbicara tentang masalah yang sedang kuhadapi, para pengasuh itu hanya bisa acuh tak acuh.

Bimasakti - Dark Beggining Of AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang